SEBUAH KASUS YANG MELIBATKAN HRD
Belum lama ini viral sebuah video pendek di tik tok yang dikirim dari akun ©2023 Merdeka.com/tiktok @satyakamajayayahoo.co.id yang menggambarkan sebuah adegan orang yang ditawarkan dari HRD sebuah perusahaan padat karya di sebuah kota besar di Indonesia, dimana orang dari HRD tersebut dengan dikelilingi oleh ratusan pekerja memberikan pengumuman bahwa pemotongan gaji para pekerja yang baru saja dilakukan karena memang karena kondisi perusahaan sedang mengalami masalah keuangan yang sangat serius. Dengan kata lain karena keadaanlah yang memaksa terjadinya keadaan tersebut.
Dalam video tersebut juga terlihat ada penawaran dari pihak HRD: Siapa para pekerja yang ingin keluar silahkan, siapa yang ingin terus bergabung silahkan juga. Pintu terbuka lebar. Bila semua pekerja ingin keluar tidak apa, katanya.
Tidak jelas di video itu, apakah masih ada yang bertahan untuk tetap bekerja atau tidak. Namun memang sempat terlihat banyak pekerja yang menyatakan keluar.
HRD hanya kepanjangan tangan Top Manajemen. Semua keputusan ada di sana. HRD hanya menyampaikan hasil keputusan pihak Top Manajemen. Yang jelas para pekerja yang memutuskan untuk keluar, hak haknya harus dipenuhi perusahaan.
HRD selalu dalam posisi dilematis, di satu sisi sebagai kepanjangan tangan Top Manajemen, di sisi lain adalah meruapakan bagian dari para pekerja. Bukankah Manajer HRD adalah juga seorang pekerja?
Yang jelas pula dengan adanya peristiwa itu tentu berimbas pada performa (nama baik dan kehormatan) perusahaan tersebut. Dari video itu jelas Perusahaan sudah menyerah, jadi sudah siap bila masalah itu akan dibawa ke Dinas Tenagakerja setempat. Mungkin mereka juga sudah siap dengan pesangon dan yang lainnya . Meskipun barangkali efeknya tidak hanya pesangon dan yang lainnya, tapi juga terjadi orderan buyer yang tertunda dan juga ada menurunnya kepercayaan dari buyer.
Padahal bila ada keterlambatan pengiriman barang orderan buyerdapat dianggap wan prestasi atau bahkan perusahaan tersebur dapat dinyatakan pailit.
Perusahaan dalam posisi begini memang dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Tapi bagaimanapun sebuah pilihan harus dipilih, walaupun itu pilihan pahit.
Bisa jadi situasi semacam itu tidak hanya terjadi pada kali ini saja, tapi sudah terjadi kesekian kalinya. PMakanya para pekerja sudah lelah dan jenuh. Kesabaran mereka ada batasannya.
Kalau di video itu ada narasi "HRD koyok ngene enake diapakno lur?" (HRD seperti ini enaknya diapakan bro?). Menurut saya ya tidak usah diapa-diapakan, masih mendingan ada ketegasan sikap seperti itu daripada tidak ada kejelasan. Yang penting perusahaan siap dengan konsekuensinya.
Yang parah itu bila sebenarnya sebuah perusahaan mampu membayar lembur secara wajar misalnya, tapi kemudian mereka berusaha kalau dapat ngerjain para pekerjanya, terus mereka akan ngerjain terus. Atau dalam memberi gaji selamanya UMK terus. Ini sangat payah.
Mestinya memang bila akan mengambil tindakan seperti di video itu harus melibatkan Tri Partit: Pihak Perusahaan, Perwakilan Pekerja, dan Dinas Tenagakerja. Tidak bisa seperti koboi. Tapi rupanya situasi yang digambarkan di video itu dirasa tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu.
Have a nice day.
NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "SEBUAH KASUS YANG MELIBATKAN HRD "
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.