Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BOLEHKAH JATUH CINTA DI USIA YANG TIDAK MUDA LAGI?

Suatu ketika seorang teman baik saya, seorang yang tidak muda lagi mencurahkan perasaan hatinya yang terdalam, itu katanya, kepada saya. Dan sudah menjadi kebiasaan saya mendengarkan dengan serius, mendengarkan dan memperhatikan curhatan hati dari seorang teman baik.

"Saya semula menaruh simpati terhadap perjuangan wanita itu," Dia memulai kisahnya. "Dia wanita yang baik tapi bersedia menjalani nasibnya yang tidak baik dengan baik. Dia mempunyai komitmen yang sulit dipahami oleh orang lain, bahkan oleh keluarganya sendiri."

Saya mulai tertarik mendengarkan ceritanya.

"Wanita itu mempunyai kisah masa lalu dengan berlatar belakang yang penuh liku."

"Sebentar," potong saya. "Darimana anda tahu bahwa dia wanita yang baik?"

"Dari cara bicaranya. Dari kesungguhan cara sikap dan bagaimana dia berbicara. Dari jadwal kegiatan harian yang termasuk jadwal kegiatan kerjanya. Dan saya sangat percaya kepadanya. Dia seorang wanita yang tegas dan lugas."

"Baiklah," sergah saya. Saya tahu teman saya ini bukan orang yang bodoh. Bukan orang yang sembarangan. Dia seorang yang teliti dan tidak begitu saja dengan mudahnya mempercayai orang. Dia akan melakukan penelitian dari berbagai cara. Selalu mengadakan adu argumentasi meskipun terkadang hanya dengan dirinya sendiri. Dia bukan orang yang mudah dipermainkan. Dalam mengambil kesimpulan pun dia akan bertindak dengan cukup berhati-hati. Dia akan mencermati setiap perkembangan kejadian yang terjadi. Dia akan dengan sabar menanti apa yang akan terjadi.

"Anda sudah bertemu secara langsung dengan orangnya? Berapa usianya?" tanya saya.

"Belum pernah." Jawabnya dengan terus terang. "Kami berdialog lewat WA. Dan saya tidak secuilpun meragukan kesungguhanya. Beberapa kali kami berdialog secara akrab, secara sangat intens. Usia kami terpaut selisih dua puluh satu tahun." Tentu saja mudaan usia wanita itu, batin saya sambil tersenyum.

Guno Display
"Terus bagaimana?" Tanya saya. Setahu saya, dari dulu teman saya ini tidak suka berprangka jelek terhadap orang lain. Dia lebih mempercayai intuisinya daripada hanya sekedar berprasangka yang bukan-bukan.

"Wanita itu terus berjuang untuk memperbaiki semuanya. Menyiapkan masa depannya beserta kedua anaknya. Aku salut dengan perjuangannya. Aku menaruh respek padanya."

"Sebentar," kata saya. "Dia sudah punya anak berarti dia sudah berkeluarga dong. Apakah dia sudah bercerai?"

"Belum bercerai. Bahwa nanti akan bercerai atau tidak saya tidak tahu. Itu bukan urusan saya. Saya tidak berani memastikan. Kalau ada masalah memang benar."

Teman saya diam sejenak. Terlihat sekali dia sedang menata hatinya. Saya pura-pura tidak tahu dengan memakan beberapa kue yang ada dihadapan kami. Tiba-tiba dia berkata dengan perasaan berat seolah ada beban besar yang menggelayutinya.

Dia memanggil nama saya..

"J.." Dia memang biasa memanggil saya begitu.

"Ya?" Jawab saya.

"Apakah saya.. apakah saya.." bicaranya terputus.

"Katakan saja," kata saya menenangkan dia. "Di sini tidak ada harimau yang siap menerkam anda."

"Apakah saya salah bila saya jatuh hati padanya?"

Saya sampai tersedak mendengarnya. Tapi dengan cepat saya mencoba menenangkan diri.
"Tidak. Tidak ada yang salah." Kata saya sungguh-sungguh. Saya melanjutkan, "Kita manusia mempunyai perasaan yang entah itu sensitif atau tidak. Kita boleh kok merasa jatuh cinta lagi. UUD 45 dan Panca Sila juga tidak melarang." Canda saya sambil tertawa untuk mencairkan suasana. "Hanya saja.." saya melanjutkan kata-kata saya dengan sungguh-sungguh. "Saya ingin bertanya: Benarkah anda telah jatuh cinta padanya? Ataukah hanya jatuh kasihan padanya saja?"

Dia berpikir dalam-dalam kemudian menghela napasnya.

"Kurasa aku telah jatuh cinta kepadanya karena aku begitu kagum pada perjuangannya yang begitu gigih. Aku sangat salut tentang itu. Dia sangat pantas untuk dicintai. Aku mau berjuang untuk dia. Semampuku tentu saja. Tapi itu tergantung dia, mau menerimanya atau tidak." Dia berkata begitu sambil menatapku seolah meminta penilaian dariku.

Aku mengangguk pelan. Dia kalau sudah berbicara iya, pasti sudah diperhitungkan secara serius dan pasti bersikap sungguh-sungguh.

"Apakah dia pernah mengatakan bahwa dia juga mencintai anda?" Tanya saya.

Dia menjawab dengan tanpa keraguan sedikitpun. "Ya."

"Dan anda percaya dengan apa yang dikatakannya?" Tanya saya lagi.

"Sejauh ini, ya."

Guno feed
"Baiklah," kataku. "Anda tahu bukan kalian sama-sama sudah berkeluarga?" Saya menatap tajam ke arahnya ingin mengetahui reaksinya.

"Iya saya tahu." Katanya dengan penuh ketenangan. "Kami sangat menyadari itu dan kami juga tidak ingin merusak itu. Kami sama-sama tahu diri dan menjaga diri. Cinta tidak harus saling memiliki bukan?" Katanya dengan tenang. Saya sangat setuju itu. Kita tidak muda lagi. Lagipula esensinya cinta kan saling menghargai, saling menghormati, saling mempercayai, dan saling berbagi. Saya salut karena dia seperti yang saya kenal selama ini, selalu dapat mengontrol diri.

"Terus bagaimana?" Tanya saya.

"Ya kami akan tetap melaksanakan dan menyelesaikan tugas dan permasalahan kami masing-masing." Katanya menjelaskan.

"Kami tidak suka ribut-ribut. Kami bergerak dalam diam. Saya pribadi setiap waktu siap menampung dan mensupport dia saja. Kapan saja. Bahwa dia akan berbalik pikiran ya saya siap saja. Bisa saja kan tiba-tiba orang mempunyai pemikiran yang tidak stabil? Dan saya sangat menyadari tidak mempunyai hak apa-apa atas dirinya. Dan itu akan terus begitu entah sampai kapan." Teman saya ini dari dulu memang paling bisa memahami keadaan orang.

"Sebentar," kata saya. "Tapi anda tetap komit dan konsisten untuk mencintainya?" Saya sangat menunggu jawabannya.

"Tentu saja begitu. Mengapa tidak?" Jawabnya mantab.

Memang, bukankah dalam hidup itu komit dan konsiten adalah merupakan harga mati dan perlu diperjuangkan? Dan itu dapat
menjadi value seseorang. Menjadi eksistensi seseorang.

Have a nice day.



Notes: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
Guno Artikel

Posting Komentar untuk "BOLEHKAH JATUH CINTA DI USIA YANG TIDAK MUDA LAGI?"