Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

"KITA" SUDAHKAH ANDA MENGENALNYA?

Sekali waktu ketika anda sedang duduk sendirian santai di rumah, cobalah lakukan ini, secara pelan-pelan saja, dan resapilah :


Usaplah wajah anda, kedua tangan anda juga telapak tangan kemudian dada, turun ke perut, kemudian turun lagi ke dua kaki anda. Ketika mengusap ajaklah bicara sambil berbisik: "Wahai ragaku, suatu saat kita akan berpisah. Aku akan menuju ke tempat lain demikian juga engkau. Dimana aku ke alam keabadian, sedang engkau akan dimakan cacing tanah hingga rusak bercerai berai, rusak dan membusuk di dalam tanah. Sejak aku ada sebagai bayi yang dilahirkan hingga tumbuh seperti sekarang kita selalu bersamasama. Suka, duka, senang susah, dipuji orang, dihina orang kita lalui bersama. Begitu juga ketika bagianmu ada yang sakit karena ada yang tidak beres, ada yang luka karena kebodohanku sehingga aku merasa telah menyianyiakanmu, kita selalu kompak dan solid bersama-sama mencari cara dan obatnya untuk menyembuhkanmu. Bagaimanapun ketidakberesannmu adalah rasa sakitku juga. Begitu juga bila engkau dalam keadaan baik-baik saja, aku merasa sehat, dan itu sangat membantuku untuk mencari rejeki untuk menutupi kebutuhanku, baik untuk keluaraga, syukur orang lain, dan untuk berkontribusi kepada pekerjaanku."

"Selama ini kita selalu bersama. Bahkan ketika aku dipanggil orang dengan menyebut namaku, sesungguhnya itu juga memanggilmu. Begitu juga ketika bagian tubuhmu ditepuk orang, sesungguhnya dia memanggilku. Ketika aku makan enak, minum enak, sesungguhnya engkau yang merasakan dan memprosesnya dimana yang bermanfaat kau serap sedang yang tidak kau buang. Ketika tidur enak atau tidak bisa tidur, kaulah yang merasakannya karena itu membuatmu tetap beraktivitas atau tidak bahkan rasanya tersiksa atau santai. Bahkan ketika aku dijuluki berparas cakap, engkaulah sesungguhnya yang berparas cakap itu, tapi aku yang menjadi sombong dan merasa puas dengan panggilan itu serta memanfaatkan keadaanmu, bukankah itu tidak adil wahai ragaku? Padahal dapat menjadi semua itu adalah pemberian Tuhan bukan karena prestasiku, karena usahaku. Sesuatu yang gratis. Sesuatu yang asal pakai. Aku sungguh malu kepada mereka yang dianugerahi paras yang tidak cakap, biasa saja, bahkan buruk atau cacat tapi hati dan raut wajahnya selalu menampakkan kegembiraan, keceriaan, kebahagiaan, kelapangan, senantiasa mengucapkan puji puji syukur dengan segala ketulus iklasan yang ada."
Guno Display

"Bila sudah waktunya Tuhan memangilku, saat itulah aku berpisah denganmu wahai ragaku. Kita berpisah. Seumur hidup saat itulah aku baru bisa memandangimu secara langsung. Maafkan aku bila selama ini aku menyianyiakanmu karena kurang bisa merawatmu dengan baik, bahkan malah memanfaatkanmu, mengeksploitasimu, mengambil keuntungan darimu. Engkau memang aku beri beberapa bagian untuk dirasakan, untuk dimakan, kenikmatan tapi sesungguhnya akulah yang merasakan kenikmatan dan kepuasan yang sesungguhnya. Lebih celakanya itu semua membuatku menjadi sombong dan lupa diri, dan terus saja membuat dosa. Dan membuatku menjadi tidak berguna. Aku tidak bisa membayangkan bagi mereka yang suka berzina. Sungguh celaka mereka karena zina tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya siksaan kelak. Kaupun sebenarnya tidak suka karena tidak ada faedahnya bagimu."

"Bila aku dipanggil Tuhan, marilah kita saling mendoakan yang baik, bukankah kita adalah satu? Mari kita saling mendoakan semoga Tuhan berkenan selalu menjaga kita dalam kebaikan. Memperlancar perjalananku dan mengampuni segala kesalahanku dimana engkau dulu juga terseret berbuat salah karena melakukannya atas kehendakku yang mungkin saja sebenarnya engkau tidak setuju namun aku selalu telah memaksamu. Sedang kepadamu aku mendoakan semoga engkau lebur dengan tidak meninggalkan suatu kesiasiaan bagimu. Engkau adalah raga yang terbaik. Tidak pernah mengecewakanku, justru akulah yang sering mengecewakanmu. Aku sangat berterimakasih atas kesetiaanmu, atas sumbangsih yang kau berikan, atas segala pengorbananmu. Aku berjanji, bila Tuhan mengijinkan aku akan selalu menjengukmu, menangisimu dan berdoa untukmu. Aku akan selalu senantiasa mengasihimu. Bukankah dari dulu kita selalu saling mengisihi?"

Jadi begitulah. Anda sesungguhnya adalah dua. 


Guno feed



Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu akan muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.

Guno Artikel

Posting Komentar untuk ""KITA" SUDAHKAH ANDA MENGENALNYA?"