Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENANG TIDAK UNTUK HARI INI sebuah langkah yang jitu

 

Saya punya teman kalau pas makan di warung makan matanya selalu jelalatan ke sana ke mari.
Guno Display
Bukan ke dalam warung, tapi ke luar warung. Bila sudah ketemu targetnya, diapun lantas tersenyum puas. Semakin banyak targetnya dia tambah gembira. Targetnya tidak banyak banget memang. Setidaknya sepuluhlah masih oke.
Dan mulailah dia beraksi. Selesai makan, dia pesan empat bungkus lagi (sesuai kebutuhan) plus es teh ke penjual warung. Dan sambil bersiul riang dibagikannya empat bungkus tadi kepada orang-orang yang dianggap perlu dibantu. Ada tukang becak,  anak penyemir sepatu, anak jalanan, musafir, atau yang lainnya.
Teman yang satunya lain lagi. Setiap hari Jum’at pagi setelah subuh, dia berkeliling pakai sepeda motor. Anaknya yang terkecil berusia antara 2 tahun dibawanya bonceng di depan. Dulu kakak-kakaknya juga diperlakukan sama. Biar tahu dan belajar, kata teman saya. Apa yang dilakukannya? Dia membawa sepuluh amplop kecil  masing-masing berisi uang 25 ribu. Untuk apa? Dibagi-bagikan ke orang-orang yang menurutnya perlu di sumbang. Ada tukang sapu jalan, tukang becak, anak-anak penjual koran, musafir, dan sebagainya. Tidak eman-eman memberi uang orang-orang sebesar 1 juta tiap bulan? Tidak, jawabnya. Tuhan memberi rejeki cukup untukku dan keluargaku. Padahal kewajiban zakat 2,5% tiap tahun juga sudah dia keluarkan.
Teman yang ini lain lagi. Di samping dia juga hobi bersedekah dan menolong orang lain, setelah pensiun dia total mengabdikan dirinya untuk mengurusi masjid di dekat rumahnya, termasuk bersih-bersih, ngepel, ngecat, betulin genting, merapikan pohon, kirim sajadah ke loundry, dan sebagainya. Dari dulu dia suka begitu. Hanya setelah pensiun dia punya waktu lebih untuk lebih fokus. Padahal terakhir dia menjabat sebagai kepala bidang di suatu instansi yang cukup bergengsi dan keren. Tidak malu?  Tentu saja tidak. Dia malah malu kepada Tuhan jika tidak mau melakukan hal itu. Tuhan yang maha kaya dan maha kuasa saja yang memiliki alam semesta bahkan alam akhirat tidak pernah segan dan malu membantu hambanya. Setiap waktu. Ke siapapun dia. Di mana saja. Siap dipersepsikan apa saja. Kepada yang tidak pernah ibadahpun oke. Termasuk yang telah berbuat jahat.
Yang satu ini lain lagi. Setiap ada sholat Jum’at dia membeli 50 roti dan 1 dos aqua gelas. Kok hanya segitu? Ya mampunya memang segitu. Yang penting iklas. Untuk apa? Untuk orang-orang yang selesai sholat Jum’at. Bahwa ternyata yang menyebu kebanyakan anak-anak, dia malah semakin senang dan bersyukur karena roti-rotinya telah menjadi motivasi bagi anak-anak untuk mau sholat berjamaah di masjid.
Dulu kita pernah dengar ada seorang tukang becak yang menggratiskan penumpangnya di setiap hari Jum’at. Dari pagi hingga sore. Tidak rugi? Dia justru merasa rugi besar bila tidak melakukan itu. Mumpung sehat, mumpung dimodali usia.
Orang-orang seperti ini memang jarang ada, tetapi ada. Mereka ingin mencontoh sifat Tuhan yang maha memberi. Sesibuk apapun, sepunya apapun, kepada siapapun, dia ingin melakukan itu. Tidak ada beban, tidak ada perhitungan.Tidak pula berharap mereka akan mendapatkan pahala. Mereka tidak ingin bertransaksional dengan Tuhan. Tidak ingin memerintah Tuhan. Tidak ingin mendikte, menyuruh atau menodong Tuhan.  Terserah  Tuhan saja. Mereka merasa tidak berhak apa-apa. Tidak ingin menepuk dada. Pasrah. Yang mereka tahu bahwa seberapapun rejeki yang diterimanya ada hak kepunyaan orang miskin di situ, milik orang dhuafa. Serakah kita bila ingin memiliki semuanya. Kita menjadi perampok. Makanya mereka merasa lega bila telah berbagi kepada sesama.
Ada video yang amat menarik di youtube. Dan ribuan orang sudah menontonnya. Dan banyak dari mereka yang tergugah perasaannya. 
Adalah Muadz seorang remaja cowok usia sekitar 13 tahun, yang buta sejak lahir dan hafal Al Qur’an 30 juz yang sedang diwawancarai oleh Syaikh Fahad seorang Imam Masjid Besar dan live show secara langsung dipancarkan oleh sebuah studio TV terkenal. Muadz selain dikenal sangat taat beribadah, juga dikenal sebagai seorang yang sangat cerdik meski sekolah formalnya rendah.
Muazd mengatakan dia sangat takut dan patuh kepada Tuhan. Namun demikian, di setiap shalatnya baik yang wajib maupun sunah, Muadz tidak pernah berdoa meminta agar penglihatan matanya disembuhkan Tuhan. Dia ingin tetap dalam keadaan buta begitu, sehingga kelak dalam persidangan tentang perhitungan amal di akhirat dia selamat atau mendapat kemudahan dari hujjah Allah. Tidak tertipu oleh semaraknya dunia.
Mendengar itu, si pewawancara dan seluruh crew TV menangis dibuatnya. Mereka terkesima, betapa banyak orang berlomba-lomba mencari kenikmatan di dunia baik dengan cara halal maupun haram, si Muadz yang buta tidak merasa tertarik. Muadz hanya tertarik pada kehidupan di akhirat kelak.
Tuhan selalu dibuat tersenyum oleh tindakan mereka.
Have a nice day.

Guno feed
NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih .
Guno Artikel

Posting Komentar untuk "MENANG TIDAK UNTUK HARI INI sebuah langkah yang jitu"