SAYA BELAJAR MENULIS SECARA AUTODIDAK. ANDA PUN BISA MELAKUKANNYA.
Saya belajar menulis sama persis dengan ketika pada saat saya belajar bermain gitar. Tidak mengundang guru privat tapi hanya dari hasil saya mengamati teman saya yang sedang bermain gitar. Tentu saja tidak dengan hanya sekali melihat tapi dengan cara beberapa kali melihat. Mencermati. Memperhatikan. Dan bila gitar itu tidak sedang dipakai, saya memberanikan diri untuk meminjam gitar tersebut dan mencoba memainkannya sendiri. Bahwa saya menemui kesulitan itu sudah pasti. Cara memegang cordnya saja masih belum benar, masih sering melakukan kesalahan. Masih berkeliaran. Apalagi sudah kokoh.
Tapi saya tidak pernah menyerah. Tidak pernah malu untuk terus bertanya kepada teman saya serta selalu mengulang bagaimana cara memegang cord yang benar dan kokoh. Dan saya sesekali minta diajari secara perlahan saja. Tapi teman saya orangnya sibuk. Ada saja tugas yang harus dikerjakan. Jadi ya saya dapat memakluminya, jadi bila sesempatnya saja kapan dia mengajari saya. Saya hanya sering mengamati saja. Karena belajar sendiri jadi ya jalannya sering ngawur. Dan yang jelas saya belum dapat memetik sinar gitar, tapi membunyikan gitar dengan cara menggenjrengnya. Dan gilanya waktu masih belajar malah cara menggenjreng senarnya dengan cara yang relatif keras, maksud hati agar menjadi mantap. Tapi saya menyadari konsekuensinya. Jadi misalnya bila ada tetangga yang marah kepada saya, saya dapat makluminya. Namun untungnya belum pernah ada yang marah kepada saya. Mungkin mereka terpesona dengan tampang saya yang memang selalu terlihat sangat memelas itu.
Dalam menyanyikan sebuah lagu tidak pernah dapat tampil bagus. Sudah langganan fals. Kalau dapat membawakan dengan bagus malah lucu. Sedang belajar kok bisa tampil bagus, logikanya dimana? Bikin merinding saja.
Namun dengan modal kesabaran dan nekat, lama kelamaan ya akhirnya bisa juga. Meskipun masih dalam tataran "yang penting bisa, tidak pintar tidak apa". Mau mendengarkan ya syukur, tidak sudi mendengarkan ya syukur. Begitu saja kok repot.
Demikian juga proses kreatif saya dalam menulis. Awalnya dari sekedar membaca karya orang. Tapi dari beberapa kali membaca karya orang akhirnya saya tertarik untuk ikut menulis, dan bahkan saya menemukan sosok penulis yang konsisten dalam menulis. Tidak hanya dari satu orang tapi dari beberapa orang. Saya sangat terkesan dengan penampilan tulisan mereka.
Dari hanya sekedar ketertarikan konsistensi lama-lama saya juga menemukan komitmen di tulisan mereka. Dari konsistensi dan komitmen inilah terlahir beberapa karya yang semakin bagus. Halus, detil, dan elegan. Intinya enak dibaca serta mampu memberikan inspirasi. Dan saya sangat percaya bahwa tulisan yang bagus dan menarik akan dapat mengundang orang untuk membaca dengan sendirinya. Tidak perlu membuat pengumuman segala.
Tulisan yang bagus terlahir dari jiwa yang bersih, ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam menulis. Ada totalitas di sana. Orang yang dalam keadaan totalitas dalam menulis jiwanya serasa terbang bebas melayang kemana-mana. Menembus berbagai dimensi, ruang dan waktu. Sukmanya serasa berjalan menjelajah ke dunia maya. Padahal raganya sedang tegak duduk di kursi menghadapi komputer.
Ketika sudah serius, tidak lagi dia peduli bahwa dia sebenarnya sedang dalam tahap berlatih. Dia hanya sedang berkonsentrasi serta memusatkan pikiran demi memperhatikan bagaimana caranya agar dapat menghasilkan sebuah tulisan yang baik. Yang enak untuk dibaca. Yang enak untuk dinikmati. Melakukan kesalahan saat menulis itu biasa. Dapat diulangi lagi dan hasilnya bisa saja malah nanti semakin bagus.
Dia hanya berpikir bagaimana dia dapat menjamu para tamu terhormatnya yaitu para pembaca blognya sehingga mereka menjdi puas dan terkesan.
Ibarat masih dalam tahap belajar bermain gitar sambil belajar bernyanyi (meskipun fals), dia tidak peduli. Dia akan terus belajar, dan belajar. Dia membutuhkan masukan, komentar, bahkan kalau perlu kritikan. Dan dia sangat percaya dari itulah dia akan dapat tumbuh berkembang semakin besar dan kuat. Sehingga, ibarat pohon, dapat memberikan manfaat, baik enak dipandang maupun hanya sekedar untuk berteduh saja. Dia akan lebih bersyukur bila buahnya juga dapat dimakan. Dengan demikian karyanya dapat dimaknai dari semua sisi.
Sama seperti anda ingin menjadi apa, tidak perlu harus mempunyai bakat atau darah keterunan. Tapi cukup mempunyai minat, giat berlatih, tidak pernah bosan, tidak gampang meneyerah, serta terus menerus mau mengasah diri, akan tercapai akan menjadi sesuatu seperti yang anda inginkan. Anda akan terkejut melihat hasilnya. Percayalah, ANDA PASTI BISA.
Have a nice day.
Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "SAYA BELAJAR MENULIS SECARA AUTODIDAK. ANDA PUN BISA MELAKUKANNYA."
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.