SAJAK WS RENDRA: WANITAKU WANITAKU
Wanitaku wanitaku
Gerimis menampar mukaku
Dan aku berseru kepadamu
Di manakah kamu wanitaku?
Kamu menghilang di belakang hotel
Di dalam kabut kuburu kamu
Kamu lari ke dalam bis kota
Dan lenyaplah kamu untuk selamanya
Aku bernyanyi di dalam kamar mandi
Dan tiba-tiba tubuhmu yang telanjang terbayang lagi
Apakah kau mengerti kesepianku?
Sukmaku mengembara ke dalam rumah
Di antara buku-buku
Gambar-gambar wanita telanjang
Meja makan yang berantakan
Ranjang yang berbau mimpi
Aku menangis
Hubungan kita sia-sia
Sukmaku menjelma menjadi seekor kucing tua
Yang lalu mengembara luput ke dalam perkampungan
Sudah sekian lama
Sudah berbulan-bulan
Sudah bertahun-tahun
Sudah berabad-abad
Melewati kepulan debu
Melewati angin panas
Melewati serdadu dan algojo
Melewati anjing-anjing
Aku memburu
Memburu
Memburu
Berburu
Berburu
Di atas Harley Davidson
Mencari sukmaku dan sukmamu
Yang telah lenyap bersama
Yogyakarta, Desember 1971
Sajak ini ditulis tahun 1971 berarti ketika Rendra atau yang dikenal sebagai si burung merak saat itu berumur 36 tahun. Sebuah umur yang masih bernas dalam menggejolakkan rasa asmara yang bersemayam di dalam dada.
Lihatlah kalimat yang ada. Walaupun lugas, vulgar dan sederhana namun masih terlihat sangat semangat dan gagah, menggigit dalam meneriakkan gelora suara anak muda. Sajak-sajak Rendra liar dan nakal.
Dalam membaca sajak Rendra memang dikenal sangat khas ketika saat harus berteriak. Kerongkongan Rendra memang bukan kerongkongan seorang penyanyi tapi kerongkongan seorang penyair. Jeritan dari mulut Rendra mampu menggapai isi relung hati yang paling dalam. Aksen kata-katanya mampu memprotes suasana yang membekap kemerdekaannya.
Rendra adalah sosok pemberontak dan selalu ingin mendobrak segala hal yang dirasa mengungkungnya. Dia sangat membenci segala hal yang dirasa membelenggu hatinya. Rendra adalah tipe orang yang tidak bisa diam. Dia alot. Dia tanpa diminta akan berbuat atraktif dan demonstratif untuk sesesuatu yang menurutnya harus diperjuangkan.
Apalagi soal asmara, jangan tanya. Baginya rasa rindu harus disuarakan. Harus diteriakkan. Baginya cinta harus diperjuangkan. Dideklarasikan. Biar orang pada tahu. Baginya cinta itu sosok yang lugas, jujur, dan sederhana, bukan sosok kemunafikkan atau disembunyikan.
Dan masalah asmara toh bukan hanya milik kaum pria saja. Bahkan di jaman sekarang kaum wanita pun tidak kalah garang dalam meneriakkannya bila dibandingkan dengan kaum pria.
Semua insan merasa berhak untuk mengutarakan rasa cinta. Asmara adalah milik semua orang. Asmara adalah tawanan yang menawan. Orang bijak berkata: TIDAK ADA YANG SALAH DALAM CINTA. YANG ADA ADALAH MENCINTAI ORANG YANG SALAH.
Have a nice day.
Notes: tulisan lainnya dapat dilihat di:
guno-menyikapimasalah.blogspot.com (Perpustakaan abadi).
guno-idea.blogspot.com Perpustakaan abadi in English).
Diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "SAJAK WS RENDRA: WANITAKU WANITAKU "
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.