Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEGERA BERGERAKLAH, JANGAN MEMBUNUH KREATIFITASMU SENDIRI

Sukses sama dengan menulis: Tidak perlu bakat. Tidak perlu harus karena ada darah keturunan. Ketularan orang lain mungkin bisa jadi tapi hasil cetakan dari orang lain secara 100% tidak. Kita semua tahu sukses tidak dapat dijangkau secara instan. Tidak bisa dari hasil mantra: Sim salabim. Terus jadi.


Sukses sama dengan menulis: Perlu upaya, perlu perjuangan, perlu rajin  mengasah talenta. Sudah berusaha tapi tidak mempunyai hasil seperti yang diharapkan, itu biasa. Tiba-tiba dihadang rasa jenuh, itu biasa. Bahkan merasa jengkel di tengah jalan, itu sangat biasa.


Sukses sama dengan menulis: Perlu latihan terus menerus. Tahan banting. Tahan diketawai orang. Bahkan harus tahan dikritik. Semakin dikritik semakin nekat.


Setiap orang ingin sukses, tapi tidak semua orang ingin menjadi penulis. Itu wajar saja, tidak perlu dipersoalkan.


Guno Display

Ibarat membangun sebuah gedung pencakar langit, harus dimulai dari menyemen sebuah bata dulu. Setelah itu berproses. Demikian juga dengan menulis, tidak perlu harus membuat konsep dulu. Langsung saja menulis. Bila dalam menulis dirasa ada yang salah, hapus saja, terus menulis lagi. Tidak usah takut, tidak usah ragu. Tidak ada yang menyalahkan. Tidak ada yang perlu diragukan.  Bila ada yang dirasa belum bagus, diperbagus lagi. Kejadian hari ini sudah dianggap bagus ternyata besok dirubah lagi, hal seperti itu sudah sering terjadi. Dalam menulis yang terpenting terus menulis. Jangan berhenti. Bila berhenti, berarti anda sendirilah yang membunuh kreatifitas anda sendiri.


Berangkat dari idealis itu bagus. Berangkat dari realistis itu penting. Ini tidak hanya dalam menulis, dalam menapaki suksespun begitu. Baik dalam kehidupan atau dalam karir. Begitu juga untuk bidang-bidang yang lain.


Dulu ketika belajar menulis, saya persis sama dengan teman-teman yang lain: sentimentil, lemah gemulai, lebay, egocentris. Tema yang sedang dirasakan, apa yang saya pikirkan, mendayu-dayu, mendesah, menggeliat. Pokoknya yang dalam koridor untuk kebutuhan diri sendiri.  Narsis.


Namun seiring waktu, seiring tahapan proses, wacana mulai terbuka. Tema menulis bisa berdasarkan informasi dan fakta yang ada. Ibarat membaca koran, jangan hanya dibaca yang berita kota saja. Jangan dibaca yang hanya berita di negara kita saja. Bacalah juga tentang berita dunia luar negeri. Perlebar wacana kita. Namun karena saya menulis di blog yang tentunya pasti juga di baca oleh orang-orang yang di luar negeri, jadi saya cukup selektif dalam menulis. Misalnya saya tidak akan menulis yang sekiranya bisa memalukan negara kita. 


Menapaki suksespun harus dimulai dari sejengkal langkah yang kemudian berkembang. Perlu diketahui pada tahun 2017 pelari tercepat dunia Usain Bolt lari jarak 100 meter dapat ditempuh dengan waktu 9,58 detik. Betapa cepatnya. Dulu tidak ada yang secepat itu. Namun adanya proses waktu, adanya proses latihan, maka jadilah capaian yang menggumkan. Coba kalau kita dalam lari 100 meter mungkin hitunganya sekin menit, bukan detik.


Bahwa ada persamaan dalam menulis dan menempuh kesuksesan yaitu apa yang akan kita perbuat dan dimulai darimana. Saya bukan ahli konseling tapi mari kita pikirkan secara bersama-sama.


Tadi sudah saya tulis YANG PENTING REALISTIS BUKAN IDEALIS. Tapi jangan salah, idealis itu juga perlu. Mencari kesempurnaan itu perlu. Tapi itu nanti. Satu-satu. Bertahap. Mencari dan menetapkan dasarnya itu yang nomor satu. Yang lainnya, nanti.


Kebahagiaan jangan dicari tapi diciptakan. Saya kira pengertian ini bisa kita terapkan dalam menggapai kesuksesan menulis dan karir. Pengertian ini juga mengandung maksud semua dapat kita mulai yang jelas ada kita dan dan yang ada di seputar kita. Misal ketika ingin berwiraswasta tidak harus menunggu mempunyai modal dulu. Bob Sadino seorang pengusaha terkenal di Indonesia pernah memberi nasehat: DALAM MENJALANKAN USAHA JANGAN MENUNGGU MEMPUNYAI UANG DULU TAPI SEGERALAH BERUSAHA AGAR SEGERA MEMPUNYAI UANG.


Kita sering terpana: Mau mengerjakan apa? mau bagaimana? Karena banyak bertanya akhirnya malah tidak jadi berbuat apa-apa. Dalam tulisan beberapa waktu lalu saya pernah menulis: Di jami teknologi tinggi ini, di era pandemi ini, di era online ini, mari dicoba membuat webinar demo secara online dengan tema apa yang kita bisa kerjakan: Cara memasak masakan unik, membuat minuman unik dengan rasa dingin atau hangat, membuat tas atau kerajinan unik, membuat makanan untuk takjil di bulan puasa, dan sebagainya. Termasuk memberi les secara online. Kalau membuat usaha jual beli online atau marketing online itu sudah umum. Bila perlu menawarkan jasa antar atau membersihkan rumah akibat banjir. Segala kiat usaha bisa dicari di google.

Guno feed


Sebenarnya sebagai pemilik blog saya bisa saja menawarkan kepada teman-teman penulis untuk mengunggah hasil tulisannya di blog saya secara berbayar. T

Sebab tulisan di blog akan dibaca oleh semua orang di seluruh dunia, di berbagai negara. Anda minat?


Have a nice day.




NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya . Terimakasih. 

Guno Artikel

Posting Komentar untuk "SEGERA BERGERAKLAH, JANGAN MEMBUNUH KREATIFITASMU SENDIRI"