KECERDASAN DAPAT DIUSAHAKAN
Bersyukurlah kita bertemu dengan teman yang cerdas, sehingga kita bisa belajar dengan cerdas untuk mencerdasi segala hal dengan cerdas. Dengan begitu kita tidak malu berkumpul dengan orang yang cerdas-cerdas untuk menyikapi suatu perihal yang cerdas dengan cerdas. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah produk dari pemikirannya.
Kecerdasan sering dikaitkan dengan tingkat IQ seseorang. Dan biasanya itu dinilai melalui serangkaian test. Namun demikian ada pula yang menengarai orang mempunyai IQ tinggi dilihat dari kebiasaan tingkahlakunya. Dan ternyata itupun bukan tingkahlaku yang luar biasa malah terlalu biasa-biasa saja. Sedikit mengejutkan bahkan mengherankan.
Kebiasaan tingkahlaku didominasi oleh sikap suka berpikir, diantaranya: penyendiri, berpandangan berpolitik liberal, sering tidur larut malam, malas (Orang-orang yang malas lebih senang berpikir. Sementara mereka yang tidak, lebih suka melakukan aktivitas fisik), tak memiliki hubungan romantis di saat remaja, menderita gangguan kesehatan mental salah satunya bipolar. Namun kesemuanya itu masih ada kemungkinan relatif, artinya itu mengacu pada kebiasaan seseorang. Orang yang memiliki IQ rendah dapat saja berperilaku seperti itu.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa orang lain dan berbagai sarana mempengaruhi kekuatan otak manusia sama halnya seperti pikiran manusia itu sendiri. Kehadiran google dan sarana tehknologi online lainnya bisa jadi berdampak terhadap otak kita. Bukti dari sebuah penelitian psikologi, hal tersebut menunjukkan bahwa banyak aspek dari kecerdasan kita berasal dari bagaimana kita berkoordinasi dengan orang lain dan lingkungan kita.
Orang pintar dia tahu mana yang dia ketahui dan mana yang tidak dia ketahui. Dia bisa membedakan hal itu dan tidak malu untuk mengatakannya. Orang bodoh tidak malu mengatakan bahwa dia mengetahui semuanya. Sikap orang yang cerdas sama dengan sikap orang yang pintar ini.
Perlu diketahui orang yang cerdas sering merasa kesepian. Sebagai peneliti lembaga Brookings Carol Graham menjelaskan kepada Washington Post, mereka orang yang cerdas memiliki kecerdasan dan kapasitas untuk menggunakannya kecil kemungkinan untuk menghabiskan begitu banyak waktu bersosialisasi karena mereka berfokus pada beberapa tujuan jangka panjang lainnya.
Orang cerdas cenderung untuk menyendiri. Mereka selalu menganalisis masalah yang tidak bisa mereka pecahkan dalam pikiran yang mengarah ke depresi yang dalam. Belum lagi mereka menghadapi kenyataan dimana orang lain yang menaruh banyak harapan kepadanya. Tentu saja ini merupakan sebuah tekanan dan menjadi beban baginya. Oleh sebab itu tidak mengherankan orang cerdas juga sering merasa bosan.
Pada umumnya orang cerdas selalu canggih untuk hal yang mendasar. Bisa dikatakan overthinking. Sehingga bisa saja mereka sering disalahpahami.
Sebagaimana seperti orang lain, orang cerdas juga sebenarnya pasti mempunyai kelemahan. Kelemahannya seperti apa dan bagaimana, dia sendirilah yang tahu. Dan setiap orang yang cerdas mempunyai kelemahan sendiri-sendiri.
Kita sebagai orang yang tidak cerdas tentu merasakan sebuah keuntungan bila dapat berteman atau berkumpul dengan mereka. Pola dan cara berpikir mereka dapat kita contoh atau kita pelajari. Berhubungan dengan mereka dapat memberikan berbagai stimulus yang dapat menular pada pemikiran kita.
Orang cerdas sering dan suka memberikan terobosan dan masukan yang tidak pernah kita duga. Pemikiran mereka terkadang brilian bagi kita.
Meskipun demikian pemikiran cerdas tidak memerlukan bakat. Bisa dilatih dan dirangsang. Bermula kita dari mengamati, kemudian meniru dan mengembangkan sendiri. Barangkali belum sempurna tidak apa. Itu perlu latihan, proses, dan sangat diperlukan ketekunan.
Mari kita berlatih. Tanpa menggunakan kalkulator Anda memerlukan waktu berapa lama untuk menjawab pertanyaan ini? 2 menit, 3 menit, 4 menit, atau hanya 5 detik?
NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "KECERDASAN DAPAT DIUSAHAKAN "
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.