MEREKA PARA GENERASI MUDA YANG PERLU DIBERI PELUANG DAN DIBANGGAKAN

Negara yang kaya bukan yang besar penghasilannya, melainkan yang menyediakan banyak peran bagi warganya. Dan negara tercinta kita, Indonesia, mempunyai peluang yang sangat bersar untuk itu, karena jumlah penduduk Indonesia memang sangat banyak, lebih dari 250 juta orang. Tapi jangan salah paham, bukan masalah banyaknya, tetapi potensi yang terpendam dalam diri mereka. Sebab potensi yang mengagumkan bila tidak diasah dan tersalurkan dengan baik akan mengakibatkan kesia-siaan saja.

Terutama penyediaan peran bagi mereka yang berjiwa seni. Di  bidang seni diakui atau tidak berpotensi besar menghasilkan uang. Dengan demikian nanti pada urutannya tidak hanya dirasakan di bidang pariwisata saja tapi dapat merembet ke bidang perekonomian. Insyaallah.

Bicara soal seni tentu mengarah ke seni yang tradisional dan seni yang semi tradisonal. Bagaimanapun mereka adalah merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya.

Guno Display

Dulu ketika saya bergabung di wayang orang Ngesti Pandowo Semarang betapa saya melihat dan ikut merasakan jiwa seni mereka sangat menggelora, begitu sangat menggebu-gebu. Mereka kaya kreativitas dan memiliki wacana baru dalam berkreasi tari. Semangat mereka besar dan tidak kalah menarik bila sedang pentas bersama dengan para teman utusan dari beberapa daerah atau provinsi lain yang membawakan aneka tari dari asal daerah mereka masing-masing.

Anda akan merasa takjub melihat ketrampilan yang mereka suguhkan dalam menari dengan ditimpa gemuruh riuhnya musik tradisional daerah Jawa Tengah beserta keindahan busana dan rias pada wajahnya. Mereka begitu sangat menikmati menggerakkan tangan dan kaki serta tubuh mereka yang lantur dan serasi. Mereka melakukan semua itu dengan diselimuti perasaan riang dan gembira.

Di sisi lain, saya juga sangat menikmati suguhan musik keroncong di TVRI. Mereka para pemuda itu meskipun terlihat santai namun  mereka memainkannya dengan sangat fokus dan serius. Mereka memainkan musik keroncong dengan manis dari sebuah lagu sederhana yang digubah menjadi sebuah lagu yang indah dan mempesona melalui suguhan sebuah aransemen yang kaya akan "terobosan" dari rangkaian partitur yang menohok mereka para pemirsa yang mempunyai cita rasa seni musik yang tinggi.

Mereka, para pemuda itu adalah para insan yang mengabdi kepada seni dan merasa sangat bahagia dengan pilihan hidupnya. Mereka bukan tidak tahu ada boyband yang gemerlap, atau pentasnya seorang penyanyi yang mempunyai predikat "maha bintang" di saat pentas dengan disaksikan oleh jutaan pemirsa di sebuah lapangan terbuka. Mereka para seniman muda kita itu mempunyai kesadaran kualitatif, yaitu kesadaran intuitif. Itu yang membuat manusia melayani panggilan peran. Sedangkan kesadaran kalkulatif hanya untuk panggilan strategi yang menguntungkan belaka. Kesadaran kalkulatif memiskinkan peradaban. Karena yang disebut cita-cita tinggi hanya mereka yang berpredikat insinyur, dokter, tentara, atau polisi. Itu juga yang mempengaruhi minat pilihan jurusan kuliah. Yang dipadati mahasiswa hanya jurusan yang mudah untuk mencari kerja. Jenis pekerjaanpun akhirnya hanya itu-itu saja, dengan ingin menjadi pegawai negeri sebagai puncaknya. Pekerjaan yang itu-itu saja tentu bukan pekerjaan buruk, amat baik malah. Tapi pekerjaan yang baik seesungguhnya jumlahnya bukan hanya itu.

Itulah kalau sebuah bangsa yang hanya mempunyai cita-cita hanya dari itu ke itu saja. Rejeki akhirnya hanya dari jenis itu-itu saja. Masih sebatas tukang rakit dan pemburu bagi hasil saja.  Itulah hasil dari sekolah yang untuk mencari kerja, bukan untuk mencari ilmu. Akhirnya mereka memang berhasil mendapatkan pekerjaan, tapi tidak mendapatkan ilmu. Dengan demikian "rendahlah bayarannya". Apa yang dapat diharapkan dari generasi muda yang bermental seperti itu?

Have a nice day.

Guno feed

Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Insyaallah setiap hari ada tulisan baru.

Guno Artikel