Seperti sudah ditakdirkan bahwa dekade tahun 1980 sampai dengan tahun 1990 adalah harta karun dunia musik di Indonesia dan di berbagai belahan bumi dunia.
Pada masa itu, seperti dikomando, banyak bermunculan lagu dan grup band baru atau artis penyanyi yang bersolo karir. Lagu baru yang muncul banyak menawarkan corak irama yang mencuri perhatian publik. Kebanyakan hadir dengan tema cinta atau keterpesonaan akan indahnya alam raya. Namun ada juga yang berisikan tentang petuah. Namun tidak sedikit yang tampil dengan mengandalkan tempo irama yang progresif, enerjik dan riang gembira. Salah satunya adalah grup band yang bernama YES.
Dikutip dari laman Wikipedia,Yes adalah salah satu kelompok musik progressive rock yang dibentuk di Inggris pada tahun 1968 oleh Jon Anderson, Chris Squire, Peter Banks, Tony Kaye dan Bill Bruford. Band yang telah mengalami pergantian anggota berkali-kali sejak berdiri ini telah mengeksplorasi beberapa gaya musikalitasnya selama bertahun-tahun dan dianggap sebagai salah satu pelopor musik rok progresif.
Didirikan oleh Jon Anderson, Chris Squire, Peter Banks, Tony Kaye dan Bill Bruford, Yes mengeluarkan album pertama yang swanama. Album ini, sesuai dengan kebiasaan masa itu, terdiri dari komposisi original dan versi cover dari artis lain.
Guno Display
Yang paling mengesankan adalah cover lagu Every Little Thing dari The Beatles yang diubah sedemikian rupa sehingga nyaris tak dikenali lagi. Yes mempercepat tempo lagu ini, menambahkan intro yang rumit dan jamming di tengah lagu sehingga nuansanya menjadi sangat berbeda dari versi aslinya.
Survival dari album yang sama memperkenalkan unsur-unsur yang kemudian akan menjadi ciri khas musik Yes pada masa datang, yaitu perubahan irama di tengah lagu dan aransemen yang menonjolkan kemampuan teknis masing-masing anggota.
Tahun berikutnya Yes meluncurkan album Time And A Word. Dalam album ini terasa pengaruh dari berbagai aliran musik seperti country, klasik dan blues. Dalam lagu Everydays, misalnya, Peter Banks mengutip Jesu Joy Of Man's Desiring dari Johann Sebastian Bach yang berirama 9/8. Selain itu mereka juga melibatkan orkes simfoni dalam proses rekaman, satu hal yang masih tergolong baru saat itu dan dipelopori oleh The Beatles.
Segera setelah proses rekaman selesai, tetapi sebelum versi Amerika dikeluarkan, Banks yang ingin berkonsentrasi pada karier solonya memutuskan untuk hengkang dari grup dan digantikan oleh Steve Howe. Karena inilah Howe tampil dalam sampul album versi Amerika walaupun ia tidak ambil bagian dalam album di atas.
Grup band YES secara perlahan membentuk formasi klasik. Ketika Tony Kaye kemudian juga memutuskan untuk meninggalkan Yes dan membentuk band Badger. Penggantinya adalah Rick Wakeman yang di kemudian hari menjadi anggota yang paling sering keluar-masuk formasi Yes. Fragile, album mereka selanjutnya, pada dasarnya terdiri dari empat lagu (Roundabout, South Side Of The Sky, Long Distance Runaround dan Heart Of The Sunrise) dan lima komposisi/aranjemen individu (Cans And Brahms dari Wakeman, We Have Heaven dari Anderson, Five Per Cent For Nothing dari Bruford, The Fish dari Squire dan Mood For A Day dari Howe). Cans And Brahms adalah adaptasi dari Fourth Symphony in E minor, gerakan ketiga karya Johannes Brahms dan The Fish adalah nama panggilan Squire yang diberikan oleh Bruford.
Close To The Edge yang dirilis pada tahun yang sama sering disebut sebagai album terbaik mereka. Di era piringan hitam saat itu, ketika satu sisi cakram hanya dapat merekam sekitar 15-20 menit, Yes mengisi satu sisi dengan satu lagu penuh (Close To The Edge, berdurasi 18:50), sementara sisi lainnya mengandung 2 lagu (And You And I, 10:09 dan Siberian Khatru 18:57). Hal ini diangap cukup kontroversial pada saat itu dan menerobos batasan sebelumnya, yaitu panjang "normal" untuk sebuah lagu yang tidak lebih dari 5 menit.
Di tengah tur untuk mempromosikan Close To The Edge, Bill Bruford merasa bahwa ia ingin lebih banyak memainkan musik jazz daripada rock dan kemudian bergabung dengan grup musik King Crimson. Penggantinya Alan White hanya memiliki waktu beberapa hari untuk mempelajari komposisi musik Yes yang rumit sebelum pergi untuk tur bersama mereka. White membuktikan dirinya sebagai musisi yang handal dan kemudian menjadi anggota resmi. Masa transformasi antara Bruford dan White ini kemudian direkam dalam album live Yessongs yang terdiri dari 3 cakram.
Merasa masih dapat menggeser batas-batas rintangan dalam musik populer, mereka kemudian merekam album Tales From Topographic Oceans yang lebih ekstrem daripada Close To The Edge. Di sini mereka mencoba mengadaptasi keempat kitab suci Hindu menjadi empat lagu epik, masing-masing panjangnya berkisar 20 menit.
Wakeman sebenarnya merasa keberatan akan konsep ini dan akhirnya setelah proses rekaman selesai menyatakan diri keluar dari grup dan digantikan oleh Patrick Moraz, seorang pemain keyboard dari Swiss. Bersama Moraz Yes mengeluarkan satu album berjudul Relayer, masih dengan satu lagu epik di sisi A (Gates Of Delirium) dan dua lagu yang lebih pendek di sisi B (Sound Chaser dan To Be Over).
Tekanan yang berat dari popularitas dan tur di seluruh dunia membuat anggota Yes lelah dan mereka memutuskan untuk menerbitkan album solo masing-masing pada tahun 1976. Setelah periode ini mereka lantas kembali ke studio tanpa Moraz yang telah keluar pula, dan mulai menulis dan merekam lagu-lagu yang relatif lebih pendek daripada sebelumnya. Wakeman dihubungi untuk bermain sebagai musisi session tetapi kemudian terkesan akan kualitas lagu-lagu yang telah ditulis sehingga memutuskan untuk bergabung kembali. Hasilnya adalah album Going For The One.
Sayangnya periode harmonis ini tidak bertahan lama. Ketika merekam album selanjutnya, Tormato, perbedaan pendapat kembali mengancam persatuan band dan proses rekaman yang sulit akhirnya membuat Anderson dan Wakeman mengambil keputusan untuk pergi setelah album ini selesai. Banyak orang yang berpendapat bahwa Yes sudah selesai sampai di sini karena vokal Jon Anderson yang jernih dan mampu mencapai nada tinggi sungguh unik dan sulit digantikan oleh siapapun.
Guno feed
Silahkan dinikmati penampilan video grup band YES yang menampilkan lagu yang berjudul Owner of a Lonely Heart, yang dibalut dengan irama gagah serta merupakan sebuah arasemen lagu yang keren di masanya. Tonton sampai selesai ya? Tidak lama kok.
Have a nice day.
NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya.
Posting Komentar untuk "APAKAH KAUM MILENIAL SUDAH PERNAH MENDENGAR LAGU INI?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.