Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SUDAKAH ANDA MENJADI ASET?

Sering beberapa teman saya baik yang seangkatan maupun tidak di PHRD (Perhimpunan HRD) mengatakan kepada saya  bahwa saya adalah aset PHRD. Sudah sejak lama saya mendengar hal itu. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ASET berarti: Sesuatu yang mempunyai nilai tukar, modal, kekayaan.


Seperti biasa,aya hanya tersenyum saja. Bagi saya itu bukan merupakan sesuatu yang luar biasa. Dan saya juga tidak lantas merasa bangga karenanya sebab dari dulu rasanya saya ya seperti ini, tidak ada perubahan apa-apa. Saya malah merasa masih mempunyai banyak kekurangan, masih perlu belajar banyak dari para teman baik yang ada di grup PHRD maupun yang berada di luar grup PHRD. Bahkan dengan orang yang usianya lebih muda dari usia saya. 


Lagipula masih banyak para teman yang lebih pantas disebut aset PHRD. Dan sejatinya mereka benar-benar merupakan aset PHRD. Terutama bagi mereka yang pernah mengajari kami, mendidik kami, serta para pengajar para pencari kerja. Mereka tentu bekerja dengan serius. Karena wahana edukatif tidak dapat atau tidak pantas dijadikan sebagai ajang main-main.



Guno Display

Secara harafiah, dikatakan aset berarti tidak hanya sekedar menjadi atau merupakan anggota saja. Tapi dianggap mempunyai "sebuah harga". Dianggap sesuatu yang berharga. Mempunyai "value". Lain daripada yang lain.


Sesungguhnya andapun dapat menjadi seperti itu. Menjadi sebuah aset. Entah itu di keluarga, di sekolahan, di tampat kerja, di kampung, atau di organisasi, bahkan di tengah masyarakat, di dalam sebuah negara. Anda tidak hanya "terdaftar sebagai anggota". Dengan kata lain, anda mempunyai "kelebihan". Menjadi sesuatu yang berbeda. Anda hanya tinggal dapat sedikit menyisihkan waktu, berpikir dan, sedikit bertindak. Faktor yang lainnya, semua anda lakukan dengan niat yang ikhlas tanpa punya pamrih apa-apa. 


Untuk membedakan antara "hanya sekedar menjadi" anggota dan aset, yang dipakai menjadi tolok ukur biasanya adalah kontribusi. Ada sumbangsih. Terlihat mau berjuang. Mau memberi sesuatu. Aset, bukan sekedar kepandaian, gelar, atau kekayaan. Termasuk paras wajah tidak masuk hitungan. Aset bukan merupakan perwujudtan sebuah properti.


Saya sendiri "lebih menyederhanakan" arti kata sumbangsih ini yaitu "mempunyai kepedulian nyata". Ada perjuangan yang nyata. Apapun bentuknya. Meskipun hanya sebuah ide yang sederhana. Dan di PHRD hal itu sudah saya lakukan karena sudah menjadi kewajiban saya. PHRD merupakan sebuah organisasi profesi yang anggotanya mayoritas para Manajer HR Perusahaan di Jawa Tengah. 


Apakah di dunia menulis saya juga dapat menjadi aset? Saya sungguh tidak tahu, dan tidak berani berandai-andai. Anda malah yang lebih tahu daripada saya, karena andalah yang memberikan penilaian. Anda adalah jurinya.


Padahal di sisi lain, sejujurnya di beberapa waktu belakangan ini, saya dihadapkan pada sebuah kebingungan, yaitu di cara saya menulis. Di "gaya menguaraikan tulisan".


Dulu dalam menulis saya sering mengurai artikel dengan tulisan agak panjang (silahkan anda lihat judul tulisan Lampu Bangjo, Pedagang, dan yang lainnya). Maksudnya agar lebih detil. Namun karena saya menuruti permintaan beberapa teman agar tidak menulis terlalu panjang karena akan membuat mata menjadi lelah ketika membaca tulisan di hp, akhirnya tulisan menjadi dipadatkan. Menjadi simpel saja. Yang penting poinnya tersampaikan. Sejujurnya juga itu menguntungkan saya karena sebuah topik dapat menjadi 2 atau 3 tulisan dengan judul yang berbeda. Lagipula bersarkan informasi yang pernah saya baca, sebagai penulis publisher hendaknya penulis lebih mengutamakan keinginan pasar (keinginan publik) daripada keinginannya sendiri.


Di sisi lain sebenarnya saya ingin juga berkontribusi kepada negara seperti himbauan salah satu tokoh nasional kita pak Anis Baswedan untuk rajin berkontribusi memberikan ide, usulan, atau sekedar memberikan respon positif dari permasalahan atau pendapat yang dilontarkan oleh seseorang (syukur dari seorang public figure atau tokoh bangsa). Namun di jaman sekarang harus siap apabila apa yang kita sampaikan (berupa usulan atau yang lain) digoreng seenaknya secara massal oleh para nitizen. Namun betapapun sejarah akan mencatat siapa saja yang pernah berbuat baik maupun yang pernah berbuat tidak baik.


Guno feed

Namun memang harus disadari bahwa berkontribusi berati harus siap menerima konsekuensi, baik itu berupa pujian atau cacian, minimal dibully. Dan itu tidak hanya di dunia menulis saja.


Have a nice day.



 
Notes: Dari berbagai sumber. Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.


Guno Artikel

Posting Komentar untuk "SUDAKAH ANDA MENJADI ASET?"