TAMPIL DI DEPAN ORANG BANYAK, SUDAH TAHUKAH ANDA CARANYA?
Mari kita sharing, bertukar pengalaman. Kita saling belajar, oke?
Tampil di depan orang banyak tentu sebuah pengalaman yang istimewa dan tidak terlupakan. Yang sesuatu banget. Yang membuat kita menjadi ketagihan, dan selalu ingin mempunyai kesempatan untuk tampil lagi, dan lagi. Menjadi pusat perhatian membuat kita seolah menjadi lain. Dapat merebut perhatian. Membuat orang kagum. Membuat orang syok.
Bahwa itu memerlukan latihan, sudah pasti. Latihannya mungkin sampai beberapa kali. Itu saja, walaupun sudah latihan beberapa kali, kalau tampil di sebuah acara Live Show, kita dalam melakukanya terkadang grogi di atas panggung. Walaupun ya bisa saja, semakin canggung semakin bagus dilihatnya. Membuat orang bikin ketawa. Lho, yang penting tampilan kita secara keseluruhan.
Tampil di depan orang banyak sesunguhnya tidak harus tampil di atas panggung. Berani tampil di media sosial (medsos) juga sudah merupakan tampil di depan orang banyak. Facebook, WA, Blog, Instagram, Likendel, dan sebagainya.
,
Ada perbedaannya tentu:
- Tampil di media sosial, sosok anda tidak terlihat.
- Tampil di atas panggung anda membutuhkan improvisasi langsung untuk menutupi kekurangan anda. Sedang di media sosial tidak terlihat langsung. Kita sangat mempunyai waktu untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Yang penting, jangan sampai terbawa perasaan.
- Tampil di atas panggung membutuhkan ekspresi wajah, gerak tubuh, gerak vokal. Di media sosial hanya dibutuhkan kepiawaian menulis.
- Tampil di atas panggung biasanya terkait dengan uang. Di media sosial relatif. Karena untuk memiliki prasarananya harus beli.
Sedang persamaannya :
- Membutuhkan keberanian.
- Mempunyai skill. Kalau di medsos, kemampuan gaya menulis.
- Keduanya membutuhkan kepiawaian berimprovisasi (langsung atau tidak langsung). Di media sosial harus kaya perbendaharaan kata.
- Keduanya adalah media untuk mengetes mental kita.
Mari kita cermati apa saja yang terkait tampil di media sosial.
Tampil di depan orang banyak di media sosial untuk waktu yang sekarang sangat mudah dilakukan. Dengan kemajuan tehnologi, lalulintas di internet cukup dapat dilihat lewat hand phone (hp). Dari kegiatan sosial sampai bisnis. Dari yang hanya obrolan santai sampai yang serius. Dari yang ingin terlihat gagah sampai yang ingin terlihat memelas. Dengan acting yang sangat serius malah. Ada juga dari yang bidang pendidikan sampai politik. Dari ilmu tehnologi tinggi sampai untuk sekedar cari jodoh. Dari yang hoax sampai tik tok. Semua membaur menjadi satu. Menjadi tumpang tindih, overlapping.
Dari begitu banyak penawaran, kita mempunyai pilihan. Padahal kemampuan otak kita terbatas, panca indra kita juga terbatas. Apalagi waktu kita juga terbatas. Padahal sang waktu terus saja berjalan. Tidak perduli apa yang sedang kita rasakan, apa yang sedang kita perlukan. Kalau kita tidak berhati-hati untuk fokus dalam memilih, semuanya akan terasa sia-sia. Tidak menghasilakan apa-apa. Apesnya, malah bisa menjadi bumerang. Padahal ketika kita fokus pada sesuatu, kita banyak mengeluarkan energi, waktu, dan fikiran. Beaya juga, karena untuk dapat menggunakan internet kita harus berinventasi uang.
Begitu kita dalam menentukan pilihan, kita harus sudah dalam keadaan bersiap diri. Apalagi bila kita memasuki zona untuk kegiatan yang serius. Sedang untuk yang tidak serius saja kita harus mempersiapkan diri secara bersungguh-sungguh. Seperti di facebook misalnya. Meskipun kita mencari teman (atau jodoh hihihiihi) harus menyiapkan mental. Tidak bisa misalnya, kita hanya bersikap santai saja tapi menuntut lawan untuk bicara atau bersikap serius. Atau sama-sama dalam kondisi santai namun ada sedikit kesalahpahaman lantas menjadi permasalahan yang celakanya semakin berkembang dan tidak berujung. Berpotensi membuat kita tidak bisa tidur tenang.
Bisa dimengerti bila dalam media sosial sering terjadi benturan atau sebaliknya malah menjadi jadian. Ini dapat saja terjadi di pembicaraan masalah bisnis, politik, atau sekedar mencari hiburan atau mencari jodoh. Bagaimanapun dalam bermediasosial pada dasarnya adalah berdialog. Padahal dalam berdialog, ada yang terucap secara disadari atau tidak disadari. Dalam berdialog yang berkembang adalah masalah perasaan. Memang benar dalam masalah yang serius terkadang menampilkan data atau berpresentasi. Tapi ujung-ujungnya adalah masalah perasaan, walau ada logika yang sempat bermain di situ. Dan bila perasaan terlalu sensitif dapat mengakibatkan yang semula berjalan bagus menjadi bubar jalan.
Apalagi yang hanya omong-omong santai. Tentu tanpa pegangan data. Paling bila ada, taruhlah berupa gambar atau foto. Bisa saja itu sebuah kamulfase atau sekedar setingan atau bohongan saja. Atau memang benar asli tapi entah dibuat tahun kapan. Yang jelas ada ketidaksesuaian data atau setidaknya antara dari apa yang diharapkan dan apa yang didapatkan. Jujur saja bahwasanya dalam bermedia sosial banyak orang yang menggunakannya untuk berharap akan dapat menemukan sesuatu. Entah sekedar untuk menghabiskan waktu, berharap mendapatkan suatu yang menguntungkan baik yang berupa materi atau untuk mendapatkan citra atau kesan yang baik. Padahal "menipu orang" sama saja "menipu diri sendiri" yang terkadang "lukanya" tidak bisa cepat sembuh. Lagipula dapat seberapa lama kita bisa menipu orang?
Sebenarnya itu ada caranya. Setidaknya suatu usaha. Tidak mungkin kita berharap mendapatkan respon yang baik sementara kita sendiri bertindak tidak baik, semaunya sendiri tanpa persiapan apa-apa. Walaupun sebenarnya kita tidak sedang mencari pencitraan, namun setidaknya dialog dapat berjalan lancar, dapat menempatkan lawan bicara yang sepadan, merasa dihormati, dihargai, dimanusiakan. Dengan begitu tentu mereka menjadi sangat terkesan.
Beberapa cara tersebut adalah:
Kenalilah secara sungguh-sungguh teman yang anda kenal. Kalau ini mengalami kesulitan, mari kita persempit, setidaknya mereka yang pernah menyapa anda, antara lain dia yang pernah merespon postingan anda. Orang yang merespon postingan anda sesungguhnya mereka menghargai apa yang anda tampilkan. Responan mereka anda balas dengan jawaban apa saja (sambil memakai perkataan atau gambar emosi jenaka), itu sudah merupakan sebentuk ucapan terima kasih dari anda.
Jangan diborong lalulintas pembicaraan. Jangan mendominasi. Berikanlah kesempatan agar lawan bicara dapat melampiaskan semua kata hatinya. Teman di media masa akan sangat suka bila apa yang mereka sampaikan dapat diterima dengan baik, tulus, sopan dan responsif. Walaupun saat itu anda sedang mendongkol alias jengkel (bad feeling), tahanlah, ini demi menghargai orang.
Berbicaralah dengan tenang, lambat, tidak terburu-buru, apalagi sampai terbawa perasaan. Jangan sampai terjadi salah ucap, BAHAYA. Dan "luka" itu tidak akan sembuh dalam waktu yang sebentar. Terkadang sudah lama pun belum sembuh juga. Style atau gaya anda akan sangat memberikan kesan dalam percakapan di media sosial. Dan itu akan diingat dalam tempo yang relatif lama oleh lawan bicara anda. Utamanya yang berbeda jenis.
Jangan pernah menggurui. Banyak orang yang tidak senang digurui. Apalagi didekte. Kesan orang lain akan menilai kita sebagai orang yang sok pintar. Tapi dialog yang dapat memberikan solusi itu malah bagus. Bukankah banyak orang yang memerlukan sousi? Syukur yang dapat memberi beberapa alternatif.
Jadilah pendengar yang baik. Lawan bicara kadang ceriwis. Biarkan saja. Dia akan senang. Tapi kalau dia mengulang-ulang kata atau topik yang sama, peringatkan secara halus. Jelaskan dengan perlahan anda juga membutuhkan waktu untuk memikirkan atau mengerjakan hal yang lainnya. Asal menegurnya secara halus dan tulus tidak apa. Kadang dia malah berterimakasih karena telah diingatkan dan diperhatikan.
Bersikaplah rilek. Santai. Percaya tidak, tanpa disadari gaya anda akan ditiru oleh lawan bicara anda.
Tertawalah yang lepas, jangan tanggung-tanggung. Meskipun di media sosial kita berdialog dengan tulisan atau gambar, itu akan mudah ditangkap dan dinilai oleh lawan bicara. Tampilkan gambar emosi dengan elegan.
Bercanda itu penting. Semua orang juga menyukai ini. Tapi ingat, bercanda ada seninya. Tertawapun harus diatur, meskipun itu hanya di media sosial.
Perbanyaklah membaca atau mendengarkan berita. Ini akan menggambarkan seberapa luas wawasan anda, bukan tingkat pendidikan anda. Tidak apa.
Bersikaplah serius dan fokus dalam setiap pembahasan.
Berilah pesan dan kesan bahwa anda cerdas. Tapi jangan pernah memberikan kesan sok kemintar. Itu akan meruntuhkan citra atau image anda.
Tampilah sebagai diri sendiri. Sebagai apa adanya. Bahwa lawan bicara salah persepsi, apa boleh buat. Setidaknya kita sudah berusaha berbuat untuk jujur.
Begitulah beberapa cara atau strategi dalam kita berdialog di media sosial, utamanya dalam mencari pertemanan. Mungkin ada beberapa cara lain yang anda tahu bisa ditambahkan atau dikurangi. Yang jelas berdialog dapat memberikan kesan yang mendalam. Padahal kesan pertama akan sangat mempengaruhi bagaimana persahabatan anda. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda..
Have a nice day.
Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu akan muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "TAMPIL DI DEPAN ORANG BANYAK, SUDAH TAHUKAH ANDA CARANYA?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.