Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BUKAN SEPERTI YANG DIAJARKAN OLEH NABI TAPI..

Agama saya Islam. Dan saya sangat meyakininya. Sangat mengimaninya. Sangat berpegang teguh kepadanya. Banyak sekali kebenaran yang saya temukan di dalamnya. 


Apakah saya fanatik kepada agama saya? Saya jawab: Iya. Sangat fanatik.

Tapi saya tidak mau gembar-gembor tentang kefanatikkan pada agama saya. Saya bukan tipe orang yang suka gembar-gembor soal itu.

Mungkin ada yang menilai hal itu sebagai suatu kelemahan. Tidak apa. Yang jelas saya tidak ingin mengganggu ketenangan orang lain. Mengganggu pemahaman orang lain. Saya tidak ingin membuat sebuah kehebohan. Sebuah kegaduhan. Saya menginginkan suatu suasana yang kondusif. Dan saya dapat memahami bahwa meskipun seagama pendapat orang dapat berbeda-beda. Dan itu harus dihargai, dihormati. Bukankah perbedaan itu sebuah Rahmat?

Saya tidak mau memaksakan keyakinan saya kepada orang lain, begitu pula sebaliknya saya juga tidak mau dipaksa-paksa. Saya ingin bersikap secara netral saja. Yang bikin adem-adem saja. Lagipula menurut sabda Nabi Muhammad SAW bahwa sesama muslim itu bersaudara, jadi jangan saling menyakiti.

Belum lama ini saya melihat video pendek yang berdurasi agak lama di sebuah media sosial yang membuat saya sampai mengelus dada sambil tidak henti-hentinya berightifar kepada Allah SWT.

Sebenarnya pertemuan itu bertujuan untuk berdiskusi tentang bagaimana harus menyikapi dalam menjalankan Agama yang benar. Menyamakan pendapat. Dan di luar dugaan ternyata itu sangat sulit  dilakukan. Mohon maaf, saya tidak akan menyebutkan kedua orang itu  beraliran apa dan apa. Anda pasti sudah dapat menerkanya.

Pertemuan itu dihadiri oleh lima orang. Yang tiga bertindak sebagai fasilitator pertemuan. Yang dua orang yang berbeda pendapat itu terlihat sebagai narasumber yang sangat dominan mengisi dan mewarnai pertemuan itu. Dan dua orang inilah terlihat sangat gigih dalam mempertahankan pendapatnya masing-masing. Bedanya, yang satu terlihat sangat sabar dalam memberikan pendapatnya. Yang satunya terlihat sangat tidak sabaran. Berkarakter emosional.  Cara bicaranya sering bernada tinggi. Sering membentak, bahkan dia beberapa kali terlihat berbicara sambil berdiri serta mencengkeram kerah baju lawan bicaranya seperti orang yang akan menantang untuk berkelahi. Untuk berantem. 

Orang yang diliputi oleh rasa emosi itu bersikukuh bahwa dalam menjalankan Agama harus sesuai dengan seperti yang dicontohkan atau diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kalau tidak, berarti melakukan bid'ah. Pendapatnya sangat keras dan kaku. Sedangkan orang yang satunya, yang terlihat sangat sabar itu,  berpendapat tidak harus demikian. Dan itu memang ada rujukannya dari   Nabi  Muhammad SAW sendiri. 

Dan saya langsung teringat sebuah kisah suatu riwayat tentang peristiwa seperti yang disampaikan oleh Gus Baha dalam forum sebuah pengajian seperti yang ada di video di bawah ini. 

Nah bagaimana menurut pendapat anda?

Have a nice day.



 

NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.

Posting Komentar untuk "BUKAN SEPERTI YANG DIAJARKAN OLEH NABI TAPI.."

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel