Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BAGAIMANA ANDA MEMAKNAI BULAN PUASA RAMADHAN?

Seingat saya, saya pernah menulis tentang topik ini. Tapi tidak apa. Setidaknya ada 3 alasan mengapa saya melakukan ini.

1. Karena saya setiap hari ingin bersilaturahmi.

2. Kita mendapat tugas dari Tuhan agar selalu tidak bosan untuk saling menasehati dan saling mengingatkan, serta kita saling belajar dengan penuh kesabaran.

3. Seperti yang terjadi dari dulu sampai sekarang ini, Tuhan tidak bosan selalu memberi hari-hari yang sama atau peristiwa-peristiwa yang sama agar manusia mau berpikir dan mengambil hikmah yang ada. Bukannya malah menjadi bosan karenanya.  


Secara kasat mata, puasa di tahun yang sekarang sama dengan puasa yang di tahun lalu atau di tahun yang dulu-dulu juga seperti itu. Bahkan puasa di tahun-tahun yang akan datang yang namanya puasa juga sama saja. Menahan lapar dan dahaga, menahan segala nafsu dan sebagainya dari waktu Subuh sampai waktu Maghrib tiba. Tidak ada perbedaan. Sama persis begitu terus. Bahkan hari-hari pun juga begitu: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu, Minggu. Setiap tahun terus berputar begitu terus. Kita menjadi bosan karenanya? Masak iya? Tuhan saja tidak merasa bosan.


Yang berbeda situasi dan kondisinya. Mungkin puasa yang di tahun lalu kita  menjalaninya dalam keadaan kekurangan, sedang sekarang menjalaninya dalam keadaan berkecukupan, dan sebaliknya. Di tahun kemarin kita menjalani puasa dalam keadaan lajang, sekarang kita menjalaninya dalam keadaan sudah berkeluarga. Mungkin puasa yang di tahun lalu kita  menjalaninya dalam keadaan bahagia, sedang sekarang menjalaninya dalam keadaan merana dan sebaliknya.  Di tahun kemarin kita menjalani puasa dalam keadaan belum beriman,  kita masih bimbang atau belum mantab, di saat sekarang kita menjalaninya dalam keadaan beriman sepenuh hati dan sebagainya. Begitu juga, Hari Raya Idul Fitri tahun kemarin kita tidak punya uang, sedang di Hari Raya Idul Fitri sekarang kita mempunyai uang. Atau malah justru sebaliknya?


Jalan pemikiran kita tentu lain dengan pemikiran Tuhan. Apa yang direncanakan dan diinginkan oleh kita tentu berbeda dengan apa yang direncanakan dan diinginkan oleh Tuhan. Dengan demikian, kejadian yang terjadi pun bisa berbeda dari yang kita harapkan.


Ini hanya sebuah contoh yang sederhana saja. Ada pertanyaan sederhana: Hebat mana anda menjalankan puasa dengan ada tersedia makanan lezat di depan anda dan tidak ada apa-apa? Jawaban yang anda berikan silahkan anda menilai sendiri.


Manusia selalu merasa kesulitan mencari makna dan arti hidup dan kehidupan. Padahal kehakikian hidup sudah disampaikan Tuhan dalam Kitab Suci. Implementasinya sudah dicontohkan atau diajarkan lewat sejarah dan sunah para Nabi.


Tuhan sudah meluangkan waktu untuk membuat Kitab Suci. Meluangkan waktu untuk membuat Surat dan ayat serta mewujudkan sabdanya ke dalam tulisan untuk dibaca, dipahami, dan dimengerti oleh manusia. Itu semua demi kepentingan dan kebutuhan manusia. Tapi respon yang bagaimana yang diberikan oleh manusia?


Manusia dengan begitu mudahnya menyangsikan Tuhan. Meragukan Tuhan. Mempertanyakan Tuhan. Mereka mudah goyah dan terombang-ambing oleh keadaan, oleh situasi keadaan hidup yang mereka hadapi. Tidak heran kalau mereka pada akhirnya dengan mudahnya melupakan serta menyepelekan Hari Akhir. Hari Pembalasan. Klimaksnya hari.


Padahal Tuhan selalu ada di dekat kita. Menemani kita. Mengajari kita. Bahkan memaafkan kita. Menyayangi kita. Tuhan ada di sini, di dalam hati. Tapi kebanyakan manusia malah mengenal dan mempercayai pihak yang lain. Sebuah pihak yang sesungguhnya lemah dan fana seperti kita. Mereka telah kehilangan rasa kepercayaan diri. Kehilangan arah.


Manusia tidak pernah tahu yang akan terjadi di depan sana. Tapi  Tuhan maha tahu dan adalah segalanya. Dan Tuhan  serta maha berkehendak atas segalanya.


Tahukah anda?


Ketika kita berjalan ke arah Tuhan, Tuhan berlari ingin memeluk kita. Jangan sampai ada hal-hal sepele yang dapat menghalangi Tuhan untuk memeluk kita seperti adanya rasa sombong, pembohong, penipu, pendendam, serakah, egois, tukang fitnah, dan sebagainya.


Have a nice day.





NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.









2 komentar untuk "BAGAIMANA ANDA MEMAKNAI BULAN PUASA RAMADHAN?"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel