Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

APAKAH KITA TERMASUK ORANG YANG SUKA BERSIKAP "YES SIR" SAJA?

Dalam menjalani pergaulan kita sering untuk selalu berusaha agar dapat bersikap luwes, kooperatif (dapat bekerjasama). Kita berusaha sekuat tenaga supaya tidak menimbulkan persoalan. Apalagi bila  dianggap si "trouble maker" (pembuat permasalahan). Amit-amit.


Bukan tidak mungkin, demi teman, selama ini kita menurut saja apa yang dikehendaki oleh teman. Menurut saja didekte oleh teman. Maksudnya bagus, tapi sesunguhnya itu dapat berakibat parah pada diri kita sendiri.


Tanpa disadari selama ini kita hanya menjadi pengamat saja. Menjadi penonton. Penonton yang pasif.


Tanpa disadari selama ini kita selalu menjadi obyek, bukan subyek. Menjadi penonton, bukan pemain. Terkadang kita memang menjadi figuran. Tapi figuran yang pasif.


Selain sering mengamati, kita terkadang juga menjadi penilai secara diam-diam tanpa diminta. Kita berpendapat mereka yang vokal atau aktif menyampaikan pendapatnya terbaca pribadi yang punya jiwa memimpin. Mereka yang ngotot dan keras kepala terbaca sebagai sosok yang ambisius. Lalu bagaimana dengan mereka yang berdiam diri saja atau pasif seperti kita? Yang suka mengatakan “aku ikut saja”? Sekilas mereka terbaca sebagai pribadi yang kurang percaya diri atau malas ribet. Tapi sekali lagi, apapun sebutan yang pas untuk peran “aku ikut saja” ini, sejatinya mempunyai kebiasaan yang sangat merugikan bagi diri kita sendiri.


Kerugian itu antara lain :

1. Hidup kita tidak akan berkembang jika terus ada dalam aturan orang lain atau yang mungkin tidak kita sukai, atau yang akhirnya dijalani dengan setengah hati. Padahal mengemukakan pendapat sejatinya adalah suatu hal yang sangat penting untuk belajar menghargai buah pikiran kita sendiri. 

2. Kita akan selalu merasakan ada ganjalan di hati, karena keinginan kita sendiri tidak pernah muncul apalagi terpenuhi. 

Untuk itu sebenarnya tidak apa katakanlah sekali dua kali kita memendam pemikiran kita dengan mempersilahkan segala keputusan berada kepada orang lain. Namun jika dibiarkan terus-menerus sejatinya ini akan merugikan diri kita sendiri sebab suatu saat akan tiba masa di mana kita ingin sekali pendapat kita akan dipenuhi oleh orang lain atau oleh kelompok kita. Tapi Jangan kaget bila ketika kita mengeluarkan pendapat, buah pikiran kita dipandang sebelah mata mengingat biasanya kita selama ini hanya diam saja.

3. Padahal menghadapi sesuatu yang bukan dari keputusan kita terkadang mempunyai resiko yang tidak dapat diprediksi, tidak dapat kita pahami. Di sisi lain bisa saja tingkat kesulitannya di luar kemampuan yang ada pada diri kita. Makanya yang paling baik adalah melaksanakan buah pikiran kita sendiri sebab secara langsung kita sudah paham benar baik atau buruknya keputusan tersebut.

4. Jangan heran kalau lama-kelamaan keinginan kita dinomorduakan, bahkan tidak didengarkan oleh orang  lain. Paling hanya dijadikan alternatif saja tanpa dipertimbangkan dengan baik. Peran kita lama kelamaan dapat dianggap kurang penting oleh teman kita atau dalam kelompok, karena kebiasaan buruk kita yang hanya menurut saja sebelumnya.

5. Jika kebiasaan menurut saja ini kita teruskan maka semua akan menjadi bertambah parah, seperti diremehkan, sebab kita dianggap tidak punya kepribadian yang kuat yang bisanya hanya mengikuti saja. Yang paling parah adalah ketika kita sudah memasuki fase di mana keberadaan kita sudah dianggap tidak penting lagi. Kita telah diremehkan oleh orang lain. Maka dari itu, sebelum hal itu terjadi mari kita ubah kebiasaan kita yang buruk ini.

6.  Disadari atau tidak, sejatinya banyak ide cemerlang yang bisa muncul dari otak kita. Untuk itu harus diingat jangan sia-siakan anugerah kecerdasan yang diberikan oleh Tuhan. Dan kalau itu tidak dipergunakan dengan baik sungguh merupakan sebuah kemubaziran yang sia-sia. Yakinlah setiap orang punya pemikiran-pemikiran yang cemerlang dan akan sangat berguna jika dibagikan kepada orang lain. Dengan kata lain dapat dikatakan kita termasuk orang yang egois jika hanya mau mendengarkan pendapat orang lain saja tanpa mau mengemukakan pendapat sendiri. Kita tergolong pelit yang hanya mau menerima tanpa mau memberi, pengetahuan orang lain kita  serap namun pengetahuan kita tidak mau dibagi.

Intinya, memang harus diakui bahwa pendapat mereka terkadang baik dan kita juga setuju dengan pendapat itu. Tapi masalahnya kita hanya berdiam diri saja tanpa ikut memberikan pendapat apa-apa. Dan tentu saja  sebenarnya banyak hal yang mendasari orang yang hanya mau bersikap  “ikut saja” tanpa ingin mempunyai andil lebih. Namun apapun alasannya sebaiknya kurangi bila kita sering melakukannya. Sebab selain kita akan mendapat berbagai kerugian seperti penjelasan di atas, kelak kita juga akan sulit mendapatkan penghargaan dari orang lain. Bagaimanapun juga mengemukakan pendapat adalah bagian dari langkah kita untuk membangun value atau nilai tawar kita. 

Have nice day.


Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih




1 komentar untuk "APAKAH KITA TERMASUK ORANG YANG SUKA BERSIKAP "YES SIR" SAJA?"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel