Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Prosesi Pingitan dari Beberapa Daerah

                           



Sebagaimana yang kita ketahui Indonesia terdiri dari berbagai pulau dan suku bangsa. Dengan demikian maka tidak aneh bila di Indonesia banyak sekali beraneka ragam kebudayaan, bahasa daerah, serta adat istiadat. Dari berbagai adat istiadat itu yang menarik perhatian adalah adanya tradisi Pingitan. 


Ini adalah tradisi warisan leluhur yang ditujukan kepada calon pengantin wanita, di mana calon pengantin wanita dilarang ke luar rumah atau bertemu calon pengantin pria selama waktu yang telah ditentukan. Biasanya, keduanya tidak boleh bertemu sampai acara pernikahan tiba.


 Jika menuruti adat, tradisi pingitan ini berlangsung selama 1-2 bulan lamanya, sampai hari pernikahan pengantin. Namun seiring berjalannya waktu, banyak calon pengantin yang tidak bisa melakukan pingit selama waktu tersebut. Jadi pada masa kini, umumnnya pingit hanya dilakukan selama 1-2 minggu sampai hari pernikahannya. Mempelai wanita juga disarankan untuk berpuasa.


 Tujuannya agar pada hari pernikahan, mempelai perempuan dapat tampil cantik dan membuat pangling orang yang menyaksikannya.


Tradisi pingit yang diturunkan dari leluhur kita sebenarnya memiliki tujuan dan manfaat untuk kedua calon pengantin. Berikut ini beberapa tujuan pingit yang patut diketahui:


Mempersiapkan diri: Tradisi pingitan bertujuan memberikan waktu kepada calon pengantin untuk mempersiapkan dirinya menuju pernikahannya. Saat dipingit, mereka dapat beristirahat dan merawat dirinya sendiri dalam menyambut hari bahagianya. Dengan begitu, calon pengantin terlihat lebih sehat dan segar di hari pernikahannya.


Memupuk rasa rindu diantara kedua calon mempelai: Ada alasan tradisi pingit melarang calon pengantin wanita keluar rumah dan menemui calon pengantin pria. Alasannya agar keduanya dapat saling merasakan rindu sehingga saat pernikahan nanti keduanya akan semakin bahagia karena lama tidak berjumpa. Selain itu, calon pengantin pria akan merasa pangling melihat calon pengantin wanita karena tidak bertemu dalam waktu yang lama.


Membangun rasa percaya dan kesabaran: Dengan tidak bertatap muka, tradisi pingit ini turut bertujuan untuk membangun rasa kepercayaan diri diantara calon pengantin. Selain itu, kedua calon mempelai ini turut melatih kesabarannya, yang bermakna agar wanita dan pria dapat bersabar dan berhati-hati saat menjalani kehidupan pernikahannya nanti.


Menghindari mara bahaya: Tradisi pingit juga memiliki makna agar kedua calon pengantin terbebas dari bahaya yang dapat mengganggu keselamatan keduanya. Ini merupakan salah satu kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat mengenai pingitan.


Selain merupakan adat Jawa, tradisi Pingitan juga ada di beberapa daerah :


Suku Muna melakukan tradisi Karia untuk mendidik wanita sebelum memasuki dunia kehidupan rumah tangga. Prosesi Karia dilaksanakan selama empat hari empat malam, dua hari dua malam, atau sehari semalam tergantung kesepakatan. Tradisi ini dilakukan jauh sebelum calon mempelai menikah. Tujuannya untuk membersihkan diri, pembinaan mental, hingga moral agama, dan pembentukan perilaku. 


Menyerupai acara Pingitan di Jawa, Suku Betawi juga memiliki tradisi yang serupa dinamakan Dipiare. Rentang waktunya dulu juga dilakukan kurang lebih selama sebulan, namun kini dilakukan hanya satu dua hari saja. Pengantin akan dirawat penampilan hingga pola hidupnya agar saat hari pernikahan mereka dapat tampil sempurna.


Di Buton Sulawesi Tenggara ada upacara Posuo atau Bakurung . Prosesi ini dilaksanan selama delapan hari di sebuah ruangan bernama Suo.  Upacara ini dilakukan secara berkelompok. Para wanita akan diisolasi dan dijauhkan dari dunia luar, termasuk tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain kecuali Bisha, yaitu seseorang yang ditunjuk untuk memberikan wejangan kepada calon pengantin.




Bagi masyarakat Sumbawa percaya bahwa wavita yang akan menikah selain dipingit sebaiknya melakukan puasa. Tidak ada jumlah hari yang jelas untuk melaksanakan puasa, namun untuk pingitannya biasanya dilaksanakan selama satu minggu. Puasa dilaksanakan agar saat hari pelaksanaan diharapkan pengantin wanita terlihat paling cantik. Yang unik lagi pada saat hari itu justru pengantin tak boleh mandi agar tidak turun hujan.


Bila di beberapa suku pingitan dilakukan sebelum pernikahan, di suku Banjar prosesi Bapingit justru dilaksanakan setelah akad nikah. Di prosesi Bapingitan ini, mempelai wanita akan dibatasi kegiatannya di luar rumah. Dia juga akan melakukan beberapa perawatan seperti mandi uap. Selama ini pula dia akan mendapatkan wejangan terkait dengan kehidupannya pasca menikah nanti. 


Have a nice day.


Notes: Dari berbagai sumber. 


Posting Komentar untuk "Mengenal Prosesi Pingitan dari Beberapa Daerah "

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel