Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BALADA ASMARA DI HATI MANUSIA


Sudah dua lebaran ini para keponakanku tidak mengunjungiku untuk bersilaturahmi. Maklum musim pandemi covid 19 belum sepenuhnya reda, jadi kami tidak dapat berkumpul sebagaimana biasanya. Kita harus menyadari, mencegah lebih baik daripada mengobati. Tapi tentu saja mereka tidak melupakanku. Mereka bersilturahmi lewat telepon hp.



Biasanya kalau sudah berkumpul pasti ramai, terutama dengan para keponakanku itu. Dulu semasa mereka masih lajang mereka sering merubungiku. Mereka terdiri dari enam orang pria dan dua orang putri. Saat itu usia mereka masih remaja. Ada yang masih duduk bangku SMA, kuliah, bahkan ada yang sudah bekerja. Persamaan mereka adalah semua masih lajang, belum ada yang berkeluarga.


Biasanya acara kami isi dengan diskusi. Dalam suasana santai tentu saja. Bahkan tidak jarang mereka tertawa lepas karena geli. Pokok pembahasan apalagi kalau bukan masalahnya anak muda yang notabene yang sedang dan akan mereka hadapi: masalah pendidikan, peningkatan karir, masalah menghadapi tantangan kerja, dan tentu saja soal asmara.


Dan tentang masalah yang terakhir inilah yang sangat mereka sukai. "yang paling penuh tantangan," katanya. Harus diakui masalah asmara selalu sangat unik dan menarik untuk dibahas. Bagaimana tidak unik dan menarik? Asmara itu sesuatu yang tidak kelihatan tapi kelihatan, sesuatu yang tidak bisa dimakan tapi bisa dinikmati, tidak bisa diraba tapi bisa dirasakan, kalau rindu rasanya menyiksa tapi lucunya malah inginya rindu terus, meriang terus. Asmara adalah lagu yang abadi. Kadang bertolak belakang antara logika dan kenyataan, antara nurani dan intuisi, antara harapan dan yang harus dihadapi. Ada dinamisme di sana. Ada hukum relativitas. Ada banyak pilihan di sana. Ada yang terasa kontra produktive. Jadi komplit sudah.


Banyak yang mereka tanyakan. Beraneka rupa pertanyaannya. Tentu saja tidak semuanya dapat saya tuliskan disini. Wah, bisa penuh isi lembaran ini.


Aku tidak menggurui mereka, hanya mencoba menjawab segala pemasalahan yang mereka hadapi. Kami sharing. Sebisa saya tentu saja. Dari permasalahan yang paling mendasar sampai permasalahan yang mereka anggap penting. Mereka sampai menyebutku sebagai dukun cinta. Wah, payah..


Permasalahan yang paling mendasar: Ternayata mereka tidak tahu mencari pacar yang seperti apa?


Meskipun bisa dipahami, ini jelas mengaggetkan. Tapi jangan salah, bukannya mereka tidak mau mencari, sudah, rajin malah. Tapi ya itu: mereka masih sangat bingung akan mencari yang seperti apa?


Berbicara dengan mereka harus memakai logika yang dengan mudah sehingga dapat mereka mengerti, mereka pahami, mereka apresiasi. Saya bilang sebagai pengingat dan pegangan mereka bahwa asmara itu unik bahkan aneh seperti yang sudah saya jabarkan tadi. Jadi segala kejadian yang aneh bisa saja terjadi. Wong seorang pria dan seorang wanita yang sedang bermusuhan saja ujung-ujungnya malah menikah. Asmara tidak dapat diperkirakan.


Namun tentu ada baiknya bila segala sesuatu dipersiapkan dengan memakai logika. Misalnya tentukan dulu kamu akan cari yang seperti apa? Yang berwarna apa: merah, kuning, hijau, atau pink? Misal dengan segala pertimbangan maka diputuskanlah akan mencari pink, ya sudah fokus saja mencari yang berwarna pink, tidak usah mikir yang lain. Tapi jangan salah, yang tidak usah dipikir malah tiba-tiba justru malah dipikir. Malah menjadi pikiran. Itu saja setelah ketemu ternyata orangnya tidak persis seperti yang diharapkan. Ibarat warna pink, ada yang berwarna pink murni ada yang warna pink tidak murni atau campuran. Lebih condong ke warna kuning atau ke warna yang lainnya.


Intinya: tidak ada manusia yang sempurna. Wong kita sendiri bukanlah manusia yang sempurna. Tidak adil rasanya kita yang tidak sempurna malah menuntut minta yang sempurna. Mungkin lebih tepatnya yang ke idealis. Makanya ketika mencari pasangan berdoalah kepada Tuhan agar didekatkan dengan yang cocok dengan kita. Bila memang cocok dekatkanlah.


Bagi yang berjodoh belum tentu menikah, yang menikah belum tentu berjodoh. Yang berjodoh insyaallah pasti akan dipertemukan oleh Tuhan. Bahwa kapan dan dimana tidak ada yang tahu. Bisa dipertemukan di dunia atau di akhirat kelak. Kita memang diberi hak dan kesempatan untuk mencarinya sampai ketemu. Pernikahan dapat mengangkat derajat seseorang atau sebaliknya, dapat menghancurkan derajat seseorang. Berjodoh dapat membuatmu nyaman, pernikahan belum tentu memberimu kenyamanan. Jodoh akan memberimu kenyamanan. Pernikahan kadang berupa tipuan, sehingga tidak dapat memberikan rasa nyaman. Jodoh itu jujur, sedang pernikahan kadang merupakan kemunafikan. Tidak ada kata rugi dalam kamus asmara, semua terasa begitu sangat menyenangkan, membahagiakan. Yang penting, jaga selalu kondisivitas, jangan mudah mengambil kesimpulan. Itu rasanya seperti menghakimi.


Bagi keponakanku yang wanita aku anjurkan: Carilah seperti jari yang ada di tanganmu. Mudah dilihat dan diingat, yaitu jari. Pertama: Ibu jari. Carilah yang hebat. Bukan soal hartanya tapi dalam hal tanggung jawab. Dia harus dapat menghargai dan membahagiakanmu. Kedua: Jari telunjuk. Maksudnya bukan tukang perintah tapi bisa memberikan petunjuk, bisa memberikan solusi. Ketiga: Jari tengah. Mempunyai wawasan yang luas, pengetahuannya banyak, talentanya jalan. Keempat jari manis: Dia dapat menjadi pemanis keluarga. Bisa menjadi seorang suami, kakak, atau partner dalam diskusi. Mempunyai rasa humor, seni, romantis, sikap tegas dan bijaksana. Mau mendengarkan. Kelima jari kelingking: Dia harus bisa menjadi pelengkap. Usahakan jangan ada masalah sebelum timbulnya sebuah masalah. Misalnya, sebisa mungkin hindari adanya perbedaan.


Terus ada pertanyaan bagaimana cara mendekati orang yang dicintai? Saya terangkan: dalam mendekati diusahakan harus tepat waktunya. Harus ngepasi timingnya. Jangan dipaksakan. Belum waktunya turun hujan malah bikin hujan buatan. Bersabarlah. Tahan emosimu. Kendalikan keinginanmu. Bila terburu-buru akan sangat berpotensi malah justru memilih yang salah. Dan bila terjadi salah pilih konsekuensinya bisa ditanggung seumur hidup.


Ada lagi pertanyaan menarik. Ketika kita mencintai orang ternyata ada juga yang mencintai kita. Ini bagaimana? Bagaimana cara menghadapinya? Saya coba jelaskan bahwa kita hidup di dunia ini banyak menjumpai hal-hal yang berlainan tapi datangnya secara bersamaan. Kita tidak usah kaget, tidak usah heran, tidak usah bingung. Makanya kita dituntut tidak hanya cerdas tapi juga harus bijaksana dalam menghadapinya.


Kita bersikap proposional saja. Jangan terlalu menyolok terlihat membedakan. Berusahalah bersikap wajar. Itu akan menunjukkan bahwa kamu mempunyai wibawa dan kehormatan. Jangan membuat ulah yang dapat membuat orang tersinggung. Apa yang diharapkan orang yang mencintai kamu sama dengan kamu harapkan kepada orang yang kamu cintai. Mungkin kamu tidak mencintai orang yang mencintai kamu, tapi orang yang kamu cintai pun mungkin tidak mencintai kamu. Mungkin orang yang kamu cintai mau saja menerima apa yang kamu belikan, tapi itu bukan jaminan bahwa dia pasti juga mencintaimu. Terasa lucu dan menyedihkan bila kita ternyata salah dalam mengartikan sikap orang dalam urusan cinta. Begitu mudahnya kita menjadi cepat kegedean rasa alias GR. Jadi bila kamu menolak cinta orang, tolaklah dengan cara yang elegan. Dengan cara yang sopan dan terhormat. Coba bayangkan bila cintamu ditolak dengan cara yang kasar, bagaimana perasaanmu? Carilah solusi yang baik.


Pertanyaan selanjutnya juga menarik: Bila cinta kita diterima, apa yang harus dilakukan? Saya jawab: Jangan buru-buru langsung senang dulu. Harus dibuktikan dulu. Keburu merasa senang dulu akan menyilaukan mata hatimu. Dan itu dapat membuatmu tidak waspada. Kamu bisa keblondrok (jawa), tertipu.


Kisah percintaan yang baik itu sebuah proses, bukan sesuatu yang instan. Apa bagusnya dari kisah percintaan yang tiba-tiba jadi? Dimana seninya bila tidak ada perjuangan? Jangan-jangan yang terjadi adalah halusinasi, bukan kenyataan. Kalau sebuah halusinasi tapi diangap sebagai sebuah kenyataan, ya payah. Itu namanya keblondrok. Kita tertipu. Nyeselnya tidak ketulungan.


Kisah percintaan yang instan mungkin bagus, tapi tidak nikmat, karena tidak ada yang bisa dinikmati. Ibarat makanan, sekali santap habis. Itu pun jangan-jangan yang disantap adalah racun.


Kalau kamu mencintai seseorang harus bisa seperti matahari ketika dia kedinginan, bisa seperti salju ketika dia kegerahan, bisa seperti hujan ketika dia merasa kepanasan dan kekeringan. Mencintai sejatinya bukan hanya karena ingin memiliki, tetapi karena bisa saling mengisi, menghormati, menghargai, menyayangi, dan saling memberi - bukan menerima.


Ada juga pertanyaan lucu: "apakah perlu di tes?" Saya jawab, sejauh mengingat sebuah situasi dan kondisi, ya silahkan saja, boleh-boleh saja bila diperlukan. Misalnya ada keraguan dia mendua atau tidak? Cara mengetesnya ya terserah situ saja bagaimana caranya. Kan yang tahu karakter dan kondisinya kamu?


Begitu dulu ya? Capek ngetiknya nih..


Have a nice day.


Posting Komentar untuk "BALADA ASMARA DI HATI MANUSIA"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel