Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KARIR ITU BUTUH KARAKTER YANG KUAT (KASUS KAESANG VS GIBRAN)


Kabar mengenai anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep menjadi calon Walikota Depok makin ramai diperbincangkan. Beberapa waktu lalu bahkan muncul baliho raksasa yang memperlihatkan foto Kaesang. Diketahui, baliho tersebut dipasang oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Depok. 


Kaesang Pangarep memang telah terang-terangan mengatakan kalau dirinya ingin terjun ke dunia politik mengikuti jejak bapak dan kakak tertuanya Gibran Rakabuming Raka. 


Namun, beberapa tahun lalu, suami Erina Gudono itu pernah mengatakan tidak tertarik dengan politik lantaran gajinya kecil. Pengalaman yang dialami Gibran membuat Kaesang enggan menekuni dunia politik untuk menjadi Walikota Depok selanjutnya.


Namun sekarang Kaesang Pangarep memang telah terang-terangan mengatakan kalau dirinya ingin terjun ke dunia politik mengikuti jejak bapak dan kakak tertuanya Gibran Rakabuming Raka. Namun, beberapa tahun lalu, suami Erina Gudono itu pernah mengatakan tidak tertarik dengan politik lantaran gajinya kecil. Pengalaman yang dialami Gibran membuat Kaesang enggan menekuni dunia politik. Selama ini Kaesang diketahui telah menikmati kegiatan di bidang kuliner. Dia telah menjadi seorang pengusaha di sana.


Tapi dunia politik kadang penuh dengan munculnya berbagai kejutan yang sulit diprediksi sebelumnya. Dan di dunia ini apapun bisa saja terjadi. Jadi tidak perlu kaget lagi.


Yang perlu diperhatikan dari kasus Kesang ini, rupanya orang melirik yang dijagokan sebagai calon pemimpin daerah yang notabene juga berkecimpung di dunia politik tidak lagi hanya dilihat dari segi kemampuan yang sudah teruji tapi dilihat dari segi kepopuleran semata. Tidak menutup mata bahwa kepopuleran Kaesang tidak terlepas dari kepopuleran bapaknya yaitu Presiden Joko Widodo.


Bahwa seorang pejabat daerah tidak harus berasal dari putra daerah, sudah lama terjadi.


Dan bukannya Kaesang tidak memiliki kemampuan, tapi dilihat dari penampilannya, performa Kaesang memang tampak lain dibandingkan dengan penampilan Gibran. Dan saya tidak ingin mengulas apa perbedaan antara keduanya, anda tentu sudah dapat menilainya sendiri.


Yang jelas, meskipun keduanya berangkat dari seorang wirausahawan, kalau dulu Gibran dicalonkan sebagai Walikota Solo itu wajar saja karena Gibran tentu sudah hapal dengan peta politik dan peta kota yang ada di Solo karena dibesarkan di sana.


Secara peraturan meskipun Kaesang tidak dibesarkan di Depok bisa saja dia dicalonkan di sana, namun sejauh mana Kaesang sudah mengetahui apalagi menguasai peta politik dan peta kota masih merupakan tanda tanya besar.


Seorang pejabat daerah yang notabene juga merupakan seorang pejabat politik tentu lain esensinya dengan seorang pedagang. Karena seorang pejabat daerah pada dasarnya adalah seorang pelayan masyarakat yang tidak boleh mementingkan kepentingannya sendiri.


Dengan demikian meskipun keduanya adalah sebuah karir maka keduanya memerlukan kompetensi dan keluasan wawasan serta karakteristik yang sangat kuat. Dan itulah yang ingin diketahui dalam penerapan sesuai dengan kapasitas yang diembannya.


Sebenarnya akan lebih afdo bila Kaesang menunggu waktu Pebruari 2024 untuk menggantikan Gibran sementara Gibran dicalonkan menjadi Gubernur Jawa Tengah. Bagaimanapun Kaesang dibesarkan di Solo.


Ingat, harimau mati meninggalkan belang manusia mati meninggalkan nama (kehormatan).


Have a nice day.



Posting Komentar untuk "KARIR ITU BUTUH KARAKTER YANG KUAT (KASUS KAESANG VS GIBRAN)"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel