Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENAMPILAN KITA = EKSISTENSI KITA

Seingat saya topik semacam ini pernah saya senggol di tulisan saya. Namun karena memang harus diakui banyak hal yang dapat beresentuhan dengan hal ini, dan hal itu sangat banyak terjadi ada di sekitar kita, di rumah, di tempat tugas (kerja, sekolah), di pergaulan (kampung, organisasi, media sosial), dan sebagainya.


Saya pernah mengatakan (menulis) bahwa rutinitas dapat membawa kebosanan dan manusia adalah produk pikirannya. Benarkah? Ternyata berdasarkan pengamatan saya pada umumnya pendapat itu benar namun dalam kasus tertentu, pendapat itu ternyata salah. Meskipun yang manusia adalah produk pikirannya itu adalah sebuah pendapat yang konstan dan itu benar, namung yang pendapat rutinitas dapat membawa kebosanan ternyata adalah sebuah pendapat yang bersifat abu-abu karena itu bisa benar namun juga bisa salah. Bahkan bisa sangat salah sebab bukannya membuat bosan tapi malah sebaliknya yaitu malah membuat tambah kepayang. Tambah kecanduan.


Contoh yang paling gampang: seperti di Media Sosial: WA, fb, Likendl, Instragram, dan sebagainya. Tentu kita tidak hanya mengenalnya, tapi kita juga mengakrabi semua itu. Setidaknya WA dan fb. Khususnya di WA. Pertanyaannya: Sudah seberapa lama anda mengenalnya? Sudah sejauh apa anda mengakrabinya? Mungkin jawabannya: Sudah lama mengenalnya atau baru saja mengenalnya. Sedang mengenai masalah berjalannya bisa biasa saja, sudah melupakannya, atau malah bertambah menggilainya.


Memang sangat bisa dipahami, di era yang semakin canggih ini media sosial adalah media paling ampuh untuk bersilaturahmi atau berkenalan, melancarkan modus, dan sebagainya karena sangat begitu mudah untuk dijangkau dan dipergunakan dan karena "kreatifnya manusia" bahkan mudah untuk disiasati. Dan kegunaannya pun menjadi beragam, dari mulai untuk sekedar berbasa-basi, mengenalkan eksisitensi, berdiskusi, berbisnis, saling menyindir, menghina, menipu, dan sebagainya. Disadari atau tidak kiprah seseorang di media soial secara langsung atau tidak langsung dapat menggambarkan "level orangnya".


Yang bertambah menggilainya, namanya saja semakin menyukainya, tentu dengan sikap dan pemikiran yang tidak peduli dengan kondisi seperti apa yang sedang dihadapi. Situasinya seperti apa. Dia semakin menyukainya padahal isinya begitu-begitu saja. Statis. Minim kreativitas. Bahkan bervariasi sedikit saja tidak. Apalagi bertambah baik. Bertambah memukau. Yang terjadi malah sedikit konyol. Terkesan seperti menggurui. Atau ada yang hanya mempertontonkan perang stiker, atau isinya banyak berupa copy paste kiriman orang lain. Dia hanya meneruskan saja. Sebenarnya sering mengirim copy paste bukan berarti kita bodoh, tapi karena kita malas mikir. Dengan kata lain karena semakin senangnya mengirm copy paste, berarti ya tahu sendirilah..


Ada yang karena saking cintanya, dia setiap hari mengirimWA atau mengunggah sesuatu di fb (seperti saya hihihi..). Kalau tidak satu hari saja tidak memposting rasanya bagaimana. Lho, tapi jangan salah, saya pribadi setiap hari mengunggah tulisan bukannya ingin mencari perhatian tapi ingin menguatkan tali silaturahmi, saling berbagi wawasan, dan ingin belajar dari orang lain. Dan yang terpenting isinya adalah dari hasil ide dan kreativitas saya sendiri. Walau tema bisa saja datang dari pihak lain, dari membaca dari media lain tapi isinya tetap dari ide kita sendiri. Orisinalitas harus tetap dijaga. Meskipun harus diakui dalam dunia kepenulisan sering terjadi pola ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Sebenarnya itu sebuah bentuk kreativitas juga. Harus diakui itu. Dan orang yang demikian ini, bisa jadi orang yang senang melakukan unggahan setiap hari. Jadi bukan hanya saya saja yang melakukannya, tapi oleh beberapa orang dengan berbagai alasan tentunya.


Tapi tanpa adanya visi misi yang jelas, sebuah grup WA misalnya, hanya berisi begitu-begitu saja. Biasanya hanya berisikan to say halo.  Tidak ada tampilan yang bersifat edukatif. Kalau dipaksakan rasanya malah seperti menggurui.


Yang jelas dengan semakin familiarnya internet orang semakin mudah menjangkau media sosial, sebuah dunia antah berantah yang sanggup menjadi magnet bagi semua orang. Kehadirannya begitu memukau dan merebut hati orang banyak di seluruh pelosok dunia. Jadi tidak aneh bila era kemajuan internet dapat mengubah perilaku manusia, dari sekedar suka selfi, suka nampang, suka jahil, suka ngerumpi, mefitnah, mencurangi orang, menjahati orang, hingga dapat menyuguhkan krativitasnya. Dunia internet dialah dunia yang multi dimensi, multi fungsi, multi manfaat, sekaligus multi masalah. Tidak hanya di dunia kerja, karir, interaksi, bahkan sampai ke masalah rumah tangga. Membuat orang yang tinggalnya jauh menjadi dekat, sebaliknya yang tinggalnya dekat menjadi jauh. Bayangkan orang yang tinggalnya sekampung saja berbicaranya memakai WA. Padahal dunia internet atau media sosial ibaratnya adalah sebuah panggung terbuka yang mudah ditonton oleh banyak orang. Mereka (banyak orang) yang selalu stand by di sana. Dan semua manusia tahu itu. Mereka menyadari dan mengerti, tapi mereka tidak peduli.


Padahal lagi batas antara suka dengan benci sangat tipis sekali. Bahkan tidak jarang orang yang dulunya suka lantas menjadi benci, dan begitu pula sebaliknya, dari yang dulunya benci menjadi suka. Bahkan perpindahan jalur itu dapat terjadi dengan dratis, cepat, atau secara biasa saja. Yang drastis kadang terjadi secara dramatis. Terjadi secara spetakuler. 


Tapi sekarang manusia menganggap hal itu sebagai sesuatu yang biasa saja. Seperti halnya bernafas,  makan dan minum. Itu sebuah kejadian rutin yang biasa saja. Yang terkadang fungsi serta harus bagaimana kita harus menyikapinya banyak manusia yang mengabaikannya. Tidak mempedulikannya.


Kuncinya adalah sebaiknya segala sesuatunya harus disikapi secara tenang, cerdas dan bijaksana, agar tidak terlihat konyol tapi elegan dan proposional. Namun diakui atau tidak, disengaja atau tidak, manusia kadang mudah bahkan suka melakukan segala sesuatu dengan menabrak rambu-rambu logika, etika dan moral yang semestinya. Misalnya, sebuah contoh yang teramat sederhana, sebelum berbuat seharusnya dipikirkan dulu baru dikerjakan, tapi sekarang kadang malah dibalik dikerjakan dulu baru dipikirkan kemudian. Nah.


Have a nice day.




Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.


Posting Komentar untuk "PENAMPILAN KITA = EKSISTENSI KITA"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel