USAHA KITA ADALAH KEHORMATAN KITA
Almarhum mas Prie GS pernah menulis kurang lebih begini: Apa sebetulnya yang bisa kita usahakan? Jangan-jangan tidak ada. Karena di setiap kejadian, kita seperti cuma bisa melakukan apa yang diperintahkan. Dan itu menurut saya, bisa terjadi di kantor, di perkumpulan organisasi yang kita ikuti, bahkan di rumah kita sendiri.
Itu bisa jadi benar. Tapi jangan salah, di berbagai lingkungan yang kita ikuti tadi bukannya tidak ada kesempatan bagi kita untuk mengembangkan pendapat dari hasil pemikiran kita sendiri. Ada, tapi tidak boleh keluar dari batasan yang telah digariskan. Padahal kita adalah orang yang pintar, berpendidikan oke, mandiri, dan tentu saja dewasa.
Coba bayangkan. Di kantor, kita menerima wewenang mengatur dan melatih orang. Mengelola sedemikian rupa segala tugas pekerjaan adalah tugas yang tidak ringan. Ada tugas yang bersifat rutin, ada yang bersifat insidentil. Dan meskipun bersifat insidentil, tidak jarang jarang tugas itu malah menduduki prioritas utama yang harus dibereskan untuk diselesaikan. Soalnya sangat mendesak dan segera ditunggu hasilnya. Begitu alasan yang sering kita terima.
Di rumah, apalagi. Semua pekerjaan kita serahkan kepada istri, atau asisten rumah tangga. Kita tahunya beres, dan tentu saja dapat berjalan dengan sukses. Memang, kalau kita seorang pria, atau majikan wanita, kita memberikan pendapat kita, wacana kita, target kita. Tapi untuk dapat "goal di sasaran kita", nanti dulu. Kadang dalam eksekusi ada campur tangan setidaknya pendapat dari "orang lain" di sekitar kita, entah itu suami, istri, orang tua, asisten rumah tangga, atau si anak sendiri. Intinya, inisiatif itu datang bukan berasal dari kita. Bayangkan, kita yang begitu hebat di kantor, ketika berada di rumah tidak bisa berbuat apa-apa, tahunya beres.
Memang benar, dalam menjalani hidup di dunia kita tidak dapat hidup sendirian. Kita harus berkorelasi dengan orang lain. Membutuhkan orang lain. Tidak peduli dengan orang lain beneran atau dengan keluarga kita sendiri atau bukan. Itulah sebabnya kita mengenal pengertian berbagai simbiosis. Kita tidak dapat lepas dari adanya sebuah hubungan.
Kalau ingin jujur, dari sebuah hubungan di situ terselip adanya sebuah ketergantungan. Bahwa ketergantungan itu bersifat signifikan atau bukan, tapi dapat kita rasakan bahwa rasa ketergantungan itu ada. Sayangnya kita ada yang dengan tegas mengakui, setengah mengakui, atau bahkan gengsi karena merasa malu untuk mengakui.
Bahwa kita adalah sebuah otoritas yang mandiri, itu benar. Kita mempunyai skill, pengalaman, kemampuan, dan pemikiran. Masalahnya, kita harus pandai menjalin dan menjaga hubungan. Sebuah contoh yang sederhana: Dengan kekasih kita pun sebenarnya di situ ada sebuah ketergantungan, bukan sekedar kebutuhan. Sekecil apapun itu.
Dengan kondisi seperti semua itu, kita menuju ke masa depan kita. Dengan segala persiapan yang ada tentunya. Dan di masa depan tercurah semua kebahagian, harapan tercapainya cita-cita, dan kehormatan kita.
Have a nice day.
Posting Komentar untuk "USAHA KITA ADALAH KEHORMATAN KITA"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.