JEBAKAN 99 JUTA. SUDAHKAH ANDA MENGETAHUI MAKSUDNYA?
Suatu ketika saya pernah menerima kiriman sebuah video bergambar dengan narasi kurang lebih sebagai berikut:
Adalah seorang milyader yang sangat kaya raya, yang segala sesuatu yang berupa kebendaan dia punya: Harta, berbagai rumah mewah, mobil mewah, pesawat terbang pribadi, istri yang cantik, yang kesemuanya itu berjumlah lebih dari satu.
Segalanya dia punya. Namun dia merasakan kesedihan yang teramat sangat. Anak-anaknya jauh darinya: Ada yang tinggal di luar kota, bahkan di luar negeri. Oleh dokter dia mendapat larangan bermacam-macam: Dari tidak boleh banyak memikirkan segala hal yang berat, tidak boleh makan sembarangan, tidak boleh bepergian yang jauh, dan harus menghindari segala sesuatu yang dapat mengejutkannya, karena dia mengidap penyakit jantung yang cukup parah.
Dia merasa iri dengan tukang kebunnya yang meskipun orang yang tidak mampu tapi selalu tertawa, bersiul-siul, bernyanyi sendiri, dan dapat memakan apa saja yang dia suka dengan tanpa mendapat peringatan apa-apa dari siapa saja.
Milyader tadi menumpahkan segala yang dia rasakan kepada seorang sahabat yang sangat dipercayainya. Kepada sahabatnya inilah dia sering mengadukan segala permasalahan yang menganggu pikirannya. Sahabatnya ini memang terkenal cerdas dan bijaksana. Sahabatnya tadi berkata begini: "Apa yang kamu alami pada dasarnya juga juga sama dengan yang dialami oleh semua orang tanpa memandang kelas kehidupannya. Kamu iri dengan kehidupan tukang kebunmu? Coba sekarang mari kita uji dia. Katakan padanya bahwa kamu akan memberinya uang 100 juta. Dan tulislah angka 100 juta di kertas pembungkusnya. Tapi isilah hanya 99 juta. Nanti kita lihat apa yang akan terjadi?"
Dan benar saja. Milyader tadi berkata kepada tukang kebunnya akan memberi uang sebesar 100 juta, dan di kertas pembungkusnya memang tertulis angka 100 juta dalam huruf besar, namun di dalam kertas pembungkus itu hanya diisi uang sebanyak 99 juta.
Tentu saja si tukang kebun itu merasa sangat gembira dan bahagia sekali. Dia mengucapkan sangat berterima kasih sekali kepada majikannya yang seorang milyader tersebut.
Setelah diberi bungkusan kertas yang berisi uang, sampai di rumah, dibukalah hadiah pemberian majikannya tadi. Setelah dihitung ternyata hanya berjumlah 99 juta. Dia terkejut. Bukankah tadi majikannya mengatakan jumlahnya 100 juta? Dia amati juga di kertas pembungkusnya memang tertulis 100 juta. Dalam huruf besar pula. Dia menghitung lagi, jumlahnya tetap 99 juta. Diulangi dihitung lagi jumlahnya tetap saja 99 juta. Dia berpikir keras, jangan-jangan jatuh ya? Dia mencarinya di bawah tempat tidur, tidak ada. Dia berpikir lagi, jangan-jangan jatuh di ruang depan ya? Dicarinya uang 1 juta itu di ruang depan, juga tidak ada. Dia berpikir lagi, jangan-jangan jatuh di halaman? Di jalan samping rumah? Di jalan kampung? Dan seharian dia sibuk menyisir semua tempat yang dicurigai sebagai tempat jatuhnya uang 1juta tadi, tapi tidak ada.
Sampai malam dia mencari tapi hasilnya nihil. Dia sampai tidak dapat tidur. Dia berpikir keras lagi, ah, jangan-jangan dia yang kurang teliti dalam mencari. Besok pagi akan dia cari lagi sebelum berangkat kerja.
Dan benar besok paginya dia mencarinya lagi. Sudah bangunnya kesiangan, berangkat kerjanya kesiangan juga tidak seperi biasanya. Sudah begitu, di sudut-sudut kebun dicarinya uang 1 juta itu. Dicari dengan teliti. Tapi tidak juga ketemu. Dia sampai kelelahan. Dan tanpa sepengetahuannya, segala gerak-gerik si tukang kebun itu diperhatikan oleh si milyader tadi.
Besoknya seperti itu lagi. Si tukang kebun datang terlambat lagi. Maklum, masih sibuk mencari kesana-kemari. Sampai akhirnya si tukang kebun lupa makan, menyepelekan tentang makannya. Tak ada lagi raut wajah gembira di wajahnya. Kerceriaan telah menghilang dari wajahnya.
Besoknya masih seperti itu lagi. Bahkan dia sudah berani berbohong ketika ditanya oleh majikannya mengapa dia sampai terlambat masuk kerja.
Hari-hari berikutnya si tukang kebun kelihatan lesu dan tidak bersemangat. Tak ada lagi wajah yang ceria yang selalu memancarkan wajah optimis. Pelaksanaan kerja selalu melambat. Akan tanya ke majikannya soal uang yang 1 juta itu malu sehingga dia tidak berani menanyakan.
Dan itulah kita. Selalu fokus memikirkan jumlah yang sedikit namun dengan gampangnya melupakan jumlah yang banyak. Selalu menyibukkan diri dengan melakukan perbuatan yang tidak berarti dan bermanfaat. Anehnya perbuatan itu selalu diulangi terus menerus. Demikianlah perlakuan kita kepada Tuhan. Mudah tidak menghargai pemberian Tuhan yang diberika dengan penuh kasih sayang serta pemberian itu jumlahnya tidak sedikit, teramat banyak serta melimpah ruah.
Have a nice day.
Posting Komentar untuk "JEBAKAN 99 JUTA. SUDAHKAH ANDA MENGETAHUI MAKSUDNYA?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.