Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEBUAH STATUS QUO: "BOLEHKAH PHRD BERBICARA SOAL POLITIK?"

Bolehkah membicarakan politk di PHRD? Itu sebuah pertanyaan, mestinya ya dijawab. Tapi bisa dimengerti bila pertanyaan itu dijawab sekenanya, atau bahkan tidak perlu dijawab sama sekali alias dengan kata lain diabaikan saja. PHRD (Perhimpunan HRD) beranggotakan terdiri dari para Manajer HRD di Jawa Tengah.

 


Mungkin ada pemahaman begini, dan ini yang dipandang paling realistis: KARENA MASALAH POLITIK BUKAN MERUPAKAN VISI MISI PHRD. Dan itu memang benar adanya. Tulisan ini pun juga hanya merupakan pendapat pribadi saya. Wacana saya untuk menjawab pertanyaan itu. Jadi tidak mewakili siapa-siapa. Tulisan ini hanya semacam sebuah "ngudo roso" alias bisikan hati untuk merespon timbulnya pertanyaan tadi.


PHRD yang anggotanya para Manajer HRD tentu waktunya sudah terkuras habis untuk mengurus banyaknya pekerjaan di perusahaan. Ditambah lagi kita harus mencermati agar regulasi jangan sampai ketinggalan untuk diikuti. Lagipula kita memang bukan merupakan pelaku politik atau bagian dari politik. Bahwa perusahaan suatu saat mendapat dampak dari politik, ya mungkin saja.


Jadi saya setuju, seperti pendapat yang disampaikan om Budiharjo tempo hari, bahwa PHRD membincangkan tentang politik sebagai pembelajaran literasi ya boleh saja asal tidak berusaha memihak salah satu kepentingan pemain politik. Apalagi memihak secara membabi buta. Berpolitik secara vulgar.  Kita hanya mencoba memetakan atau memahami arah politik "kebijaksanaannya nanti seperti apa? Dan akan dibawa kemana?". Jadi kita jangan apriori dulu tentang politik. Itu sebuah tindakan yang terlalu naif. Kita tidak boleh buta tentang politik. Meskipun kita tidak dapat uang dan kedudukan dari politik, kita jangan acuh terhadap politik. Kita harus kritis dan sensitif, jangan bersikap tidak tahu apa-apa tentang politik. Nanti kita malah gampang diombang-ambingkan oleh politik. Kita membicarakan soal politik sebagai upaya bela negara kalau sampai terjadi apa-apa seperti yang tidak kita inginkan bersama. Negara ini adalah negara yang sangat kita cintai dan kita miliki. Kalau terjadi apa-apa yang berorientasi negatif, kita (termasuk anak cucu) yang akan menanggung rugi.


Para anggota PHRD yang rata-rata berpendidikan tinggi tentu mempunyai pandangan yang kritis, penuh analisis, tajam, serta dapat berpendapat secara proposional, tidak memihak kecuali untuk kemanfaatan masyarakat luas. Dengan kata lain PHRD dapat menerapkan azas politik yang bebas aktif. Kita tidak mau terikat dengan politik, tapi kita tidak tabu berbicara tentang politk. PHRD bisa melakukan diskusi. Bukan kampanye. Kita bisa melaksanakan sambung rasa yang sehat, kreatif, inovatif, dan berkontribusi ke pemikiran yang positif. Bahwa kelak ada seorang anggota PHRD kelak ada yang menjadi tokoh pollitik, mengapa tidak? Lho, bisa lho, suatu saat kelak ada dari kita yang menjadi pemain, bukan lagi menjadi penonton.


Have a nice day.





Tulisan lainnya dapat dilihat di: 
solusi-guno.blogspot.com (Perpustakaan abadi). 
guno-idea.blogspot.com Perpustakaan abadi in English).
Diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.





Posting Komentar untuk "SEBUAH STATUS QUO: "BOLEHKAH PHRD BERBICARA SOAL POLITIK?""

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel