Kita semua tentu mengetahui siang dan malam terjadi karena bumi berputar. Ketila bumi menghadap matahari disebut siang, ketika bumi menghadap bulan disebut malam. Tapi itu soal teknis, ada yang lebih ideologis. Bumi berputar agar kita mengenal kerja dan istirahat secara bergiliran. Jangan terus-terusan kerja, jangan terus-terusan istirahat. Putaran bumi bukan untuk hal lain, melainkan untuk kepentingan kita manusia. Demikian juga ketika terjadi peristiwa-peristiwa lain yang saling bertentangan, sebenarnya ada pesan-pesan khusus terkait dengan kegiatan manusia. Seperti: musim kemarau dan musim penghujan, kondisi sehat dan sakit, sedih dan gembira, dan sebagainya.
Sepertinya seluruh mata rantai di dunia diadakan untuk kepentingan hidup makhluk dengan manusia sebagai pusatnya. Ini adalah mandat yang menggairahkan untuk dikelola. Maka mari kita lihat logika ini dengan segenap konsekuensinya. Manusia diberi mandat. Diberi kuasa. Tapi yang terjadi: Menjadi sok kuasa. Hutan Yang seharusnya dilestarikan, malah ditebangi. Diberi jabatan tinggi, malah untuk ajang korupsi. Diberi kecerdasan otak, malah untuk mencurangi.
Setiap manusia pasti pernah mempunyai masalah dalam kehidupannya, baik masalah berat maupun ringan. Berat ringan masalah sangat tergantung pada bagaimana kita menyikapi masalah tersebut. Bisa saja masalah ringan akan terasa berat jika kita salah dalam menyikapi masalah tersebut, dan begitu pula sebaliknya akan terasa ringan dalam menghadapi masalah berat jika kita tepat dalam menyikapi masalah tersebut. Untuk itu diperlukan cara agar dapat menghadapi dan memecahkan masalah dengan kepala dingin.
Secara teori memang begitu. Tapi itu jelas bukan merupakan perkara yang mudah seperti membalik tangan. Yang sering terjadi dalam menghadapi masalah, faktor emosi selalu mendampingi. Bahkan karena kesembronoannya faktor emosi berjalan di depan terlebih dahulu, sehingga penanganan masalah menjadi tidak proposional. Padahal ukuran baju orang lain pasti tidak sama dengan ukuran baju kita. Cara berpikir dan tingkat pemahaman orang lain pasti juga tidak sama dengan kita.
Bisa dipahami orang tidak mau menerima berada di posisi yang sulit mencekik. Dalam posisi yang pahit. Padahal situasi sedih gembira, pahit bahagia adalah siklus yang tidak terelakkan dan merupakan sebuah proses pendewasaan. Dan memang kita tidak mungkin terus-terusan berpikir seperti anak kecil. Padahal lagi, posisi pahit adalah sebuah kenyataan yang tidak terhindarkan dan dapat dijalani sambil mengambil pelajaran dari kegagalan yang terjadi pada saat itu. Dengan demikian dapat ditanamkan pribadi yang kuat dan kemudian akan bangkit dari keterpurukan untuk menjadi orang yang lebih baik di kemudian hari.
Kuncinya adalah ketenangan diri. Meskipun hal ini juga tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin untuk dijalankan. Karena jika tidak begitu, kondisi mental atau pikiran yang stres dan penuh emosi akan menghalangi untuk mendapatkan solusi yang terbaik sekaligus menjadi lebih rentan terkena penyakit tertentu. Dengan ketenangan diri disamping dalam memandang masalah scopenya menjadi lebih luas, juga menjadi lebih teliti dalam menyusun dan menerapkan strategi. Jadi terimalah kenyataan tersebut sambil mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut.
Yang sering dilupakan adalah akar permasalahan. Agak aneh juga orang menjadi begitu uring-uringan mengatasi masalah tanpa mengetahui akar permasalahannya. Mereka begitu mudah terpukau oleh gelombang permukaannya tanpa mengenali dasar permasalahannya. Memang air yang berwarna keruh akan menutupi dasarnya. Oleh karena itu jangan ditambahi dengan menimbulkan riak gelombang di air yang keruh tadi.
Akar atau dasar permasalahan harus diindentifikasi agar sesuatunya menjadi jelas dan terang benderang. Mengapa bisa begitu? Dari mana asal datangnya? Hal apa saja yang membentuknya sehhingga menjadi begitu? Apakah ini semacam efek saja? Dan sebagainya. Setelah mengidentifikasi masalah-masalah anda, kini saatnya untuk menyelesaikan satu per satu permasalahan. Mulailah dengan menyelesaikan masalah yang paling realistis untuk diselesaikan terlebih dahulu. Sebab, perubahan positif sekecil apapun akan menambah motivasi anda untuk mengatasi cobaan yang lebih besar lagi.
Ketika manusia masih bayi adalah ibarat kertas putih yang masih kosong dari permasalahan. Permasalahan terbentuk karena keadaan atau karena kecerobohan manusia itu sendiri. Pada umumnya manusia tidak berusaha menangkal permasalahan tetapi mereka berusaha beradaptasi dalam rangka mengatasi serta menyesuaikan diri dengan pola datangnya permasalahan. Manusia ada yang sudah mempersiapkan diri dan ada yang masih sibuk mencari solusi. Ada lagi yang malah sibuk mencari kambing hitam. Melempar permasalahan kepada orang lain. Ini mudah tapi bukan tanpa masalah. Sebab dengan begitu yang terjadi adalah masalah yang ketambahan masalah.
Adanya siang dan malam masing-masing membawa permasalahan. Mereka membawa proporsi sendiri-sendiri. Dan hebatnya manusia diminta bisa menghadapi dan menyeselesaikan keduanya. Teserah, mau secara sendiri-sendiri atau secara bersamaan.
Kata Carl Rogers seorang seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien, "Kehidupan yang baik adalah sebuah proses, bukan suatu keadaan yang ada dengan sendirinya. Kehidupan itu sendiri adalah arah, bukan tujuan."
Have a nice day.
Notes: tulisan lainnya dapat dilihat di:
guno-solusi.blogspot.com (Perpustakaan abadi).
guno-idea.blogspot.com Perpustakaan abadi in English).
Diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "PERMASALAHAN MANUSIA DAN PENANGANANNYA"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.