ADAKAH RASA GIGIH DALAM DIRI KITA?
Suatu ketika teman baik saya mas Pambudi Sunarasihanto, seorang pelaku praktisi HR, seorang konsultan, motivator, pernah bekerja di beberapa negara yang sekarang bekerja sebagai Human Resources Director at Blue Bird Group di Jakarta, menulis sebuah artikel yang didahuluim dengan kisah seperti berikut ini :
Pada tahun 1964, Presiden JF Kennedy mengirimkan 23,000 tentara ke Vietnam untuk berperang. Mereka datang dengan peralatan yang sangat canggih (dibandingkan dengan tantara Vietnam) dan anggaran perang yang jauh lebih tinggi.
Semua orang memperkirakan bahwa peperangan itu tidak akan berlangsung lama, dan sebentar lagi tantara Vietnam akan berhasil ditumpas. Ternyata Vietnam mempunyai jiwa “Kien Cuong” (dalam Bahasa Vietnam, yang artinya adalah kegigihan, perseverance, semangat baja!).
Mereka bertahan terus, tidak peduli sesederhana apapun senjata mereka, tidak peduli berapa ribu orang yang meninggal.Mereka terus bertahan. Dan tahun 1975, Amerika Serikat menahan malu, dan menarik semua tentaranya dari Vietnam.
Ternyata kemenangan perang itu tidak ditentukan dari seberapa canggih peralatan kita.
Ternyata kemenangan perang itu tidak ditentukan dari seberapa banyak musuh yang kita bunuh.
Ternyata kemenangan perang itu tidak ditentukan dari serapa besar anggaran perang yang kita punyai.
Ternyata kemenangan perang itu dari siapa yanhg lebih lama bertahan.
***
Kisah heroik itu tidak ubahnya dengan kisah heroik para patriot bangsa kita yang gigih melawan penjajah yang dengan hanya bersenjatakan sebilah bambu runcing. Senjata itu tidak berarti apa-apa akan tetapi jiwa yang gigih para pejuang yang sangat berperan dalam berperang.
***
Kita semua kalau ditanya juga pasti mempunyai jiwa yang gigih. Bahwa kenyatyaannya "kegigihannya" sampai di mana, anda sendirilah yang bisa menjawabnya.
Dalam kamus besar Indonesia, kata gigih artinya: tetap teguh pada pendirian atau pikiran; keras hati; mengotot: ulet.
Dari penjabaran kata-kata itu anda sendiri dapat mengukur kegigihan pada diri anda sendiri.
Tidak dipungkiri dalam hidup penuh dengan tantangan yang datang silih berganti. Tantangan itu ada yang dianggap biasa, sedikit luar biasa, atau sangat luar biasa. Tentu semua tergantung kesiapan dan pengalaman kita. Datangnya masalah atau hambatan bisa saja melunturkan semangat juang kita. Pertanyaannya: sejauh mana kita mempertahankan semangat kegigihan kita?
Tidak ada rumus yang baku dalam hal ini.Semuanya tergantung situasi dan kondisi serta karakter anda, termasuk kecerdikan mengolah rasa dalam menghadapi persoalan. Seorang pemenang tidak harus ditentukan kekuatan fisik seseorang, tetapi juga kecerdasannya.
Bisa saja kesuksesan memang membutuhkan waktu dan gigih merupakan salah satu cara yang akan mengantarkan Anda meraih kemenangan di akhir. Kemenangan di menit-menit akhir? Mengapa tidak? Tidak ada kata terlambat. Yang penting anda menang.
Kegagalan mungkin pernah alami. Tetapi kegagalan janganlah dibuat sebagai alasan. Sebuah kegalalan adalah "sebuah investasi". Anda dapat belajar dari sana. Kegagalan bukan merupakan segalanya "dia" dapat menyuport anda untuk menghadapi tantangan berikutnya. Dia merupakan masukan yang luar biasa. Dan jangan lupa "event tantangan berikutnya" adalah merupakan "tantangan baru" bagi anda. Kegagalan adalah kemenangan tertunda.
Kita semua tentu setuju "tekad" adalah merupakan "kunci kegigihan". Namun sejauh mana kita dapat memupuk "tekad" ini, itu yang masih menjadi misteri.
Bukan bermaksud menyepelekan masalah, keyakinan dapat menaklukkan masalah harus menjadi tekat anda. Setelah anda mempunyai "tekat", ada lagi yang harus anda puyai yaitu "pantang menyerah".
Motivasi untuk unsur "tekat" dan "pantang menyerah" adalah "buktikan". Apabila anda disepelekan oleh orang lain, buktikan itu semua. Ini menjadi pendorong yang dapat memotivasi anda. Setidaknya buktikan kepada diri anda sendiri bahwa anda bisa. Tidak perlu pakai gembar gembor segala.
Ada cara untuk menyiasati masalah. Bila masalah itu terlalu besar bagi anda, potonglah masalah itu menjadi lebih kecil sesuai kemampuan anda. Dengan demikian per masalah itu dapat anda tangani.
Cara terakhir adalah keluar dari siklus negatif. Terkadang, apa yang kita butuhkan adalah untuk keluar dari siklus negatif, di mana kita telah meyakinkan diri sendiri bahwa kita pasti akan gagal. Hal tersebut membantu kita mengubah cara berpikir menjadi lebih positif, yang akan membantu kita sukses. Dan melakukannya dengan baik justru akan memperkuat cara berpikir baru yang akan membantu kita di masa depan.
Yakinlah anda bisa.
Notes: blog GUNO HRD diushakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "ADAKAH RASA GIGIH DALAM DIRI KITA?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.