MAKNA DAN KEHAKIKIAN HIDUP
Secara kasat mata, puasa di tahun yang sekarang sama dengan yang di tahun dulu. Bahkan di tahun yang akan datang yang namanya puasa juga sama saja. Menahan lapar dahaga, menahan segala nafsu dan sebagainya dari selepas Subuh sampai waktu Maghrib tiba. Tidak ada perbedaan. Sama persis begitu terus.
Yang berbeda situasi dan kondisinya. Mungkin puasa yang di tahun lalu kita menjalaninya dalam keadaan kekurangan, sedang sekarang menjalaninya dalam keadaan berkecukupan, dan sebaliknya. Di tahun kemarin kita menjalani puasa dalam keadaan lajang, sekarang kita menjalaninya dalam keadaan sudah berkeluarga. Mungkin puasa yang di tahun lalu kita menjalaninya dalam keadaan bahagia, sedang sekarang menjalaninya dalam keadaan sebaliknya. Di tahun kemarin kita menjalani puasa dalam keadaan iman kita masih bimbang atau belum mantab, sekarang kita menjalaninya dalam keadaan beriman sepenuh hati dan sebagainya.
Jalan pemikiran kita tentu lain dengan pemikiran Tuhan. Apa yang diinginkan oleh kita tentu berbeda dengan apa yang diinginkan oleh Tuhan. Pun kejadian yang terjadi bisa berbeda dari yang kita harapkan.
Manusia selalu merasa kesulitan mencari makna hidup. Padahal kehakikian hidup sudah disampaikan Tuhan dalam Kitab Suci. Implementasinya sudah dicontohkan atau diajarkan pada sunah para Nabi.
Tuhan sudah meluangkan waktu untuk membuat Kitab Suci. Meluangkan waktu untuk membuat Surat, mewujudkan sabdanya ke dalam tulisan untuk dibaca, dipahami, dan dimengerti oleh manusia. Itu semua demi kepentingan dan kebutuhan manusia. Tapi respon yang bagaimana yang diberikan oleh manusia?
Manusia dengan begitu mudahnya menyangsikan Tuhan. Meragukan Tuhan. Mempertanyakan Tuhan.
Padahal Tuhan selalu ada di dekat kita. Menemani kita. Mengajari kita. Bahkan memaafkan kita. Menyayangi kita.
Manusia tidak pernah tahu yang akan terjadi di depan sana. Tapi Tuhan segalanya. Dan Dia maha berkehendak atas segalanya,
Ketika kita berjalan ke arah Tuhan, Tuhan berlari ingin memeluk kita. Jangan sampai ada hal-hal sepele yang dapat menghalangi Tuhan untuk memeluk kita seperti: adanya rasa sombong, pembohong, penipu, pendendam, serakah, egois. tukang fitnah, dan sebagainya.
Have a nice day.
Notes: blog GUNO HRD diusahakan selalu ada tulisan baru. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "MAKNA DAN KEHAKIKIAN HIDUP"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.