Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Film mini seri selalu siap merebut hati pemirsa

 Anda pasti tentu sudah menonton film miniseri Kulfi. 


Bisa dipastikan film ini mempunyai banyak penggemar. Terutama kaum hawa, meskipun kaum adam pun juga banyak. Bukan film spetakuler semacam film perang atau film berteknologi canggih semacam superman atau spiderman. Sebuah film yang biasa saja yang bercerita tentang kehidupan rumah tangga. Sebuah film yang sederhana tapi mempunyai banyak penggemar.


Sebenarnya tidak hanya sekarang, dari dulupun begitu. Tidak hanya yang bekisah tentang anak-anak tapi tentang orang dewasa juga. Dan itu jumlahnya banyak sekali, mulai dari Oshin film mini seri dari Jepang, Meteor Garden dari Taiwan, Thalia, Kasandra, Esmeralda dan Maria Marcedes dari negara Amerika Latin. 


Film mini seri Kulfi dan sebagainya itu seharusnya bercerita tentang kisah yang sederhana. Maklum jumlah pemainnya juga tidak banyak. Yang tampil di kamera ya seputar itu saja. Tapi ceritanya menjadi berkepanjangan. Alur ceritanya berakrobat jungkir balik. Yang seharusnya diduga begini tiba-tiba menjadi begitu. Yang seharusnya berjalan mudah, malah menjadi ruwet. Keruwetan pertama belum terurai timbul keruwetan kedua, ketiga dan seterusnya. Suatu saat penonton diberi kesempatan untuk berlega hati, tapi tidak lama kemudian timbul keruwetan lagi. Alur crita menelikung perasaan penonton sehinga penonton dibuat gemes, jengkel, marah, kecewa, tapi lucunya penontonnya ya senang saja. Mereka malah dengan senang hati menantikan kelanjutannya.


Jalan ceritanya lebay, cengeng, pahit, mungkin kurang mutu, tapi kenyataannya sangat disukai. Tidak tahu, apakah karena ini mewakili kisah hidup para penonton atau karena memang jalan cerita yang berliku seperti itu yang disukai oleh penonton. Mereka para penonton merasa welcome dengan alur cerita yang memelas dan menghiba seperti itu. Bahkan penonton sudah siap kalau alur ceritanya mencapai klimak dengan cara yang mengejutkan. Bukankah para penonton sudah merasakan sendiri suasana horor yang sebenarnya dalam kehidupan mereka?


Bisa dipastikan film semacam ini menduduki rating yang tinggi karena ditonton orang banyak sehingga film miniseri tersebut menjadi rebutan iklan. Padahal perhitungan iklan adalah per detik. Bisa anda bayangkan sendiri penghasilan produser dan para pendukungnya.


Banyak yang menyebut film mini seri semacam itu sebagai telenovela. Berdasarkan Wikipedia Telenovela adalah judul kolektif untuk semua serial drama Amerika Latin yang memunculkan berbagai jenis novel televisi. Kata menggabungkan tele, pendek untuk televisión atau televisão (Kata berbahasa Spanyol dan Portugis untuk televisi), dan novela, sebuah kata yang studi sastra Latin bergaul dengan romantis menengah-span dan kata bahasa Spanyol atau Portugis untuk "novel". Telenovelas adalah genre yang berbeda berbeda dari opera sabun, untuk telenovelas memiliki akhir dan berakhir setelah jangka panjang (umumnya kurang dari satu tahun). Telenovela menggabungkan drama dengan roman bersambung pada abad ke-19 dan radionovela Amerika Latin. Media telah digunakan berulang kali untuk mengirimkan pesan sosial budaya dengan memasukkan mereka ke dalam alur cerita.


Berbeda dengan serial televisi di negara-negara Barat, telenovela biasanya hanya terdiri atas satu musim. Telenovela juga kerap mengangkat permasalahan sosial kontemporer dan memiliki banyak jalan cerita kompleks yang dipadatkan dalam satu musim tayang tersebut.


Di Indonesia tentu tidak ketinggalan membuat film mini seri yang dapat merebut hati jutan penonton. Anda tentu masih ingat film mini seri yang berjudul Tersanjung, Si Doel Anak Sekolahan, Intan, Cecep, Ikatan Cinta, dan sebagainya. Telenovela di Indonesia mulai meredup saat channel TV banyak menyiarkan drama Bollywood dan sinetron lokal dengan jumlah episode yang tidak terbatas selama rating belum turun. Bahkan, ada stasiun TV yang punya program Mega Bollywood dengan berbagai macam pilihan drama dari India yang berkisah tentang cinta, keluarga, dan tentu saja perbedaan kasta. Serial Bollywood ini sempet tergantikan sama drama Asia Timur seperti Endless Love di tahun 2000an, Winter Sonata (2003), dan tentu saja Meteor Garden (2002) yang fenomenal abis. Pada saat ini, telenovela mulai terlupakan. Kenapa serial Asia Timur lebih menyita perhatian orang Indonesia? Karena, budayanya dianggap lebih dekat sama budaya kita.

Diperkirakan film mini seri akan terus merajai penayangan tv karena lebih mudah dijangkau dan keasyikan menonton sambil bercengkrama bersama keluarga adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Begitu juga dalam menikmati akting pemain luar negeri.



Sedikit data dari film mini seri Kulfi:


Genre Keluarga, Musikal 

Pembuat Nilanjana Purkayasstha

Pengarang Cerita: Sahana, Faizal Akhtar, Lakshmi Jayakumar, Swechchha Bhagat, Pallavi Mehta

Dialog: Divy Nidhi Sharma, Aparajita

Sutradara: Pradeep Yadav

Pengarah kreatif: Yashvardhan Shukla

Pemeran: Aakriti Sharma, Mohit Malik, Anjali Dinesh Anand, Myra Singh, Vishal Aditya Singh

Lagu pembuka: "Pet Bechara" oleh Rashi Salil Harmalkar

Komposer : Sargam Jassu, Nakash Aziz

Negara asal: India

Bahasa asli: Hindi

Produser: Gul Khan, Karishma Jain, Nilanjana Purkayasstha, Herumb Khot

Lokasi produksi: Mumbai

Sinematografi: Sandeep Yadav, Mohseen Swan

Kamera: Multiple-camera setup

Durasi: 21 menit

Rumah produksi: 4 Lions Films

Invictus: T Mediaworks

Distributor: Star India

Fox Networks Group (21st Century Fox)

Novi Digital Entertainment








Notes: di blog ini diusahakan setiap hari ada tulisan aru. Terimakasih.







Posting Komentar untuk "Film mini seri selalu siap merebut hati pemirsa"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel