Gaya menulis itu mempunyai peranan
Karena tujuanku adalah agar orang mau membaca tuisanku, tentu gaya menulis sangat kuperhatikan. Seperti layaknya anda menjamu tamu, anda tentu berusaha menyajikan makanan dan minuman yang terbaik menurut anda. Baik itu meracik sendiri atau beli di suatu tempat yang istimewa. Selera jamuan tentu bukan yang terbaik menurut selera kita saja tapi yang menurut selera tamu kita juga. Itu yang penting. Bila perlu menurut selera para ahli. Apapun yang anda pilih pasti didorong oleh rasa ingin memuaskan tamu kita. Tujuannya jelas agar sang tamu tidak merasa kecewa. Rasa kecewanya sang tamu merupakan kegagalan terbesar kita. (Apalagi kecewanya sang kekasih.
Memuaskan tamu kita adalah kebahagiaan terbesar kita. Tamu kita adalah orang yang istimewa. Kita akan dinilai istimewa bila kita juga dapat mengistewakan tamu. Penilaian tamu adalah puncak prestasi kita.
Orang bijaksana berkata: “Ketika memutar atau memencet nomor telepon senyumlah dengan riang dan tulus, maka suara anda akan terdengar sangat menyenangkan bagi yang anda telepon.” Begitu juga ketika anda akan menulis.
Terus terang tidak ada hal yang istimewa dari tulisan saya. Sebagaimana orang lain, saya hanya berusaha mencurahkan tentang apa yang saya tahu dan saya rasakan. Dan saya ingin membicarakannya dengan anda. Apapun itu, yang menjadikan pembeda adalah gayanya. Gaya anda adalah corak anda. Seperti seorang penari yang kaya akan gaya akan membuatnya menjadi berbeda serta mempunyai daya tarik. Gaya adalah cerminan inovasi. Tidak berbeda dengan anda ketika berusaha menjual sesuatu. Anda tentu akan berusaha memolesnya dengan corak yang sangat bagus sekali. Istimewa. Dalam menulis, sebagaimana anda melukis, menyanyi, atau menari, atau apa saja, anda akan memolesnya, memelihara gayanya. Memperkaya. Berusaha menyajikan apa yang terbaik dari kemampuan anda secara total. Tidak bisa setengahsetengah. Harus fokus, harus tuntas. Kepiawaian yang baik dari anda haruslah dari hasil latihan anda. Tidak ada yang tibatiba menjadi baik. Itu malah bahaya karena kita tidak tahu darimana datangnya. Bahwa harus dimulai dari nol, banyak kesalahan, tidak apa. Memang sebaiknya segala sesuatunya mulai berangkat dari tidak ada kepurapuraan.
Kalau harus menulis memulai tahapan per tahapan sebagaimana penulis yang baik, anda akan merasa pusing. Bayangkan anda harus mempersiapkan dulu: topik yang akan anda tulis, kerangka bacaan, menggunakan tagline atau subtitle, menyertakan kutipan pada tulisan, menyertakan gambar pada tulisan, menyertakan potongan code pada tulisan, menyertakan external source, menyertakan tabel pada tulisan, danlainlain. Pendeknya bisa bikin pusing dan mual, plus stres. Memakai rumusan baku memang baik. Tujuannya agar tulisan terstruktur dan terpelihara dengan baik. Tidak keluar dari koridor.
Padahal tidak begitu. Getrude Stein, wanita kelahiran Pennsylvania, ibu bagi satrawan dan seniman dunia, mengatakan “menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis.” Intinya, kalau mau menulis ya silahkan terus menulis saja. Tidak ada batasan. Terus saja menulis, jangan berhenti. Dulu diawal tahun 1980an Arswendo Atmowiloto menerbitkan buku yang berjudul "Menulis itu gampang" dan nyatanya memang gampang sekali, tidak sulit. Mengalir saja. Penjabaranya mengikuti kata hati. Tentu saja harus masuk logika, masuk penalaran. Karena ini adalah alat legimatasi dari para pembaca anda. Masuk logika adalah suatu daya tarik. Seperti orang yang sedang berbicara, ketika omongan anda dianggap tidak jelas anda juga akan dicap sebagai orang yang tidak jelas. Begitu juga sebaliknya. Dan "stempel" itu tidak mudah hilang.
Oleh karena itu dalam menulis perlu kita atur segala sesuatunya, dari sejak akan menulis, menumpahkan tulisan, mempersiapkan strateginya, sampai pada rencana bikin ending tulisan sebagai pamungkas yang menarik. Bila anda mengatakan prakteknya (menulis) itu susah, jangan kaget, itu karena anda sendiri yang membelenggunya dalam jiwa anda. Kebingungan yang dibuat sendiri. Anda perlu tenang. Rilek. Tulis saja kalimat pertama, nanti akan muncul kalimat seterusnya. Bila kalimat pertama anda merasa harus diganti untuk diperbaharui karena dirasa tidak sesuai, mengapa tidak? Bahkan kalimat yang lainnyapun tidak masalah bila harus diganti. Itu biasa. Jangan terpaku pada keinginan hal yang biasa dan menjadikannya menjadi yang luar biasa. Nanti anda sendiri yang akan menjadi yang menjadi repot. Jangan berpikiran yang mulukmuluk. Jangan terjebak pada keinginan yang ideal. Tulis saja apa yang ingin anda katakan. Jangan membuat anda menjadi bingung sendiri.
Tulisan untuk menghibur orang. Meskipun untuk tujuan yang lain juga bisa. Untuk cari uang cari simpati misalnya. Atau untuk cari uang. Untuk semua ini memang anda harus fokus. Menulis itu gampang, tapi itu tidak berarti menulis secara gampanggampangan. Karena syarat utama dan pertama dalam menulis adalah, sekali lagi, menuruti kata hati. Tidak mungkin kita menulis atas dasar pemikiran orang lain. Sebagai referensi boleh saja. Tapi pengembangan dan pemekaran tulisan sangatlah menuruti apa kata hati. Otak mendukung data, tapi eksekusi tergantung suasana hati. Apa yang anda lihat dan rasakan adalah rangsangan yang mendukung pencurahan hati dalam menulis.
Pilih kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Mamakai kata dan bahasa seharihari seperti kalau kita sedang berbicara dengan orang. Penulis pemula sering terjebak inginnya memakai gaya yang aduhai, yang berkosakata tinggi. Alhasil tulisannya malah membingungkan dan susah untuk dimengerti Apalagi bagi orang lain. Padahal menulis bertujuan untuk memaparkan hasil pemikiran atau kata hati. Ironis kalau ini malah dilupakan. Ini merupakan kesalahan fatal.
Gaya tulisan adalah roh tulisan. Jelek bagus dan indah tidaknya hasil tulisan sangat tergantung dari gaya tulisan ini. Saya mungkin seperti anda juga adalah penggemar karya tulisan Sedney Sheldon. Tidak hanya di gaya tulisannya, tapi pemaparan ceritanya asyik, penuh intrik, penuh kejutan, bahkan menyodorkan adanya teori konspirasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada pada alur cerita. Penuturan bahasanya juga ringkas, tidak panjang-panjang dan bertele-tele. Pembaca tidak capai dalam menangkap dialog dan penjabaran cerita. Alur ceritanya tidak harus berurutan dari A sampai Z, tapi bisa saja dibalik atau dimulai dari tengah. Tidak terstruktur tapi terstruktur. Seperti pepatah jawa: ngono yo ngono tapi ojo ngono. (begitu ya begitu tapi jangan begitu). Namun harus tetap menarik untuk dibaca. Adanya teori konspirasi akan mempercantik dan memperkokoh hasil tulisan. Untuk daya kejut ending tulisan boleh saja berupa hentakan yaitu beupa pertanyaan atau yang mengundang terbitnya tulisan bersambung.
Topik cerita atau tulisan bisa diletakkan diawal, ditengah, atau diakhir cerita atau tulisan.
Tulisan harus jelas artinya tidak menimbulkan dualisme pemahaman. Kalimat yang dibuatbuat tidak hanya akan membingungkan pembaca tapi bisa juga membuat penulisnya sendiri, kebingungan untuk melanjutkan. Jangan menulis katakata yang tidak perlu. Kerapian narasi untuk menjaga terjadinya halhal yang tidak perlu.
Berstrategi tidak hanya dalam menoreh tulisan, tapi juga dalam pemberian judul, bahkan tentang waktu kapan tulisan akan dimunculkan. Itu semua perlu dipikirkan. Diprogramkan. Disiasati. Semua itu akan saling mendukung. Menjadi pernikpernik yang akan memperindah sebuah tulisan. Pemberian gambar akan memberikan kesan yang mengundang imajinatif. Membuat tulisan memang harus memakai imajinasi. Namun demikian mengedapankan argumentasi harus ada dan jelas dalam pemaparannya. Bagaimanapun penyampaian argumentasi sangat ditunggu dan merupakan daya tarik yang mampu mencuri perhatian pembaca.
Tahap finshing maksudnya selain menyelesaikan tulisan juga untuk meneliti kembali hasil tulisan kita. Perlu kehatihatian. Biasanya juga akan melakukan pengeditan di beberapa bagian. Pengeditan bertujuan untuk mempercantik, bukan untuk mengubah tulisan. Bahwa perlu memasukan ide kalimat lagi tidak apaapa sepanjang masih ada relevansinya. Bila perlu undang teman (jangan hanya satu) untuk membacanya guna memberikan penilaian. Kita perlu masukan. Dengan demikian kita bisa mengevaluasinya lagi. Jangan malas untuk terus berlatih. Jangan puas atas apa yang sudah dihasilkan. Tulisan yang lebih bagus lagi bisa anda hasilkan berdasarkan hasil tulisan yang lalu. Hasil tulisan yang lalu adalah merupakan referensi untuk tulisan anda yang akan datang.
Ada yang mengagetkan kemarin, seorang teman ada yang meniliai tulisan saya seperti menggurui. Benarkah demikian? Bagaimana menurut anda? Padahal saya tidak merasa untuk melakukan itu. Namanya tulisan memang bertujuan untuk menyampaikan pemikiran, gagasan, opini. Dan tujuan saya jelas untuk sharing, bukan untuk mendikte. Apalagi untuk menggurui. Itu menurut saya lho. Silahkan diutarakan jika anda ada pendapat. Mari kita berdiskusi. Anda tidak harus setuju dengan apa yang saya sampaikan.
Yang perlu anda camkan, dari uraian diatas, masalah ini tidak hanya berlaku dalam bidang menulis saja, tapi juga untuk bergerak di bidang lainnya. Dengan kata lain, bila anda ingin bergerak di suatu bidang tertentu, jangan raguragu. Jangan setengahsetengah. Teruslah melangkah. Yakin saja. Nanti akan mengalir dengan sendirinya. Bagaimana Tuhan akan menuntun kalau kita tidak mau melangkah? Langkah pertama walau dengan terseokseok, namun dengan sendirinya akan diikuti langkah kedua dan seterusnya. Turuti apa kata hati anda. Meragukan kata hati anda adalah membodohi anda sendiri. Meski nasehat dari orang lain itu perlu, eksekusi dan segala konsekunsinya ada di tangan anda. Hal yang baru tidak selalu berarti buruk bagi anda. Bahwa ada plus minus dari sebuah kegiatan itu pasti. Tidak usah kaget. Kerugian memang bisa jadi selalu membayangi. Tapi jangan menafikkan kemungkinan adanya keuntungan. Keuntungan yang sesungguhnya itu berupa kemanfaatan. Kemanfaatan (bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain), ini yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Dikisahkan saat ini banyak penghuni kubur yang memohon dan menangis meraungraung kepada Tuhan minta untuk dihidupkan lagi di dunia hanya agar bdapat berbuat suatu kemanfaatan. Kita masih ada kesempatan.
Intinya, dalam berkarya jangan lupakan gaya. Gaya mencerminkan performa anda.Galilah terus imajinasi dan kompetensi anda. Tak ada yang meragukan kemampuan anda kecuali ari anda sendiri. Anda adalah penentu anda sendiri, bukan orang lain.
Teruslah berusaha dan berlatih. Datangnya rejeki benar dari Tuhan tapi tidak turun seperti hujan yang gratis begitu saja dari langit. Datangnya dari orang juga. Jaga komunikasi. Menulis pada dasarnya adalah juga komunikasi. Harus dicari dan diupayakan. Dipikirkan, distrategi, diupayakan.
Posting Komentar untuk "Gaya menulis itu mempunyai peranan"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.