Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PROSES, SIKAP, DAN HASIL KITA

Disadari atau tidak, diri kita sudah lama diperlengkapi dengan semua yang kita butuhkan untuk sukses sejak saat kita berada dikandungan ibu. Sebelum kita lahir, kita menerima dari semua leluhur berupa kebijaksanaan, ketakutan, kecerdasan, lingkungan, dan naluri yang dapat memastikan kelangsungan hidup kita. Pikirkanlah tentang itu semua.


Lihatlah diri kita di cermin. Warna rambut kita, mata kita, tinggi badan kita, tubuh kita semua diturunkan kepada kita dari nenek moyang kita, dari pola dasar seluruh keturunan keluarga kita. Termasuk takut pada ketinggian, apakah kita seorang introvert atau ekstrovert; semuanya diteruskan kepada kita pada saat sperma masuk ke dalam sel telur dan mulai membelah berulang-ulang sampai kita terbentuk. Jika kita melihat penampilan nenek moyang kita, maka masuk akal jika kita berpikir dan merasakan hal yang sama.


Segalanya melalui proses. Fakta bahwa kita datang ke dunia ini dengan kerangka dasar yang tercetak di sel kita akan membawa kita ke langkah berikutnya dalam melihat cara kita belajar adalah dengan menghubungkan materi baru yang kita terima dari panca indera dan emosi kita dengan itu, yang ditanamkan. dalam diri kita saat konsepsi. Bayi bukanlah batu tulisan kosong. Faktanya, bayi dilahirkan dengan jawaban atas banyak pertanyaan yang kita kembangkan seiring bertambahnya usia. Yang terjadi adalah bayi diajari, dikondisikan, dibasuh otaknya hingga melupakan apa yang mereka ketahui sehingga mereka dapat diindoktrinasi ke dalam masyarakat yang terdiri dari persepsi individu. Realitas dilatih dari kita sejak awal. Begitu kita dapat berbicara, kita hanya mengingat apa yang diwakili oleh kata-kata yang "tidak berarti", dan kita mulai mengembangkan realitas baru berdasarkan lingkungan baru kita. Orang tua kita mengajari kita cara di dunia baru ini, tetapi lebih dari itu, orang tua kita selalu mengajari kita apa yang tidak perlu diingat. Ini didukung oleh kenyataan yang trjadi dalam masyarakat.


Seiring bertambahnya usia, realitas menjadi apa yang kita rasakan. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda. Oleh karena itu, setiap orang memiliki realitas yang berbeda. Ini sulit untuk dipahami pada awalnya bagi banyak orang, tetapi pertimbangkan pemikiran ini. Kita hanya bisa melihat sesuatu dari satu sudut pandang; milik kita sendiri. Kita tidak dapat melihat dari sudut pandang orang lain terlepas dari seberapa keras kita berusaha. Sampai saat kita dapat melihat secara telepati ke dalam pikiran orang lain, kita tidak akan pernah sepenuhnya memahami apa yang mereka pikirkan. Bahkan kemudian pertanyaannya adalah akankah kita memahami emosi atau perasaan indera? Kita hanya bisa memahami emosi dan indera kita sendiri, yang dimungkinkan oleh persepsi individu kita.


Masalah yang kita hadapi bukanlah keberadaan informasi, tetapi bagaimana informasi itu dikomunikasikan. Bagaimana informasi dikirimkan, bagaimana itu diterima, dan bagaimana itu diinterpretasikan.


Sebagai sosok manusia kita memotret semua yang terjadi di sekitar kita. Mengolahnya, memprosesnya, serta menerima hasilnya. Apapun yang kita hasilkan adalah hasil dari semua daya upaya kita dengan restu dari Tuhan. Buruk atau baiknya dimana dan bagaimana adalah sebuah resiko, merupakan ekses dan sebuah konsekwensi. Satu hal yang pasti: Diantara memilih kita harus pandai mengambil sikap.




NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.

 

Posting Komentar untuk "PROSES, SIKAP, DAN HASIL KITA "

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel