Selalu ada yang tidak sempurna di sekitar kita
Dulu ketika saya suka menyanyi kumpul-kumpul dengan orang-orang Band, vokal suara saya dikritisi oleh seorang teman yang memang pintar soal olah vokal. Katanya vokal suara saya serak, kering, cocoknya ambil nada dasar G (rendah), dan bernafas pendek. Tapi itu tidak apa, asal tidak fales, tepat ambil nada, pas dalam memilih lagu dan katanya kelebihan saya yang terletak pada adanya kemampuan vibrasi, sehingga tertutuplah kekurangan suara vokal saya. Oh ya, penghayatan yang serius juga akan mewarnai pembawaan suasana sebuah lagu.
Penyanyi dalam rekaman banyak ditolong oleh kemajuan tehnologi, baik di sound system, alat perekam, dan komputer. Orang yang aslinya berkemampuan olah vokal biasa-biasa saja jadi kelihatan bagus bahkan menarik. Oleh karena itu jangan pernah heran bila ada kejadian ada seorang artis terkenal disoraki penonton ketika tampil live show. Karena suara aslinya pasti kelihatan. Tapi ya ada yang memang penyanyi yang berkarakter kuat di vokalnya semacam Ahmad Albar, almarhum Chrisye, Keenan Nasution, Rhoma Irama, Krisdayanti, Elvi Sukaesih, dan lain lain. Tidak hanya terkait penampilan mereka yang dapat membius, mereka adalah sosok panutan dalam hal menyanyi bagi yang ingin benar-benar belajar menyanyi.
Begitulah kita, selalu saja ada yang dirasa tidak sempurna. Ketika kita menjumpai staf atau karyawan kita ada yang mempunyai kekurangan jangan buru-buru dihakimi. Mungkin ada sisi-sisi lain yang menakjubkan. Mungkin di situlah dia justru mempunyai power yang luar biasa yang kita sendiri tidak pernah menduganya. Adalah kebiasaan kita yang hanya melatih karyawan agar lebih terampil saat bekerja. Kita jarang mengekplorasi mereka dan mengembangkan bakatnya, talentanya. Ya, karena kita tidak ada waktu dan terus-terusan dikejar-kejar deadline. Apalagi masih mengurusi macam-macam. Adaikata kita ada sedikit waktu untuk membuka peluang bagi mereka guna mengutarakan isi hatinya dan mengembangkan talentanya persoalannya bisa menjadi lain. Meeting yang kontinyu bisa dirubah suasananya dan formatnya, dibalik misalnya, lama-lama akan menemukan hal-hal yang di luar dugaan. Sebagai pimpinan, dalam meeting karyawan yang bertindak aktif cobalah kita yang pasif. Kita tentu di awal yang mengarahkan, memberikan prolog, memberikan skema permasalahan tapi biarkan yang memanage acara. Setelah itu bersikap mendengar saja. Biarkan bola liar bergulir, menggelinding, kemudian kita lihat jalan dan hasilnya. Yang penting rule dan koridor permainan terus kita awasi dan jaga. Resume yang dibuat di pertemuan lalu bisa dipakai untuk menjelajah kemana-mana. Menyetel senar gitar bisa dengan tidak diduga dapat menemukan sebuah melodi lagu. Menyetel senar gitar tidak sekedar menyelaraskan nada tapi sebenarnya juga bisa menjelajah menemukan melodi. Melodi memang bisa merupakan landasan untuk mengarang sebuah lagu.
Ide apa yang disampaikan bisa kita pegang dan butuh konsistensi. Langkah selanjutnya temuan itu harus kita pertajam. Kita poles. Mungkin perlu pengujian, tidak apa. Bisa jadi penemuan kita tidaklah spektakuler, biasa-biasa saja. Atau hasil dari ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Tak apa. Sebuah kerja besar bisa bermula dari ide sederhana. Sebuah ide kecil. Tapi bukan tidak mungkin nantinya akan menjelma menjadi sebuah kerja besar. Padahal sebuah kerja besar bisa memungkinkan menghasilkan hasil yang besar. Perhatian kita selama ini hanya tercurah kepada yang kita anggap sudah pintar saja. Yang lain kita anggap angin lalu. Padahal mereka juga asset. Sebuah asset yang terasah bisa “berbicara”. Karyawan harus kita beri kepercaryaan dan kesempatan yang lebih besar. Beri mereka kesempatan itu. Mereka akan senang dan memanfaatkan. Budayakan mengembangkan kekuatan dari dalam. Mereka jenuh didekte terus menerus. Biarkan mereka berkembang dengan sendirinya. Tumbuhkan kepercayaan kepada mereka. Biarkan mereka mengenali dan mengukur kemampuan diri mereka sendiri.
Dalam meeting cobalah menjadi pendengar. Mendengar sambil meresapi ide-ide segar. Suruh mereka mengritik hasil produk kita. Lebih baik kita dapat kritikkan dari orang kita sendiri daripada dari orang lain. Suruh mereka bersikap obyektif dan bukan subyektif. Dari yang biasa kita aktif menjadi pasif ketika kita mendengarkan mereka. Pasif bukan berarti mati. Buaya yang sedang membuka mulut seperti patung sesungguhnya sedang mencari momen yang tepat untuk menyergap mangsanya. Momen yang tepat, itulah yang kita butuhkan. Orang bijak mengatakan memukul tongkat golf dengan satu tangan asal dengan sikap yang tepat adalah lebih baik daripada memukul dengan dua tangan tapi dengan cara yang salah. Hargailah ide sederhana karena di dalamnya besar kemungkinan ada ide yang besar. Buatlah terobosan dan jangan kaget dengan perubahan. Ketika kita merasakan sakit itu bukti bahwa kita masih hidup. Dan survive adalah denyut jantung dan nafas kita. Menemukan kesalahan yang ada itu adalah take off permulaan menuju prestasi yang bagus.
Selalu timbulkan gairah dalam bekerja. Perkaya kreasi kita. Harus disadari bahwa masa depan perusahaan tidak hanya tergantung dari besarnya modal dan kecerdasan para karyawan saja tapi dari usaha yang keras. Kita tidak punya cukup waktu. Tunjukkan tidak ada prestasi kemajuan yang bisa dicapai tanpa pengorbanan apa-apa. Harus ada usaha, ada perjuangan. Berkalborasilah dengan pihak lain bila perlu. Di jaman sekarang ini tidak perlu egoisme dikedapankan. Adakalanya kesuksesan ke depan harus kita rebut bersama-sama. Kita perkuat kerjasama. Dan bukan tidak mungkin kemudian akan terlihat peluang-peluang yang akan muncul. Ketidaksempurnaan di masing-masing pihak malah akan memunculkan sebuah kekuatan baru. Saling melengkapi itu perlu. Dulu tidak ada yang mengira setelah diketemukannya aplikasi online (Gojek) akan dapat menarik orang-orang secara pribadi dan taksi konvensional bahkan yang berjualan makanan khas di rumah dapat untuk bergabung. Kemajuan jaman adalah sunatullah, ketentuan Tuhan yang terus berjalan. Jangan ditutupi oleh pemikiran yang dangkal, egoisme dan picik.
Dunia usaha semakin berkembang dan dinamis dalam ritme yang sangat cepat dan pesat. Begitu pula perubahan sangat cepat terjadi. Persaingan semakin tajam. Usaha yang dulu disepelekan semakin kuat dan mencuat. Sementara bisa saja perusahaan yang dulunya besar dan kuat pada akhirnya menjadi kering merontang. Perubahan tidak cukup dicermati tapi kita harus terlibat di dalamnya. Menjadi penonton resikonya ketinggalan kereta. Peluang emas dan kesuksesan bisa menjadi milik orang lain. Ketika kita ikut jadi pemain kita bisa ikut merubah dan mengatur ritme irama. Lihatlah pemain kendang, dia malah bisa mendekte ritme irama secara keseluruhan. Terserah bagaimana pilihan anda. Maka jadilah pemain bukan menjadi penonton.
Bahwa selalu ada yang tidak sempurna, apa boleh buat, harus kita terima dan jalani. Itu sesuatu yang realistis. Bukan sebagai ancaman, justru perlakukan sebagai modal. Hidup memang harus memilih. Di sisi lain kita mesti tetap terus berusaha untuk menyempurnakan ketidaksempurnaan yang ada. Harus tetap survive. Giat mencoba hal-hal yang baru. Jadikan sering mengkreasi sebagai pengalaman. Persis seperti bepergian. Bila perlu, harus punya pendirian bekerjasama bukanlah suatu pendapat yang tabu, untuk tujuan merebut kesempatan bersama. Jangan terpukau oleh sesuatu yang sulit, barangkali jalannya harus begitu. Dalam kesulitan ada kemudahan, sebagaimana sudah tertulis dalam ayat Tuhan. Tugas kita harus selalu berusaha untuk tahu caranya menangani kegagalan. Jangan malu untuk selalu mencoba. Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Kegagalan yang sebenarnya ketika kita berhenti untuk mencoba. Selalu ada yang tidak sempurna, dan jangan hal itu menjadi alasan tapi justru sebagai motivasi. Kita bisa memulai dengan yang baru. Dengan semangat dan gaya yang baru.
NB: Dilakukan diklik gambar tiga baris sejajar, cari kata ARSIP lalu carilah tulisan yang lain. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "Selalu ada yang tidak sempurna di sekitar kita"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.