Pengalaman bertemu si trouble maker
Ketika kerja salah satu di PT orang, saya ada pengalaman satu tim dengan orang yang unik. Kebetulan dia atasan kami, jadi sering kumpul. Secara skill dia boleh. Secara knowledge ya juga bolehlah. Secara attitude, ini diaa.. Bukan bodoh, justru pinter, kalau tidak dibilang malah suka minteri anak buah.
Semula kami juga tidak menyadari. Kami manut saja. Tapi lama-kelamaan ya ketahuan juga. Kebenaran itu ibarat air, dibendung pakai batu besarpun ya tetap merembes juga. Akhirnya pak Bos sendiri ya juga mengetahui.Perusahaan sih tidak dirugikan dari segi keuangan. Meskipun secara absensi dia payahjuga (sesekali ngemplang waktu dalam sebulan, ya biasa). Padahal dia bukan owner. Perlu diketahui Bos stay di Jakarta, masalah di Semarang diserahkan ke kami-kami ini.
Payahnya teman ini, nek ngomong sering mencla-mencle kepada kami. Ketemu A bilang gini, ketemu B bilang gitu. Sama ketika ada soal A ngomong gini, ketika ada soal B ngomong gitu. Atau soal yang sama tapi waktunya yang berbeda, jawabannya pasti beda. Ketika kami jawab kanan dia jawab kiri. Ketika kami jawab kiri dia jawab kanan. Miumet’s. Kasarnya dia jago endo. Endo, tidak menyelesaikan masalah. Malah nambahi masalah. Istilah dulu kami “di move on”. Diarahkan. Dikondisikan.
Mula-mula kami tidak menyadari. Ketika berbenturan, kamipun mulai menelisik. Ini ada apa? Lama setelah kami urutkan ya akhirnya ketemu. Ada asap pasti ada api. Ada hilir pasti ada hulu.
Siapa menebar angin akan menuai badai. Itu motto kami. Jadi apapun yang dia lakukan tidak kami balas. Apalagi dengan cara yang sama. Malah kami anggap sebagai pembelajaran. Apapun yang dia lakukan itu adalah masalahnya sendiri. Buat apa kami ikut-ikutan? Kebodohan tidak perlu dicontoh dan diikuti. Dibalaspun tidak. Nanti malah kita akan semakin mengikuti pola permainannya. Lebih baik kami fokus kerja. Lagi pula sepandai-pandai tupai melompat akhirnya akan jatuh juga kok.
Yang lucu, kadang wajahnya sengaja distel cemberut agar anak buahnya tidak bertanya macam-macam.
Ketemu atasan malas malah kebenaran. Soalnya banyak tugas yang diberikan kepada kita, yang justru bisa untuk belajar macam-macam, bukannya malah nggrundel, tidak.
Tapi secara materi kami memang tidak dirugikan. Dengan berjalannya waktu kami tahu, dibatasi iya. Yang jelas secara menjalankan tugas kami dipingpong. Bahasa kasarnya kami dikempongi. Digatak’i. Ya meskipun tidak selalu begitu, dalam hal- hal tertentu saja.
Dapat dimaklumi kami bisa dibegitukan karena kami hanya anak buah, yang salah satu konteksnya harus manut sama atasan. Tidak punya kewenangan memutuskan. Kami ada batasan.
Kalau sudah begini perusahaan saya kira juga dirugikan ketika kami tidak bisa bertindak secara efektif, karena bagaimanapun secara struktural kami ada di sana. Bertindak kreatifpun tidak bisa karena kami lebih banyak di dekte. Payahnya lagi, dia suka ngaku ide orang.
Belakangan kami tahu bahwa dulu ada yang salah dalam rekrutmen, karena dia bisa masuk kerja dulu karena faktor kepercayaan. Jadi bocornya di situ. Jadi intinya kepercayaan disalahgunakan. Dalam rekrutmen yang benar, sifat orang yang begini ini saya kira ya mungkin masih bisa lolos. Karena kelakuan begini pastilah tidak tercantum dalam ijazah maupun sertifikat.
Tapi yang jelas kelakuan semacam ini sangatlah merugikan. Baik kepada teman atau dari segi waktu. Perusahaan sebagai naungan juga dirugikan. Dia egois, sudah pasti. Cari menangnya sendiri. Enaknya sendiri. Me-coahcing anak buah mah gampang, lha nek dengan atasan terus piye jal?
Saya tidak tahu, masihkah ada orang yang semacam ini di jaman now ini? Yang sejatinya bikin trouble maker saja. Dia seneng nggabreske konco. Tidak senang lihat orang lain maju. Di sisi lain, hanya memang ada dari kita yang bersikap masa bodoh, “yo sakarep-karepmulah, ono resiko yo tanggungo dewe”, atau kalau dia atasan kita, kita yang harus menyadari adanya batasan-batasan tertentu diantara kita. Tapi ya kita tetap waspada. Kita juga pasti tahu, orang yang begini adalah orang yang golek slamete dewe dan seringnya cari muka ke Bos atau ke pihak tertentu.. hadeh..
Lha nek neng omah terus piyeeee..
*****
NB: Jadilah follower blog ini dan beri komentar sera silahkan alamat situsnya disebarkan. Selama ada ide insyaallah setiap hari Minggu ada tulisan baru. Untuk mempermudah mencari blog ini, simpanlah situsnya dengan cara di bookmark. Terimakasih telah mengunjungi perpustakaan kami.
Posting Komentar untuk "Pengalaman bertemu si trouble maker"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.