Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menghadapi masalah dengan gembira. Apa itu?

Saat ini banyak terjadi situasi susah dimana-mana. Di setiap sudut di dunia dipenuhi berbagai hal yang serius, penuh pemikiran, dan harus berbuat sesuatu yang menghasilkan. Seseorang akan sangat dihargai karena bisa mendatangkan keuntungan dan dapat dirasakan secara langsung.

 

Bisa dimengerti karena di masa-masa sulit seperti sekarang ini membutuhkan suatu pemecahan. Dibutuhkan cara-cara agar dapat  menyiasati serta mengatasi situasi yang dihadapkan kepada jalan yang penuh kebuntuan, yang bisa saja berujung pada ketakutan. Sangat ditunggu orang yang dapat memberikan pencerahan.

 



Namun sangat disadari tidak ada orang yang datang tiba-tiba sebagai tukang sihir. Dapat menyelesaikan masalah secara secepat kilat. Hanya dengan memandanginya saja. Semua pasti membutuhkan proses, tahapan, metode, pengujian, yang dari yang awalnya memang ada sebuah ide atau pemikiran. Itupun bisa jadi tidak langsung berjalan lancar. Ada hambatan. Ada jalan yang berliku. Semuanya menawarkan tantangan. Dan sejauh mana dia terus berjuang dan berusaha. Kesabaran, ketelatenan, dan ketabahan adalah menjadi kunci. Mereka merupakan bagian dari sebuah ujian. Ujian tidak hanya terletak kepada materi permasalahan. Tetapi rentetan peristiwa itu juga mempunyai andil yang sangat berharga atas keberhasilan atau kegagalan dalam mengatasi suatu masalah. Kepuasan bisa saja terjadi karena tidak dapat seratus persen diatasi. Namun dari yang belum selesai tadi malah dapat menjadi pekerjaan baru. Perjuangan adalah sebuah potret. Sebuah gambaran utuh sebuah usaha. Perlu bidikan yang pas agar kita tidak salah dalam mengapresiasinya, yang tentu saja dalam mengambil semua langkah yang diperlukan.


 


Lepas dari semua itu, adalah sangat penting bagi kita mempersiapkan diri agar dapat diterima orang. Ini sangat penting untuk diperhatikan. Untuk dapat memberikan pencerahan kepada orang lain, sebelumnya keberadaaan anda harus bisa diterima oleh mereka dulu. Hal ini perlu ditegaskan. Kejeniusan atau kepintaran memang adalah sesuatu yang diakui sebagai perangkat untuk bisa mengatasi masalah. Tapi perlu diperhatikan juga bahwa tanpa pembawaan diri yang baik dan menarik, kejeniusan dan kepintaran hanyalah seperangkat alat yang kaku. Dengan kata lain: yang luwes dan komunikatif akan lebih cepat menarik perhatian orang disamping memang juga mempunyai kemampuan memecahkan masalah meskipun tidak terlalu cepat.

 

Pada kenyataannya mereka yang berpembawaan ringan, ceria, selalu bergembira menjadi gampang diterima oleh sekumpulan orang lain. Mereka welcome. Itulah sebabnya kita harus berpembawaan selalu ceria dan gembira, dan mempunyai kiat-kiat. Itu membuat jiwa kita ringan tanpa beban dan menyenangkan bagi orang lain. Bahkan itu tak peduli kita ada dalam suasana yang serius maupun santai. Pembawaan yang menghibur bukan manandakan kita malas serta tidak serius, tapi serius yang menghibur. Luwes, tidak kaku.

 

Memang banyak dijumpai tulisan yang berisi trik-trik bagaimana kita bisa disenangi oleh orang lain tapi dengan sikap yang serius. Itu sesuatu yang tidak salah dan memang harus begitu, seperti: jadilah pendengar yang baik, jangan bermain ponsel ketika diajak berbicara, mengingat nama orang, tidak berhak mengomentari orang karena sesungguhnya kita semua tidak ada yang sempurna, tersenyumlah yang biasa saja, perlunya motivasi untuk berbenah diri, jadilah diri yang apa adanya, selalu berpikirlah positif, jangan cepat puas diri, jangan sungkan meminta maaf, dan bla bla bla lainnya.

 

Namun jangan salah, berpembawaan diri yang ceria juga menunjukkan suatu kecerdasan. Perlu mempunyai talenta tersendiri agar bisa mencairkan suasana dan juga dapat mengupas permasalahan. Mempunyai naluri tersendiri untuk bisa mengumpan balik sambil menghidupkan suasana. Mencermati permasalahan dengan pembawaan ceria sesungguhnya suatu cara pendekatan yang berbeda saja. Pembawaan yang ceria adalah mencerminkan mempunyai hati yang bening dan pemikiran yang fresh. Yang memantulkan perasaan yang siap berbagi dan menularkan semangat. Pemecahan masalah diiringi dengan perasaan gembira dan bahagia. Mempunyai prinsip tidak ada masalah yang tidak bisa dihadapi dengan baik dan dipecahkan.

 

Untuk menyikapi masalah dengan dengan pembawaan yang ringan dan ceria tadi ada melalui beberapa cara:


Sering berkumpul.

Hal ini wajar saja, dengan sering berkumpul anda dikenal orang. Sering mengikuti perkumpulan dengan berbeda-beda orang adalah merupakan referensi bagi anda. Memungkinkan anda mempunyai banyak pengalaman dan mengenal situasi yang berbeda-beda. Tidak monoton. situasi yang monoton hanya akan membawa anda ke suasana yang membosankan. Sesuatu yang monoton hanya akan “mengerdilkan” kecerdasan kita. Pandangan kita terbatas dan kita menjadi “miskin” akan berbagai picture dan ilustrasi. Berkumpul dengan kumpulan yang itu-itu saja membuat kita bagai katak dalam tempurung.

 

To the point.

Jangan suka berbasa-basi disukai oleh banyak orang. Karena mereka membutuhkan jawaban segera dan tidak berputar-putar. To the point memerlukan kecerdasan. Tetapi to the point dengan menampilkan kegembiraan lebih sekedar membutuhkan sebuah kecerdasan. Betul, kegembiraan hanya merupakan sebuah “bumbu”. Tetapi ibarat masakan keberadaan bumbu haruslah tepat. Kebanyakan bumbu hanya akan mengacaukan rasa masakan. Dan pastinya tidak disukai banyak orang. Jadi perlu dihindari.

 

Gestur tubuh berbicara.

Berbicara yang baik tidak hanya melaui mulut. Gerak tubuh anda juga dapat berbicara. Tentu saja artikulasi tergambar dari gerak gestur tubuh. Kita tidak sedang bermain akrobat. Sebagaimana berbicara melalui mulut, hendaknya berbicara melalui gestur tubuh juga mempunyai intonasi, mempunyai aksen. Tidak bisa kita menggerakkan tubuh secara sembarangan. Harus diatur dan diarahkan. Ibarat berbicara secara  sopan, gerak gestur tubuh hendaknya juga jangan berlebihan. Jika tidak terkontrol malah memberikan kesan yang menggilakan dan akibatnya diduga akan dijauhi orang. Biarkan gestur tubuh berbicara secara alami. Itu berjalan tidak hanya sekedar wajar, juga akan dapat menarik perhatian orang.

 

Tampil lucu.

Lucu bisa menjadi kepribadian. Kok bisa? Melucu bisa menjadi “trademark”. Menjadi bagian dari pribadi kita. Orang mengenal kita sebagai humoris. Suka tertawa, tapi tidak dimaksudkan untuk melecehkan orang. Tapi justru untuk membentuk suasana yang ceria, yang bahagia. Yang menebarkan suasana yang gembira. Bukan sebuah kemuraman. Suasana yang muram hanya menularkan rasa kesedihan. Perasaan yang mendayu-dayu. Yang merontokkan rasa optimisme. Pribadi yang lucu mendobrak perasaan yang kaku, sedih, dan terkunci. Keceriaan memawakili suasana kegembiraan bersama. Berbagi bersama. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.


Menjadi dominan.

Menjadi pusat perhatian, menjadi tumpuan harapan, menjadi panutan, menjadi pemecah masalah, tidak diragukan lagi, ujung-ujungnya menjadi pemimpin. Orang yang kaya wacana, ide, dan pendapat ini, akhirnya menjadi dominan. Dengan kata lain akan mendominasi sebuah perkumpulan atau hanya sekedar pertemuan. Tak ada yang rahasia dalam hal ini. Orang yang berjiwa “kreatif dan hidup” ini akan menjadi semacam magnet, mempunyai daya tarik. Yang bersangkutan tidak perlu membual tapi akan mendapatkan suatu kepercayaan. Banyak orang memberikan sebuah kepercayaan dengan hati senang dan tanpa tekanan. Mereka memberikan kepercayaan dengan suka rela. Tanpa imbalan. Dan bahkan selalu ditunggu-tunggu kedatangannya. Orang yang begini ini tidak bisa dibendung lagi kemajuannya.

 

Itulah cara menghadapi masalah  dengan gaya dan cara yang lain. Anda juga bisa menjalaninya. Anda percaya?



Have a nice day.


NB: Dari berbagai sumber. Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.

 

 

 

 

 


 

 

Posting Komentar untuk "Menghadapi masalah dengan gembira. Apa itu?"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel