KOMPROMI ADALAH JALAN TENGAH, DAN MENGAPA TIDAK?
Kompromi dengan masalah? Mengapa tidak?
Kompromi dengan masalah sesungguhnya adalah juga salah satu solusi untuk menjawab sebuah masalah. Sebagai alternatif mencari jalan keluar dari masalah. Jangan sekalikali berpikir ini adalah suatu tindakan bodoh, tabu atau terlarang. Bukan pula suatu tindakan menyerah. Bukan. Malah justru sering ditemukan kecerdasan dalam tindakan kompromi itu. Ada strategi. Bukankah dalam menjawab suatu permasalahan memang dibutuhkan suatu strategi? Suatu ancang-ancang? Bahkan dalam planing juga sering ada beberapa planing? Pelaksanaannya tentu disesuaikan dengan kebutuhan. Bahwa terkadang ada tindakan mendadak diluar planing bisa saja itu terjadi.
Masalah bisa datang secara mendadak, secara tiba-tiba. Tapi ada yang datang tidak dengan secara mendadak, sudah tahu arah dan jadwalnya namun kita tetap harus siap menghadapinya, menjalaninya. Masalah memang wajib dihadapi, dijalani, bahkan disiasati. Yang pada akhirnya kita harus menghadapinya dengan segala penyesuaian yang diperlukan. Ya, kita harus berkompromi dengan masalah.
Contoh yang sering ditemui, dalam Rukun Islam yang ke tiga, Puasa Ramadhan, bagi umat Islam wajib berpuasa yang waktu pelaksanaannya sebulan penuh. Bayangkan, dari setiap hari makan tiga kali secara teratur tapi dalam bulan Ramadhan harus siap menjalani puasa. Tidak makan tidak minum dari subuh hingga maghrib. Dari mulai Matahari terbit dari ufuk timur sampai tenggelam di petang hari. Pada hari pertama anggota tubuh, terutama bagian pencernaan makanan harus menyesuaikan, berkompromi, menyelaraskan alur makanan yang diterima tubuh. Tentu saja mula-mula ada daya kejut. Namun akhirnya dari hari ke hari irama makan yang diterima akan diolah dan bertahan serta bereaksi tambah semakin baik. Nyatanya belum pernah sampai sekarang terdengar kabar ada orang yang meninggal dunia gegara berpuasa di bulan Ramadhan yang lamanya sebulan penuh itu.
Dalam Wikipedia Kompromi adalah merupakan upaya untuk memperoleh kesepakatan di antara dua pihak yang saling berbeda pendapat atau pihak yang berselisih paham. Kompromi juga dapat dikatakan sebagai konsep untuk mendapat kesepakatan melalui komunikasi. Kompromi dilakukan agar perbedaan pendapat atau silang pendapat dapat terselesaikan dengan pembuatan kesepakatan baru. Kesepakatan baru dalam kompromi adalah kesepakatan yang dianggap saling menguntungkan kedua belah pihak atau tidak ada satu pihak yang dirugikan dengan kesepakatan yang dihasilkan. Mereka yang berupaya dalam membuat kesepakatan dalam kompromi menurunkan idealisme masing-masing sehingga tercapai kompromi. Kompromi juga dapat dikatakan sebagai jalan tengah untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
Intinya adalah bisa saling menerima, menjalankan, bertindak bersama-sama, menghadapi bersama-sama, mendukung, dan mengatasi masalah yang ada. Dalam dunia kerja mengatasi situasi kompromi adalah jangan sampai membuat tertekan di salah satu atau kedua pihak. Sebab menjalankan suatu pekerjaan dengan perasaan tertekan akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal. Kompromi harus menghasilkan sesuatu yang menguntungkan kedua belah pihak. Tetap harus menghasilkan sesuatu yang positif. Dalam kompromi juga terkandung maksud berbuat toleransi yaitu saling menghargai, menerima, menghormati, respek antar kedua belah pihak. Ada juga di situ unsur solidaritas, yang mendengungkan sebuah kompromi harus selalu berorientasi bersatu, agar menjadi kuat, tidak terpecahbelah. Kompromi = Kesepakatan.
Dalam menjalani hidup di kehidupan tentunya kita sudah bersiapdiri dengan menyiapkan sebuah konsep, idealisme, strategi, berbagai alternatif, dan bahkan ada yang didukung dengan persiapan dana yang relatif besar. Tapi apa boleh buat tiba-tiba ada permasalahan yang menghadang, menelikung. Secara sadar kita tentunya berkeinginan untuk tidak ingin menabraknya. Berusaha berputar. Menghindari. Mencari akal. Mencari siasat. Namun apa boleh buat, semuanya buntu. Oleh karena itu jalan satusatunya jalan adalah dengan berkompromi.
Dalam berkompromi ada ciricirinya, antara lain: biasa dilakukan secara tenang atau berkepala dingin, mengutamakan diskusi untuk mencari solusi, mengutamakan sifat kekeluargaan, bukan egoisme, mengurangi tuntutan sepihak, dan kedudukan kedua belah pihak sama. Dengan kata lain kita menurunkan idealisme kita dan mengutamakan kebersamaan karena demi tercapainya sebuah kompromi untuk mencapai sebuah tujuan.
Adapun tujuan kompromi adalah: Mengajak pihak-pihak yang bertentangan untuk bekerja sama serta melakukan suatu perundingan; Menjalain hubungan baik antara pihak yang berselisih paham supaya dapat berdamai dan menyelesaikan suatu perselisihan; Agar setiap pihak yang bersengketa mendapatkan win-win solution, atau kedua pihak sama-sama untung; Untuk menyelesaikan suatu konflik. Sedang menurut bentuknya, kompromi ada tiga: Pemisahan (separation), dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan dipisahkan sampai mereka mencapai persetujuan; Abritasi (perwasitan), dimana penyelesaian perkara di luar Pengadilan atas dasar perdamaian atau melalui; Pihak ketiga (biasanya manajer) diminta memberi pendapat. Sedang menurut jenisnya, kompromi adalah: Konsensus yaitu merupakan suatu bentuk kompromi dimana pihakpihak yang sedang bertentangan bertemu bersama untuk mencari penyelesaian terbaik masalah mereka dan bukan mencari kemenangan sebuah pihak; Konfrontasi yaitu merupakan bentuk kompromi dimana pihakpihak yang saling berhadapan menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain, dan dengan kepemimpinan yang terampil serta kesediaan untuk menerima penyelesaian, suatu penyelesaian konflik yang rasional sering diketemukan. Kompromi Distributif adalah bentuk kompromi dimana pihak yang memiliki konflik berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dengan cara membagi beberapa keuntungan dan kerugian mereka.
Keuntungan berkompromi adalah terpecahnya masalah yang menghadang dan tercapainya kerjasama dengan pihak lain yang bisa jadi memberikan wacana baru kita untuk menghadapi masalah yang sama di masa datang. Kerugiannya adalah kita tidak dapat menerapkan pendapat atau idealisme kita karena harus berbagi dengan kepentingan dan kebutuhan pihak lain. Semuanya adalah sebuah kosekuensi. Yang tak kalah pentingnya kompromi jangan sampai menimbulkan persepsi yang berbeda seperti persepsi pada awalnya. Kompromi bukan soal kalah menang, tapi demi tercapai tujuannya. Jadi tidak perlu ada perasaan gengsi.
Nah, siapkah anda untuk berkompromi?
NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "KOMPROMI ADALAH JALAN TENGAH, DAN MENGAPA TIDAK?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.