Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KETIKA BUYER (CUSTOMER) BERPALING, APA YANG HARUS KITA LAKUKAN??

Biasanya Buyer ketika mulai berpaling info kita terima dari divisi marketing atau Top Manajemen. Kemudian diadakan meeting untuk membicarakan masalah yang bersangkutan.

Ada beberapa alasan terjadinya ini : Buyer berganti planing, Buyer mendapatkan harga yang lebih bersaing, Buyer mendapatkan barang yang lebih bagus, Buyer punya kekecewaan, Buyer ingin melihat reaksi kita. Dan lain sebagainya.

Apapun alasannya, intinya sama: buyer akan meninggalkan kita. Pada umumnya kita bersikap mendiamkan, cuek, dengan argumen masih banyak pembeli kita yang lain. Atau kita cepat bereaksi. Mengadakan evaluasi. Tapi hal ini bisa menjadi payah, karena bukan tidak mungkin, info keadaan itu akan segera merembet ke buyer yang lain. Padahal info itu tidak tepat. Namun seperti yang kita ketahui, kecepatan informasi tidak bisa kita cegah dan prediksi.

Yang lebih bermanfaat adalah kita berintrospeksi. Betapapun ada hikmah disitu. Ada pembelajaran. Kita perlu mengoreksi segala hal. Kita tak perlu bertindak buruk muka cermin dibelah. Kita tetap memegang prinsip: Punya satu musuh satu sudah terlalu banyak, punya seribu masih kurang. Bila perlu kita upayakan jangan sampai buyer atau customer pergi. Ingat, mempertahankan itu lebih sulit daripada mencari yang baru. Atau sama-sama sulitnya?


Ada pemikiran, bila perlu kita seharusnya lebih mengenal lebih jauh buyer kita. Nyatanya ada lho buyer yang masih bersifat angin-anginan. Belum stabil. Belum mantap. Selama ini mungkin kita hanya mengenal buyer kita sebagai tambang emas, tapi belum menganggapnya sebagai partner. Ini salah. Kita harus lebih dekat. Komunikasi harus lebih intensif, friendship. Kita mengalah tidak berarti kalah.  Harus kita jaga dan pelihara betul arti kemitraan. Meskipun pembeli adalah raja, kita sering lalai, sering berpikir ceroboh, sering berpikir kita masih banyak pembeli lain. Kita mengecilkan arti seorang pembeli hanya berdasarkan jumlah pembelian. Berpeganglah pada kuantitas, bukan kualitas. Ini salah besar dan bisa berakibat fatal bagi kita. Dan kejelekan itu selalu saja terjadi. Jangan begitu. Sekali-kali jangan begitu. Itu bisa mendatangkan anggapan yang tidak baik. Bisa menjadi sebuah preseden buruk. Bisa mengacaukan performa kita. Ingat, di jaman sekarang ini informasi sangat cepat bergulir. Betapapun mencegah lebih baik daripada mengobati. Kita harus bertindak efektif.


Guno Display
Komunikasi dengan buyer tidak sekedar kita jaga, tapi harus kita usahakan bisa lebih intens. Harus bisa kita kembangkan. Bila perlu kita berpikir dengan sudut pandang dan dengan pola pikir customer atau buyer. Jangan bersikap kaku, jangan berpegang pada "pandanganku atau menurutku". Jangan subyektif. Bila perlu menurunkan level berbicara kita agar sepadan, tidak tinggi rendah, sehingga ada titik temu. Bagaimanapun buyer mempunyai posisi penting. Ketika buyer berpaling hendak pergi adalah tamparan keras bagi kita semua. Pasti ada yang salah. Lalu letaknya di mana? Harus segera dicari. Yang jelas rejeki siap melayang. Efeknya bisa fatal. Bisa menghantam kesana-kemari. Bahaya. Bahaya yang sesungguhnya adalah ketika bahaya tidak lagi dianggap bahaya. Sinergitas dan solidaritas interen harus semakin kencang. Kita perlu bergandeng tangan agar tidak mudah dihempas oleh angin kencang.


Sinergitas perlu karena sumber alasan buyer mau pergi tak hanya dari devisi marketing. Bisa dari devisi produksi, keuangan, transportasi, logistik, perform perusahaan, ya macam-macamlah. Ketika customer membandingkan produk kita, sering kita mati gaya. Kita bisa terjebak pada situasi yang emosional. Bisa terbawa perasaan alias baper. Bisa hilang kendali. Kita harus segera bergerak cepat mencari strategi. Memperkaya kreasi. Salah satunya adalah bersedia untuk kompromi. Kompromi bukanlah suatu kekalahan. Tapi sebuah taktik. Sebuah trik. Biarkan bola melambung (di Badminton), setelah itu kita smash. Bola melambung akan lebih mudah kita smash daripada pada saat bola melayang dalam posisi mendatar. Peliharalah komunikasi dengan customer secara intens. Membiarkan bola menggelinding bukan berarti tidak bisa dikontrol, tapi diarahkan. Ibarat layang-layang, tarik ulur adalah merupakan bagian dari upaya untuk terus bisa survive. Tingkatkan terus gairah berbisnis. Tingkatkan performa. Pada gilirannya keuntungan akan bisa kita ketemukan dan raih.


Kita bisa menempuh cara yang sesungguhnya bermanfaat bagi kita tapi juga bisa kita pergunakan untuk menarik buyer agar lebih mantap dengan perusahaan (pabrik) kita. Saya pernah menyarankan kepada seorang teman yang bekerja di suatu pabrik untuk bekrjasama dengan BNN (Badan Narkotika Nasional) untuk diadakan pengecekkan apakah ada pelanggaran penyalahgunaan narkotika di lingkungan karyawan. Dan setelah dinyatakan bersih, di perusahaan (pabrik) kita beri papan pengumuman bahwa perusahaan kita bebas dari penyalahgunaan narkotika yang juga adan logonya BNN. Kita berharap dengan pencanangan papan pengumuman itu akan menambah kemantapan buyer.

Dan itu tidak hanya tentang BNN, bisa informasi bahwa perusahaan kita sudah mengikuti program kedua BPJS, dan sebagainya.

Kita harus berupaya agar buyer bisa menjadi pelanggan yang fanatik. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Jujur dalam memberikan informasi. Kadang kita kedatangan pembeli yang masih bingung dalam menentukan pilihan. Mari kita bantu dia memilih barang yang tepat. Jangan malah merasa kebetulan. Pemberian informasi yang sungguh-sungguh dan ikhlas akan sangat diapreasi oleh pembeli. Rasa kepercayaan yang kuat akan membuat pembeli akan datang kembali, atau mungkin dalam rangka membawa saudara atau temannya.
2. Sebagai penjual ingin mendapatkan keuntungan adalah hal yang sangat wajar. Tapi sebaiknya yang wajar saja. Jangan keterlaluan. Bukan tidak mungkin pembeli sudah tahu standar harga suatu barang.
3. Pemberian diskon akan sangat menarik pembeli. Jangan bersikap pelit. Kalau memang berdiskon ya katakan ada diskon. Dan jangan diurang-kurangi diskonnya.
4. Begitu pula dengan pemberian garansi. Jika memungkinkan mengapa tidak? Pemberian garansi membuktikan tempat kita telah didatangi pembeli.
5. Ajak bicara tentang hal lain mengenai diri pembeli. Berikan pujian yang tulus bila dia atau keluarganya mendapatkan prestasi tertentu. Berikan perhatian yang familiar.
6. Usahakan menyempatkan menelpon dia bila ada waktu senggang. Bila perlu bila rumahnya masih mudah dijangkau mainlah ke rumahnya. Syukur dengan membawa buah tangan, tidak yang harus mahal, yang wajar saja harganya nanti malah mengundang tanya. Sederhana yang penting menarik.

Bila wilayah tugas kita adalah HR, adalah tugas kita mencari SDM yang bertalenta dan kompeten, dan mempunyai jiwa marketing. Kecanggihan dan kreativitas karyawan harus kita kenali. Mereka adalah asset Perusahaan. Ibarat lagu, bila perlu talenta dan powernya mudah kita aransemen. Mereka adalah pendukung riil perusahaaan. Kelebihan-kelebihan yang dimliki bisa diharapkan sebagai tali pengikat customer agar betah atau tidak lari ke kompetitor lain. Bagaimanapun pegawai kita adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan customer dan penjaga setia rahasia-rahasia perusahaan kita.


Syukur bila kita tidak hanya membuat buyer betah, tapi juga sangat bergantung kepada kita. Faktor kepuasan harus dibarengi dengan faktor kenyamanan. Meskipun itu berarti kita harus siap dengan inovasi-inovasi baru, konsep-konsep baru. Bila perlu dengan ATM (Amati Tiru Modifikasi), atau persiapkan dana untuk bereksperimen. Apalagi jaman sekarang jamannya sudah canggih. Banyak kemudahan, tapi juga banyak tekanan, harus hati-hati. Harus ada penyesuaian. Hal-hal yang konvensional bila perlu diganti dengan yang moderen. Atau ada pembenahan di sana-sini. Itu bila kita tidak ingin ketinggalan kereta. Intinya kita harus siap dan berani untuk bekerja lebih keras, belajar, dan berubah.

Guno feed
Ketika buyer berpaling bukan berarti dunia akan kiamat. Menjadi sebuah warning iya. Kita harus lebih berhati-hati. Harus memikirkan tentang semua yang mungkin terjadi. Mengeksplorasi semua pengetahuan kita. Memperdalam kewaspadaan kita. Menjadikan buyer betah sehingga tidak berpaling adalah sebuah prestasi tersendiri. Memberi kepuasan. Perlu mendapatkan apresiasi. Selamat berjuang.

Have a nice day.




NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.


 

Guno Artikel

Posting Komentar untuk "KETIKA BUYER (CUSTOMER) BERPALING, APA YANG HARUS KITA LAKUKAN?? "