Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KECEWA YANG MEMBUAT KITA TIDAK KECEWA. PERNAHKAH ANDA MENGALAMINYA?

“Kecewa” itu sesuatu yang tidak enak. Membaca tulisannya saja (kecewa) sudah menyemburatkan kengiluan di hati. Bikin malas. Tidak ingin bertemu dengan tulisan itu. Membuat hati menjadi gerah. Membuat semangat menjadi lunglai. Membuat diri menjadi males. “Kecewa” persis  mendengar lagu fales. Tidak enak didengar. Bikin pusing. Bikin mriang. Pendeknya, “kecewa”, adalah sebuah perasaan yang tidak ingin dialami oleh siapun juga.

 



Tapi apa daya, di dalam menjalani hidup rasa kecewa itu ada. Sifatnya kontraproduktif. Datangnya bisa secara mendadak, ada yang secara perlahan. Ada yang sudah merasa akan kedatangan rasa itu, ada yang tidak merasa sama sekali. Tapi ada juga yang merasa tidak kaget, jadi sudah mengambil ancang-ancang. Ada yang merasa biasa-biasa saja. Ada yang merasa trauma, bahkan ada yang merasa sudah kebal, karena biasa bertemu dengan kekecewaan.

 

Dalam menjalani kehidupan manusia pasti mempunyai keinginan. Mempunyai rencana. Mempunyai harapan. Semua sudah disusun sedemikian rupa. Sudah distrategi. Rapi dan teliti. Bahkan ada yang sudah yakin pasti sukses. Bila ternyata kekecewaan yang datang, pasti itu mengundang rasa masygul dan gundah di dalam hati. Apa yang dibayangkan tidak sesuai sengan kenyataannya. Semakin tinggi yang diharapkan semakin rasa kecewa itu semakin menyakitkan. Meskipun tidak ada rumus baku tentang itu, kenyataan itu menjadi keniscayaan. Kekecewaan berujung pada rasa sakit di dalam hati. Bikin senut-senut di kepala. Bahkan bukan tidak mungkin manusia bisa bunuh diri karena merasa sangat kecewa. Sakitnya tuh di sini..

 

Tapi disadari atau tidak, setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menghadapi rasa kecewa. Dalam menangani. Itu bisa terjadi mulai dalam merasakan kemungkinan terjadinya kegagalan, menyambut kegagalan, mengatasi kegagalan, sampai cara menyiasati kekecewaan. Manusia mempunyai talenta. Mempunyai naluri, pikir dan rasa. Dengan berbekal pengalaman yang pernah ada serta pengetahuan yang ada, ditambah mempunyai lingkungan yang mendukung, manusia dapat cepat bangkit dari rasa sakit akibat himpitan rasa kecewa yang dirasa sangat berat. Bahwa prosesnya bisa cepat atau lambat itu sangat bergantung dari berbagai hal. Baik dari unsur dalam dirinya sendiri, faktor permasalahannya, faktor sarana dan prasarananya, dan unsur dari diri orang lain.

 

Bila akhirnya dapat kembali ke situasi sedia kala saja sudah bagus. Maksudnya seperti sebelum mencanangkan pengharapan. Sebelum mencanangkan beban. Bahwa seperti tidak terjadi apa-apa, itu sudah baik. Tidak menimbulkan efek yang berarti. Tapi ya itu, meskipun berarti tidak menorehkan prestasi apa-apa. Tidak mempunyai kemajuan. Stagnan. Tidak menimbulkan kerugian tapi juga tidak menimbulkan keuntungan. Tapi sebenarnya itu rugi. Wong yang terjadi pada hari ini hanya sama dengan yang terjadi pada hari kemarin, itu saja berarti kita rugi.

 

Tapi ada manusia yang tidak ingin mempunyai kondisi seperti itu (rugi). Mereka berpemahaman “kekegagalan adalah kemenangan yang tertunda”. Jadi mereka berpendapat bahwa mereka adalah pemenang meskipun tidak pada hari ini. Oleh karena itu mereka tidak segan untuk memulai lagi usaha seperti sebelum rasa kecewa itu datang. Bahkan mereka melakukan usaha dengan lebih gigih. Lebih bersemangat. Semakin keras mereka merasa terbanting, semakin gigih mereka berusaha untuk bangkit. Semakin mereka bisa mengalahkan rasa sakit, mereka semakin puas.

 

Orang yang cerdas dan sabar tidak akan mudah terpukau oleh hal-hal yang menakjubkan, termasuk “kecewa”. Kekecewaan termasuk peristiwa “yang membuat terpukau”. Menyita perhatian. Orang biasanya merasa syok ketika kecewa. Rasa kecewa diindetikkan dengan perasaan asing yang datang menghimpit secara tiba-tiba. Namun bagi orang yang cerdas dan sabar tidak mau dikacau oleh situasi yang semrawut itu. Kesadaran mereka masih terkontrol. Jiwa tidak goyah. Kehidupan terus berjalan seperti biasa. Memang harus menyediakan waktu dan pikiran lagi untuk menata kembali apa yang tadi membuat kecewa. Tapi kegagalan bukan berarti mematikan segalanya. Kecuali memang berniat berganti haluan atau pemikiran.

 


Kegagalan dapat memacu kecerdasan orang. Dapat merangsang talenta dan membuat strategi baru. Mereka bertindak lebih hati-hati dan secara teliti. Mereka tidak suka mencari kambing hitam. Apalagi menimbulkan rasa dendam. Menimbulkan kegaduhan. Itu hanya akan menambah permasalahan dan mencari penyakit saja.

 

Ada yang sangat menyadari, rasa kecewa justru mereka mempunyai peluang untuk berlatih tentang sesuatu lagi. Mereka malah sangat menyadari, semakin cepat bertemu dengan rasa kecewa semakin banyak kehidupan yang tidak berguna untuk dihilangkan. Ketika kita mau belajar menerima daripada berharap, kedepan akan lebih sedikit menerima kekecewaan. Merasakan kecewa boleh saja, tapi jangan terlalu lama, hanya akan membuang waktu dan tidak menghasilkan apa-apa. Hidup itu singkat, terlalu sayang bila kita menghabiskan banyak waktu hanya untuk bersedih karena kecewa.

 

Tidak dipungkiri, rasa kecewa dapat membuat luka. Namun balas dendam yang baik adalah membuat diri kita semakin baik. Bill Gates mengatakan “Kesuksesan adalah guru yang jelek, hal itu justru membuat orang cerdas berpikir bahwa mereka ke depan tidak lagi gagal”. Rasa kecewa membuat kita semakin kreatif, mempertajam kompentensi, memperluas talenta, dewasa dalam bersikap, tabah, dan realistis dalam menerima kenyataan. Henry Ford mengatakan “Kegagalan adalah satu-satunya kesempatan untuk memulai segalanya dengan lebih cerdik”. Betapapun, kekecewaan membuat kita untuk mau belajar, mengobservasi segala hal yang positif dalam diri kita, dan membuat kita bersiap menjadi kuat. Kecewa adalah sebuah batu sandungan yang membuat kita menjadi lebih waspada, cerdas, dan bertindak lebih hati-hati.  Kebanyakan bagi seseorang, keberhasilan datang setelah  kekecewaan terbesar mereka. Jangan biarkan kekecewaan menghacurkan harapan. Sesunguhnya Tuhan menyukai hambanya yang berdoa meski pernah dikecewakan.


Have a nice day.


NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.

Posting Komentar untuk "KECEWA YANG MEMBUAT KITA TIDAK KECEWA. PERNAHKAH ANDA MENGALAMINYA?"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel