Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

City of angel

 Di literatur Islam ada dikenal kisah malaikat Harut dan Marut. Keduanya adalah malaikat yang diijinkan Tuhan untuk berubah menjadi manusia. Ada dalam salah satu episode (ada beberapa perbedaan cerita) dikisahkan setelah berubah menjadi manusia mereka mengalami proses dan takdir sebagai manusia. Termasuk masalah cinta. Jatuh cinta. Saya tak hendak mengupas masalah ini lebih jauh, tapi tentang kisah film yang mengisahkan sesosok malaikat yang menjelma menjadi seorang manusia.

Adalah film city of angel yang dibuat pada tahun 1998, disutradarai oleh Brad Silberning, dibintangi oleh Nicholas Cage dan Meg Ryan serta berlokasi shooting di California Amerika. Film ini sesungguhnya merupakan remake longgar film Wim Wenders yang dibuat pada tahun 1987 dan dibuat di Berlin Jerman. Film City of angel sendiri pada waktu itu menghasilkan Box Office sejumlah 198,7 US Dollar.

Diceritakan adalah sesosok malaikat yang bernama Seth yang merupakan kurir Tuhan (messinger). Tugasnya mendampingi (bukan mencabut nyawa) orang yang akan meninggal dunia. Ada anak-anak maupun orang dewasa, tidak terkecuali berjenis kelamin apa.

Suatu ketika, saat dia mendampingi orang yang akan meninggal, dia melihat begitu kecewanya seorang dokter wanita yang bertugas mengoperasi si pasien tersebut. Si pasien akhirnya memang meninggal dunia, sehingga si malaikat Seth merasa terenyuh kasihan melihat kekecewaan dokter Maggie si dokter wanita tadi (diperankan dengan sangat apik oleh Meg Ryan). Sebagai malaikat si Seth tidak dapat berbuat apa-apa, hanya menjalankan tugas. Anehnya dia merasa sempat bertatap mata dengan dokter Maggie, meskipun si dokter ya merasa tidak bisa melihatnya di saat itu. Bahkan ketika tangannya di sentuh Seth ketika mencoba membuang kesedihannya saat duduk di sebuah tangga penghubung ruang di rumah sakit . Tapi di kesempatan lain ternyata bisa melihat si Seth. Si malaikat lain teman si Seth, Cassiel (diperankan Branger) sudah menduga itu adalah suatu pertanda dari Tuhan bahwa si Seth akan menerima takdir yang entah bagaimana bentuknya dengan Maggie si dokter itu.

Takdir itu ternyata datang juga. Si dokter Maggie akhirnya dapat melihat Seth secara terus menerus. Bahkan mereka bisa bersentuhan. Bisa berkomunikasi. Disitulah sesuatu yang tidak mungkin terjadi menjadi mungkin terjadi.

Tapi penulis skenario terlihat sangat konsisten dan jeli dalam menghadirkan dialog-dialog antara sesosok malaikat dan seorang manusia. Dialog yang membumi, masuk akal, dan rumit. Ini sangat penting untuk menjaga dialog yang logis alias masuk akal. Hal ini juga penting untuk menjaga stabilitas emosi dan rasa keingintahuan penonton. Termasuk menggambarkan bagaimana perasaan hati si Seth ketika dilanda perasaan cemburu tapi dapat mengendalikan rasa marahnya. Adanya kejadian ajaib alias tidak masuk akal dalam sebuah film boleh saja, tapi jangan sampai berjalan di luar nalar kita. Meskipun begitu bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin bukan?

Cerita terus bergulir. Suatu saat si Seth mendapat tugas mendampingi seorang pasien yang dirasa akan meninggal, pria ini bernama Nathaniel (diperankan Dennis Frans), tanpa diduga si Nathaniel bisa melihat dan tahu siapa si Seth. Tahu dimana para malaikat suka berkumpul dan apa yang dilakukan. Tentu saja si Seth sangat kaget bukan alang-kepalang. Bagaimana bisa?

Berceritalah si Nathaniel ini. Dulu dia juga sesosok malaikat seperti si Seth. Dia jatuh cinta pada seorang wanita, terus punya anak, bahkan cucu. Mereka hidup bahagia sebagaimana manusia pada umumnya. Memang sebagai manusia umur bisa makin tua, lapar, kenyang, sehat, sakit, kaya, miskin, pokoknya seperti orang pada umumnyalah. Si malaikat Seth bertanya apakah dia tidak berterus terang kepada istrinya? Dijawab, semula Nathaniel juga ingin berterus terang kepada keluarganya, tapi setelah ditimbang-timbang itu tidak perlu, toh yang paling penting adalah kebahagiaan yang dirasakan. Dia merasa tidak peduli. Si malaikat Seth tercenung. Bukankah itu yang selalu dirasakan dan dipendam dalam hatinya selama ini? Ingin hidup berdampingan dan berbahagia dengan Maggie? Memang seperti yang sudah dijelaskan oleh Nathaniel, semua itu tergantung keputusan si Seth. Dan tentu saja semua akan mengandung kosekwensi.

Lha, caranya beralih jadi manusia bagaimana? Dijelaskan oleh si Nathaniel yaitu melompat terjun ke bawah dari suatu ketinggian. Dan karena sudah menjadi kemantapan dan menjadi kesungguhan hati, itulah yang dilakukan Seth.

Dia menjatuhkan diri dari suatu ketinggian gedung, jatuh di sebuah bangunan yang sedang dalam perbaikan. Dia terluka dan berdarah, tapi dia malah tertawa senang. Dia telah sempurna menjelma sebagai seorang manusia. Konsekwensi yang dialaminya lapar, terluka, lelah, dan tidak punya uang. Akibatnya ketika mencari Maggie dia harus jauh berjalan kaki yang jaraknya relatif cukup jauh. Sempat juga dapat tumpangan truk, lalu jalan lagi. Padahal kemarin cukup hanya dengan terbang begitu saja, dan bisa sangat cepat nyampainya. Ulahnya yang dianggap konyol itu ya sempat dilihat temannya yang masih berupa malaikat.

Arah mencari Maggie ke rumah sakit tempat Maggie bekerja adalah tujuannya. Sayang Maggie sedang cuti. Sempat ketemu dengan seorang dokter wanita teman Maggie. Dokter itu sempat bingung karena Seth tahu namanya padahal baru pertama kali bertemu. Akhirnya si dokter wanita itu memberi tahu bahwa Maggie pergi ke sebuah danau dimana di situ ada rumah peristirahatan milik pamannya. Seth mengira Maggie pergi dengan dr Jordan si pacar Maggie. Namun Seth tetap pergi ke sana dalam keadaan fisik dan hati yang terluka.

Ternyata Maggie pergi sendirian karena dia juga telah merasa sudah jatuh cinta kepada Seth. Apalagi setelah dia telah tahu betapa perjuangan Seth untuk berubah menjadi manusia demi bisa mendapatkan Maggie si pujaan hati.

Singkat cerita mereka toh tidak bisa berkumpul lama dalam arti hidup bersama. Kecelakaan maut telah memisahkan mereka. Maggie tewas dalam pelukan Seth. Sirna sudah impian Seth untuk hidup bahagia berdampingan dengan Maggie dalam waktu yang lama.

Hikmah cerita ini:

Sebagaimana dikisahkan dalam kitab suci banyak malaikat tercipta dan bertebaran dimana-mana dengan seijin Tuhan. Pun Tuhan bisa berbuat apa saja, dari yang tidak mungkin menjadi mungkin, termasuk merubah sesosok malaikat menjadi seorang manusia. Ada pesan yang jelas di situ, kita bisa jadi apa saja, di mana saja, dan kapan saja, asal Tuhan mengijinkan pasti bisa dengan syarat dan ketentuan berlaku. Tuhan tinggal wait anda see. Tinggal kita yang menjalaninya seperti apa. Kita boleh punya keinginan, tapi jangan lupa Tuhan juga punya keinginan. Apa maunya kita, bisa beda dengan apa maunya Tuhan. Tidak harus sama, meski ya bisa sama. Tinggal kita bisa tabah tidak dalam menjalaninya. Satu hal yang jelas, jangan pernah mengeluh akibat ulah kita. Tetap bisa beriman atau tidak? Ikhlas atau tidak? Tapi pasti ada yang berpendapat, bagaimanapun kita harus berusaha. Bukankah begitu?


 




*****

NB: Jadilah Follower blog ini dan berilah komentar. Silahkan sebar alamat sittus ini. Selama ada ide insyaallah ada tulisan baru. Terima kasih mengunjungi Perpustakaan kami.

 

Posting Komentar untuk "City of angel"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel