Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya tidak lagi dianggap bahaya. Bukankah itu bahaya?

Bahaya terbesar dalam hidup adalah ketika bahaya tidak lagi dianggap lagi bahaya. Ini bukan permainan kata-kata tapi sungguhan. Bahaya diindentikkan sebagai sesuatu yang dapat berakhir pada sesuatu yang merugikan. Pada sesuatu yang seharusnya dihindari. 


Manusia hidup penuh dengan kesibukkan, penuh dengan rencana ini rencana itu. Belum lagi satu rencana selesai dituntaskan, sudah muncul masalah lain yang notabene manusia harus membuat rencana lagi. Itu saja masalah yang muncul terkadang datang tidak sendirian tapi ditemani oleh dua atau tiga masalah yang lain. Dengan begitu rencana yang harus dibuat dua atau tiga rencana yang lain dan yang berlainan. Dengan kata lain yang namanya rencana menjadi bertumpuk-tumpuk. Karena bertumpuk-tumpuk akhirnya si manusia itu malah menjadi malas untuk fokus berfikir. Tapi ada juga yang dapat terus tetap berkonsisten dan berkomitmen.

 

Memang semua tergantung pribadi manusianya. Tergantung cara berpikirnya, cara pandangnya, cara pemahamannya. Ada yang malah merasa menjadi tantangan, menambah wawasan, dan menjadi kaya mempunyai cara memberikan solusi. Ada yang menghadapinya dengan biasa saja, tanpa ada greget. Ada yang bersikap masa bodoh.

 

Mengambil solusi yang berbeda tentu menghasilkan penerimaan yang berbeda pula. Walau sangat disadari bahwa persiapan pengambilan solusi sangat menyangkut ketepatan dan ketegasan ketika menambil keputusan. Sebelum keputusan diambil tentu sudah melalui berbagai hal, antara lain: data yang akurat, fakta, informasi dari kanan kiri, dan dari berbagai alternatif solusi yang ada. Pengambilan keputusan dalam bersolusi tentu yang sudah bersifat akurat. Tidak spekulatif, tidak asal-asalan.

 

Permasalahan tentu ada yang dirasa berat, ada yang dirasa ringan. Tapi dapat dipastikan permasalahan itu tentu mengikuti kehidupan seseorang. Mengikuti situasi dan kondisi seseorang. Itulah makanya permasalahan setiap orang menjadi berbeda-beda. Begitu juga bahaya yang ditimbulkan. Yang mengintip dari berbagai permasalahan yang ada. Meskipun ada juga bahaya yang bisa terjadi secara umum, misal kebiasaan merokok. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, kebiasaan merokok ada ancaman bahaya di situ terkait kesehatan kita. Toh pada kenyataannya ada yang menyikapi bahayanya dengan serius, tapi ada pula yang menyikapinya bahaya yang ditimbulkan wajar-wajar saja, biasa-biasa saja. Dengan kata lain: Bahaya tidak lagi dianggap bahaya.

 

Itu masih dalam permasalahan yang umum, yang jelas di keseharian, ruang lingkup yang sering dihadapi. Bagaimana bila menyepelekan masalah yang besar? Yang berkonswekensi yang besar? Yang dampaknya langsung dirasakan? Permasalahan yang terkait dengan pekerjaan? Dengan kehidupan? Tentu bahaya yang ditimbulkan dapat berdampak serius, utamanya dalam menjalani kehidupan.


Bahaya tidak dianggap lagi bahaya adalah sebuah sikap sembrono. Karena betapapun kita harus selalu berusaha meminimalisasi timbulnya bahaya yang dapat mengancam kelangsungan hidup kita. Kehidupan harus terus berjalan, meskipun kendala (permasalahan) berpotensi dapat muncul sewaktu-waktu. Yang bentuk permasalahannya dapat beraneka warna. Datang dari kanan kiri. Bisa berwujut begini, atau berwujud begitu. Yang pada akhirnya harus memunculkan solusi begini atau begitu. Yang tentu saja semua itu akan memakan waktu, menguras enerji pikiran dan tenaga, yang bukan tidak mungkin mengeluarkan beaya.

 

Bagaimanapun lebih baik mencegah daripada mengobati. Bagaimana dengan anda?




 

*****

NB: Jadilah pengikut blog ini dan agar tidak ketinggalan setiap ada artikel baru. Beri komentar dan silahkan disebarkan. Selama ada ide insyaallah setiap sepekan ada tulisan baru.  Seringlah menjenguk situs ini. Jangan lupa klik tulisan Subscribe Us. Terimakasih telah mengunjungi perpustakaan kami.

Posting Komentar untuk "Bahaya tidak lagi dianggap bahaya. Bukankah itu bahaya?"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel