SELFIE YANG INI SANGAT TIDAK BAIK
Seperti yang kita ketahui belum lama ini Gunung Semeru meletus yang menyebabkan ribuan warga di sekitar tempat tersebut harus mengungsi.Tentu saja hal ini sangat merepotkan warga, terutama yang rumah maupun area kebun dan sawahnya terdampak terkena bencana. Entah berapa rupiah besarnya kerugian yang harus ditanggung warga. Namun alhamdulilah sifat gotong royong yang diwariskan oleh para leluhur kita masih kuat mengikat di hati sanubari rakyat Indonesia, dan dimana-mana sibuk digalakkan aksi sosial yang bersifat spontanitas untuk mengumpulkan dana (uang) dan bahan pangan serta barang pantas pakai untuk dikirimkan ke daerah bencana sana.
Tentu saja adanya kegiatan spontanitas gerakan sosial ini sangat patut disyukuri. Karena ditengah semaraknya era berkembangnya sikap hedonisme dimana setiap orang berpikir tentang kepentingan dan kebutuhan dirinya sendiri, ternayata masih banyak orang yang mau bersifat sosial, yang mau memikirkan nasibnya orang lain yang sedang menderita kesusahan dan menemui kemalangan. Hal itu tentu sangat membahagiakan dan membanggakan hati kita semua.
Namun di sisi lain ada juga orang yang bertindak menyebalkan dan membangkitkan rasa kemarahan kita, yaitu adanya segelintir orang yang pergi ke lokasi itu untuk berselfi ria. Mereka beranggapan lokasi itu sebagai lokasi wisata dadakan yang menarik untuk berselfi ria. Sebuah tempat yang menarik untuk mejeng. Barangkali benar keberangkatan mereka ke sana juga akan memberikan sumbangan, namun melakukan selfi ria adalah tentu merupakan suatu perbuatan yang menusuk perasaan hati mereka yang sedang dirudung penderitaan dan kemalangan itu. Tak kurang Bupati Lumajang juga sempat ngamuk mendengar kegiatan berselfi ria tersebut.
Tidak hanya di Lumajang, kegemasan tindakan suka berselfi ria juga disampaikan oleh ulama syekh Prof. Dr. Sulaiman Ar-Ruhaili mendadak sempat menghebohkan jagat media sosial dengan menyindir jemaah haji Indonesia yang gemar selfie di depan Masjid Nabawi, Madinah. Di sisi lain jemaah Indonesia juga suka berselfi ria di dalam Masjidil Haram dan dibagikan ke teman atau kerabatnya denganditambahi tulisan: "kapan ya, bisa kembali ke sini, atau tulisan: Ingin kembali datang lagi ke sini". Di sadari atau tidak unggahan gambar seperti itu dapat dikategorikan sedang pamer dan tentu saja dapat menusuk perasaan bagi orang Islam yang tidak mampu pergi ke sana. Padahal menurut Nabi Muhmmad SAW menganjurkan bagi mereka agar sedekah memberikan makan bagi orang miskin lebih bermanfaat dan mendatangkan pahala daripada berpamer diri. Tapi ketika saya jatuh sakit ada seorang teman wanita saya anggota PHRD yang sedang melakukan umrah, memfoto sebuah kertas putih dengan berlatar Ka'bah dan ada tulisannya dengan tulisan yang berhuruf besar dengan tulisan tangan dari sebuah spidol hitam yang bertuliskan "YA ALLAH SEMBUHKANLAH PAK GUNO". Tentu saja perbuatan itu membuat saya terharu sekali. Dan saya sangat meyakini kalau tulisan itu hanya dikirim via WA hanya kepada saya saja bukan untuk dipamerkan ke orang lain. Dan saya sungguh tidak tahu perbuatannya itu apakah berdosa atau berpahala.
Bisa dipahami bagi mereka yang berselfi ria tindakan itu dilakukan karena berpikir "mumpung ada di sana", sebuah frasa kata yang memungkinkan kita dapat merasa prihatin bila ada orang yang berpegang pada frasa kata itu, sebab dapat membawa orang berorientasi berpikir dan bersikap negatif. Contoh yang paling gampang adalah timbulnya kasus korupsi dimana hanya bermodal pada sebuah kondisi "mumpung saya ada di sana". Di "tempat biasah" itu. Jika benar demikian halnya, maka pantas saja korupsi dapat terus tumbuh subur merajalela seperti "mati satu tumbuh seribu". Bayangkan jika virus ini menjangkiti banyak pemikiran orang, betapa malangnya negeri ini. Karena lantas banyak orang yang memiliki sikap bodoh dan malas serta tidak tahu malu. Mereka menyandarkan hidupnya (bila perlu bersama keluarganya), dengan jalan mengemis kepada uang rakyat. Kejayaan hidupna dibeayai dari hasil korupsi. Itu saja mungkin ada yang berpikir aneh, ketika dia tertangkap dan disumpahi orang banyak dia akan berkata: "Enak saja kamu ngomong, coba bila kamu di tempat itu, paling kamu juga akan berbuat sama saja." Ini payah kan? Menyamakan bahwa setiap orang mempunyai pikiran negatif seperti dirinya.
Have a nice day.
Posting Komentar untuk "SELFIE YANG INI SANGAT TIDAK BAIK"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.